Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Senin, 11 Juli 2005 Keteknikan

Strategi Pencegahan Sampah/Limbah

Mencegah penyakit lebih baik dari pada mengobatinya. Kata bijak ini juga bisa digunakan dalam strategi penanganan sampah yakni mencegah terbentuknya sampah lebih baik dari pada mengolah/memusnakan sampah. Karena bagaimanapun mengolah/ memusnahkan sampah pasti akan menghasilkan jenis sampah baru yang mungkin saja lebih berbahaya dari sampah yang dimusnakan.

Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Bila sampah ini masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah kelingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan.

Ada empat sumber pencemar utama dimuka bumi ini yakni : (1) aktifitas alam seperti bunyi, getaran dan gas yang dikeluarkan gunung berapi, debu akibat tiupan angin, sampah akibat bawaan banjir dan lain-lain, (2) aktifitas industri/pabrik seperti asap, bau, zat kimia dan bunyi yang dihasilkan industri/pabrik, (3) aktifitas transfortasi seperti asap, sisa minyak pelumas dan bunyi kedaraaan, dan (4) aktifitas sektor rumah tangga seperti sisa dan kemasan masakan/minuman, emisi gas asap dan lain-lain.

Dari keempat sumber pencemar tersebut aktifitas sektor rumah tangga merupakan sumber pencemar yang paling besar dan sulit dikendalikan. Untuk itu aktifitas sektor rumah tangga harus mendapatkan perhatian yang serius agar pembentukan sampah dari sektor ini dapat diminimalkan.

Ada dua langkah utama yang dapat dilakukan untuk menekan terbentuknya sampah pada sektor rumah tangga yakni langkah pertama menghindari penggunaan zat kimia, energi atau makhluk hidup yang berdaya guna rendah serta cenderung merusak dalam aktifitas rumah tangga. Upaya konkrit yang dapat dilakukan untuk menunjang langkah ini antara lain menggunakan bahan baku masakan/minuman berkualitas baik, mengefisienkan penggunaan bahan dan energi (menghindari terbentuknya sisa makanan dan energi), hindari penggunaan aditif dan lain-lain.

Langkah kedua adalah dengan memperbaharui teknologi pengolahan dan pengemasan makanan/minuman yang digunakan. Beberapa upaya konkrit yang dapat dilakukan adalah menggunakan alat memasak dengan karakteristik pembakaran yang baik agar emisi gas asap dapat diminimalkan (bila perlu berikan subsidi kepada masyarakat untuk memiliki alat memasak berkualitas baik tersebut), menghindari penggunaan kemasan secara berlebihan bila harus menggunakan kemasan gunakan kemasan yang mudah dimusnakan atau dapat didaur ulang dan lain-lain.

Bila upaya menekan pembentukan sampah ini sudah optimal dilakukan namun sampah masih terbentuk maka upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan mendayagunakan sampah sebelum dibuang ke lingkungan. Caranya dengan, mengelompokkan sampah, mendaurulang sampah, memanfaatkan sampah dan melokalisasi sampah.

Di negara-negara maju, biasanya sebelum sampah dibuang dilakukan pengelompokkan sampah berdasarkan jenis dan wujudnya sehingga mudah untuk didaurulang dan/atau dimanfaatkan.

Bila setelah dikelompokkan, didaurulang dan/atau dimanfaatkan masih ada sampah yang tersisa maka sampah tersebutpun harus dilokalisasi pada suatu tempat yang aman untuk selanjutnya dimusnakan.

Jangan sampai sampah yang belum diolah masuk ke lingkungan (misalnya mencemari sungai, mencemari udara dan mencemari tanah), karena pengolahannya akan menjadi lebih sulit dan dapat merusak kualitas lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak buruk pada penghuni lingkungan itu sendiri.

Pemerintah kota Padang yang sudah berulang kali berhasil meraih prediket kota bersih jangan sampai lupa diri bahwa strategi penanganan sampah yang dilakukan sekarang sebenarnya masih bersifat pengolahan (dimana sampah dibiarkan terbentuk, kemudian dikumpulkan lalu dimusnakan) belum lagi bersifat pencegahan (dimana sampah dicegah untuk terbentuk).

Dimasa yang akan datang pemerintah kota beserta instansi terkait harus memulai mensosialisasikan dan mengimplementasikan strategi pencegahan pembentukan sampah ini agar kota Padang tetap menjadi kota bersih.



Pasymi, ST.MT.
Dosen Teknik Kimia Univ Bung Hatta