Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
UBH dan 7 Perguruan Tinggi Se-Sumbar Perkuat Kerjasama Dengan Posdaya Damandiri.
Sabtu, 20 September 2014 Informasi Kampus

UBH dan 7 Perguruan Tinggi Se-Sumbar Perkuat Kerjasama Dengan Posdaya Damandiri.

8 Perguruan Tinggi di wilayah Sumatera Barat dan Muaro Bungo Jambi memperkuat kerjasama dengan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), hal itu dituangkan dalam bentuk penandatangan nota kesepahaman pelaksanaan program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dengan di Aula Balairung Caraka Kampus 1 Universitas Bung Hatta, Sabtu (20/9).

Prof. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri menandatangani Mou tersebut dengan para Rektor dari Universitas Bung Hatta, Universitas Muh.Yamin Solok,Universitas Eka Sakti, Universitas Muaro Bungo, STAIN Padang Panjang, ISI Padang Panjang, IAIN Imam Bonjol dan STIKES Amanah Padang.

Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman tersebut, diharapkan para akademisi ikut berpartisipasi meningkatkan keberhasilan pelaksaan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Rektor Universitas Bung Hatta Prof.Dr. Niki Lukviarman, SE,Akt.,MBA sebagai tuan rumah dalam sambutannya menyebutkan, bahwa perguruan tinggi dan sekolah tinggi sebenarnya telah mewujudkannya melalui program Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Pada Masyarakat (KKN-PPM), khususnya mahasiswa., tak ketinggalan pula para dosen pengajar yang juga ikut melakukan pengabdian lewat berbagai macam pengabdian pada masyarakat.

“Dengan kerjasama ini tidak hanya sebagai wadah untuk bertukar hasil riset dan pengabdian kepada masyarakat. Lebih dari itu, upaya peningkatan pemberdayaan keluarga ini diharapkan dapat menjadi bagian dalam membangun masyarakat baru yang lebih maju dan sejahtera”, ujar Niki.

Sementara Ketua Yayasan Damandiri Prof. Haryono Suyono, dengan penuh gurau dalam memaparkan program pembentukan posdaya menjelaskan, bahwa mulanya posdaya ditujukan untuk menggalakkan kembali budaya gotong royong di kalangan masyarakat pedesaan. Dengan sistem gotong royong tersebut masyarakat dari keluarga mampu didorong untuk mengangkat kesejahteraan keluarga prasejahtera.

“Kalau ruh gotong royongnya agak mundur disegarkan lagi agar keluarga kaya ikut menarik kesejahteraan keluarga miskin, dan kata keluarga miskin kita haluskan dengan kata keluarga prasejahtera” katanya.

Disebutkan Haryono, kegiatan posdaya diukur dari besarnya tingkat partisipasi masyarakat didalamnya. Ukuran keberhasilan program dilihat dari tingginya partisipasi warga terutama dari keluarga miskin.

Saat ini sudah ada 250-an Perguruan Tinggi dan 35.000-an posdaya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Harapannya sinergi dengan perguruan tinggi melalui program KKN tidak hanya berhenti dalam pembentukan posdaya, tetapi mengisi posdaya.

"Posdaya juga bisa menjadi forum silaturahmi, komunikasi, informasi, edukasi, advokasi sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Harapan kami, semoga semua persoalan-persoalan tersebut bisa dituntaskan," ujarnya.

Sementara, panitia pelaksana Ir. Indra Khaidir,MT menjelaskan posdaya terbentuk dari upaya yang timbul dari kesadaran masyarakat sendiri yang secara cerdas untuk mengentaskan kemiskinannya. Bukan mengandalkan berbagai bantuan yang hanya bertujuan memanjakan. Dengan Posdaya, masyarakat juga terus dilatih untuk menumbuhkan semangat dalam berkreatifitas agar keterampilannya semakin tercipta.

“Untuk keberlanjutannya, baik pemerintah, masyarakat, universitas, LSM, dan berbagai perusahaan sudah seharusnyalah mendukung, bahkan memperluas posdaya di seluruh pelosok nusantara ini” harap ketua Pengelola KKN-PPM UBH ini.(**Indrawadi-humas UBH)