bunghatta.ac.id - Nilai TOEFL diatas 400 point adalah dambaan bagi setiap orang yang akan mengikuti ujian skripsi atau tesis, dan untuk melamar menjadi pegawai negeri ataupun lapangan pekerjaan lainnya.

Namun sebelum menempuh test TOEFL dibutuhkan sebuah persiapan untuk mendapatkan nilai diatas rata-rata sesuai dengan kualifikasi sebuah instansi. Dengan persiapan yang tepat dan terarah maka hasil yang akan diperoleh akan lebih maksimal dengan intensitas yang lebih padat dan kualitas pembelajaran yang lebih memfokuskan pada konteks TOEFL yaitu structure, grammatical, reading, listening, and writing.

Prof.Dr. Niki Lukviarman, Rektor UBH dalam sebuah kesempatan menyebutkan, bahasa Inggris adalah bahasa pengantar yang dipakai dalam komunikasi internasional, maka penguasaan bahasa Inggris menjadi suatu keharusan bagi individu yang ingin aktif di kancah global.

“Tak heran, makin banyak proses admisi perguruan tinggi atau rekruitmen karyawan mensyaratkan agar para kandidat menunjukkan bukti penguasaan bahasa Inggris yang antara lain berupa nilai TOEFL”, ujar Niki.

Ditambahkan Niki, sebetulnya TOEFL tidaklah terlalu sulit, namun karena standardnya beragam. Bahkan seseorang yang sangat fasih bercakap bahasa Inggrispun perlu banyak mengakrabi struktur test TOEFLterlebih dahulu untuk memperoleh hasil optimal, karena tidak banyak orang yang bisa menjalani test ini dengan hasil memuaskan pada kali yang pertama.

“Saya saja yang pernah 6 tahun lebih di luar negeri, di tes TOEFL hari ini, kurang yakin akan langsung lolos”, imbuhnya. Untuk itu kata Niki, orang perlu banyak berlatih, yakni berlatih mengerjakan soal TOEFL serta mengulang-ulang topik yang belum dikuasai.

Untuk mempersiapkan diri lebih baik dalam menghadapi test TOEFL, UPT PPBA Universitas Bung Hatta melaksanakan program Preparation Course for the TOEFL Test, untuk mahasiswa UBH yang akan mengikuti ujian skripsi/tesis.

Program ini memiliki dua pendekatan yakni pertama memusatkan perhatian pada peningkatan skill bahasa Inggris, peserta berlatih dengan vocabulary-building, critical-listening serta critical-reading. Fokus yang kedua adalah mempertajam test-taking skills yang akan membantu dalam pencapaian skor.

Sementara itu, Ka BAAK-UBH Hendra Kusuma,S.Pi,MSi di ruangan kerjanya, Kamis,17/10 menyebutkan,sebanyak 136 mahasiswa UBH yang akan mengikuti wisuda ke 60 nanti telah mengikuti Preparation Toefl sebelum tes Toefl.

“Semuanya sudah mengikuti tes toefl dengan skor di atas 400, sesuai dengan peraturan akademik UBH tahun 2004, dan mereka berhak untuk mengikuti wisuda”, jelas Hendra.

Ditambahkan Hendra, kedepan Preparation Toefl bagi mahasiswa UBH akan di laksanakan secara reguler dan biayanya akan di subsidi universitas.

“Sekarang pihak pimpinan Universitas juga merencanakan untuk mahasiswa baru, preparation toefl ini akan di masukkan ke bagian soft skill, dimana setiap mahasiswa sebelum wisuda harus mengumpulkan minimal 60 point kegiatan kemahasiswaan, penyelenggaraannya bisa saja di sesuaikan nanti dengan krida masing-masing Fakultas” imbuh Hendra. (**Indrawadi-Humas UBH)

Dibaca: 3180 | Sharing: