Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Rektor Universitas Bung Hatta Jadi Pembicara Paralel Forum Rektor Indonesia 2016
Kamis, 11 Februari 2016 Informasi Kampus

Rektor Universitas Bung Hatta Jadi Pembicara Paralel Forum Rektor Indonesia 2016

Rektor Universitas Bung Hatta Prof Dr Niki Lukviarman, SE Akt MBA CA menjadi pembicara dalam Temu Tahunan ke-17 Forum Rektor Indonesia 2016 yang berlangsung di Universitas Negeri Yogyakarta pada 19-31 Januari 2016 lalu.

Dalam kesempatan itu Rektor Universitas Bung Hatta tampil sebagai pembicara dalam sidang komisi paralel yang terdiri dari paparan dan pembahasan mengenai menjadikan Indonesia poros maritim dunia yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH, M.Hum. Hasil dari sidang komisi ini akan dibuatkan rekomendasi kebijakan yang akan disampaikan kepada pemerintah.

Niki menyampaikan forum rektor indonesia ini dibentuk untuk dapat mendorong perguruan tinggi di Indonesia dapat memposisikan dirinya dalam memberikan pandangan yang jauh ke depan dalam merespon persoalan bangsa. Dengan forum ini diharapkan para pimpinan perguruan tinggi di Indonesia mampu membuat rumusan solusi terhadap penyelesaian masalah nasional. “Dalam forum ini juga Rektor Universitas Bung Hatta telah ditunjuk sebagai Dewan Pertimbangan, “ ujarnya.

Dalam paparannya, Niki menyampaikan mengenai signifikansi Indonesia menjadi poros maritim dunia, kebijakan Indonesia menjadi poros maritim dunia, peluang, ancaman dan kendalanya, peran perguruan tinggi hingga program strategis.

“Terkai dengan peran perguruan tinggi tentunya bertumpu dari tridharma perguruan tinggi yang bertujuan untuk menghasilkan sumberdaya manusia untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya dan jasa lingkungan laut, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan rekayasa dalam rangka ekplorasi, eksploitasi dan Peningkatan nilai tambah sumberdaya dan jasa lingkungan laut. Kemudian memberikan pencerahan (enlightment) dan mendorong terwujudnya pemanfaatan sumberdaya dan jasa lingkungan laut yang berkelanjutan,” tambahnya.

Menurut dia, peran pengembangan program poros maritim konsep poros maritim belum menyentuh bagian barat pulau sumatera, arah barat Indonesia juga akan memainkan peranan penting dalam poros maritim dimasa depan, karena samudera hindia merupakan masa depan dunia.

Dengan ditunjuknya Indonesia sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2015 – 2017, pantai barat sumatera akan menjadi tujuan utama transportasi laut oleh negara negara
IORA. Untuk itu perlu memasukkan salah satu jalur tambahan dari barat Sumatera/konetivitas barat seperti di Pelabuhan Teluk Bayu Padang.

“Terdapat beberapa program yang dapat dilaksanakan dari berbagai seketor dalam menajdi Indonesia sebagai poros maritim dunia meliputi porgram dari budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut pengembangan industri bioteknologi kelautan, infrastruktur dan konektivitas maritim hingga diplomasi maritim peningkatan kerjasama internasional,” imbuhnya.

Sementara itu, Niki menyebutkan untuk program strategis jangka pendek dengan membangun armada angkatan laut strategis (blue water navy) dan pengembangan kapal induk (segala jenis kapal selam).

Untuk program strategis jangka panjangnya Indonesia mutlak perlu meningkatkan kemampuan militernya. Ini penting karena dengan militer yang kuat, maka posisi tawar akan meningkat.
sebagai pemimpin alamiah kawasan, Indonesia dituntut mampu memainkan perannya sebagai penjamin rasa aman bagi para tetangganya, khususnya negara-negara yang tertekan terkait klaim wilayah di laut china selatan.

“Optimalisasi reformasi birokrasi, termasuk berbagai aturan yang menghambat investasi. Indonesia harus lebih memacu peningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka lebih memacu daya saing. Special economic zone ala china yang di negaranya terbukti sangat efektif, mungkin bisa dijadikan role model untuk diterapkan,” tutupnya. (**Ubay-Humas UBH)