Detail Artikel

Rabu, 15 Maret 2006

Menjaga Lidah
“Semua hal yang dibicarakan oleh seseorang hamba bisa mencelakakanya, kecuali tiga jenis ucapan: mengingat Allah, amar ma’ruf nahil munkar, dan menyelesaikan masalah di antara dua orang mukmin”
(Muhammad Rasulullah SAW.)

Maha Suci Allah yang telah menganugrahi manusia dengan sepotong lidah. Lidah merupakan sepotong daging tak bertulang yang terdapat di dalam rongga mulut manusia dan hewan yang berfungsi utama sebagai indera pengecap dan organ komunikasi yang amat penting. Ia terLetak di dalam rongga mulut dan dipagari dua baris gigi yang mengisyaratkan supaya manusia berhati-hati menjaga lidah dan apa yang diucapkan lidah. Ada pepatah menyatakan “Jika pedang melukai tubuh ada harapan akan sembuh, jika lidah melukai hati kemana obat akan dicari”.

Lidah merupakan organ tubuh yang paling mulia setelah hati, kedudukannya ibarat juru bicara. Lidah merupakan organ tubuh yahg selalu lunak, lembut dan senantiasa basah. Mencermati letak dan susunan anatomi lidah, paling tidak ada tiga fungsi lidah, yaitu indera pengecap, sebagai organ pencernaan dan organ pembentuk huruf (organ komunikasi).

Lidah tersusun dari otot-otot dan dipemukaannya dilapisi lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjer lendir. Selain itu terdapat reseptor pengecap berupa kuncup. Kuncup pengecap dapat membedakan empat macam rasa yaitu rasa manis, pahit, asam dan asin. Kuncup rasa manis lebih banyak terdapat di ujung lidah, kuncup rasa asam lebih banyak terdapat di tepi depan kiri kanan lidah, kuncup rasa asin banyak terdapat di tepi belakang kiri kanan lidah dan kuncup rasa pahit banyak terdapat di pangkal lidah. Oleh karena itu, rasa pahit obat selalu terasa di pangkal lidah.

Dalam proses pencernaan makanan, lidah berperan sebagai organ yang bertugas menghantar makanan yang telah dikunyah gigi masuk kedalam tenggorakan. Bayangkan jika kita tidak memiliki lidah, mungkin kita akan kesulitan menelan makanan. Enzim amilase yang terdapat di kelenjer ludah sangat dibutuhkan dalam proses pencernaan karbohidrat dalam makanan kita
[newpage]
Fungsi lidah yang lain adalah sebagai organ pembentuk huruf pada saat berbicara. Dengan adanya lidah maka kita dapat menghasilkan huruf yang diinginkan. Tanpa lidah manusia tidak mungkin bisa menghasilkan ucapan yang jelas. Dengan bantuan organ penghasil suara lainnya, lidah berperan dalam menghasilkan huruf-huruf ketika kita bersuara. Perhatikan ada suara yang membuat tawa, ada suara membuat tangis, ada suara yang membuat putus asa, ada suara yang membangkitkan ambisi, ada suara yang membuat takut, ada suara yang membawa harapan, ada suara menghibur, ada suara membangkitkan kesedihan, ada suara yang membangkitkan gairah jiwa. Ada suara yang mendatangkan nikmat, ada suara yang meluluhkan hati dan menyatukan dua orang yang saling membenci, ada suara yang mendekatkan dua orang yang saling berjauhan dan sebaliknya.

Sebagai salah satu organ komunikasi pada manusia, lidah dapat berperan mendekatkan seseorang kepada Allah Yang Maha Besar. Karena lidah, seseorang menjadi hamba yang mulia. Namun bila lidah tidak dikelola dengan baik maka organ tubuh yang lembut bahkan bisa mengantarkan pemiliknya ke lembah kehinaan. Karena lidah yang tidak terjaga, sang pemiliknya bisa bergelimang dosa, sehingga ia menjadi hamba yang durjana. Lidah bisa pula menjadi sarang pembuat dosa, bila ia tak terkendali.

Imam Al Ghazali dalam bukunya yang terkenal “ Ihya Ulumuddin” menyebutkan 20 macam dosa disebabkan oleh lidah:
1.Membicarakan persoalan-persoalan yang tidak ada kaitan dengannya.
2.Berbicara terlalu banyak dan perihal yang tidak berguna
3.Membicarakan hal-hal yang sia-sia.
4.Berdebat dan berselisih (terlibat dalam suatu diskusi dan berdebat dengan orang lain untuk mencari kesalahan orang lain supaya mereka merasa tidak berguna atau berdebat untuk menyombongkan diri).
5.Cekcok, bertengkar dan berbantah-bantahan.
6.Menambah-nambahi pembicaraan.
7.Membicarakan hal-hal yang buruk dan menggunakan bahasa yang buruk.
8.Memaki-maki orang lain.
9.Bernyanyi dan membaca puisi yang tidak mengandung kebenaran.
10.Bercanda berlebihan.
11.Mengejek dan mengolok-olok orang lain.
12.Menyebarkan rahasia orang lain.
13.Membuat janji palsu.
14.Berdusta.
15.Memfitnah orang lain.
16.Menyebarkan pembicaraan dari satu orang ke orang lain yang tidak berhak.
17.Kepura-puraan atau munafik (atau lidah bercabang).
18.Memuji orang lain secara berlebih-lebihan.
19.Mengabaikan hal terperinci tentang suatu persoalan sehingga menyebarkan informasi yang tidak tepat yang membuat orang lain menjadi tersisih dalam persoalan hidup.
20.Orang awam yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sulit dalam masalah teologi yang berada di luar jangkauan dan kebutuhannya.
[newpage]
Syekh Nashir Makarim Asy Syrazi dalam kitabnya
“Pembenahan Jiwa” menambahkan 10 dosa yang ditimbulkan lidah yang tak terjaga. Kesepuluh dosa lidah itu adalah:
1.Tuduhan palsu.
2.Kesaksian palsu
3.Memuji diri sendiri secara berlebih-lebihan.
4.Menyebarkan kejahatan dan penyimpangan serta menyebarkan informasi yang tak berdasar dan menyebarkan kebohongan.
5.Marah ketika berbicara.
6.Memaksakan diri ketika berbicara dengan pertanyaan yang diulang-ulang (seperti yang pernah dilakukan Bani Israil).
7.Melukai perasaan orang lain lewat ucapan.
8.Merendahkan orang lain tanpa alasan logis.
9.Membantah rahmat Allah lewat ucapan.
10.Menyebarkan informasi yang salah dan mendorong orang lain melakukan dosa.

Dalam upaya kita mensyukuri nikmat lidah maka sudah sepatutnya kita memaksimalkan fungsi lidah kita masing-masing dalam mengemban tugas dakwah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Basahilah lidahmu dengan memperbanyak zikir, mengucapkan kalimat tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Gunakanlah lidahmu untuk amar makruh nahi munkar dan menjauhkan diri dari perkataan yang tidak berguna Sungguh, salah satu hikmah nikmat lidah adalah agar kita mampu bersyukur kepada-Nya dengan nada lisan.

Subhanallah. Begitu pentingnya arti dan peran lidah dalam kehidupan, maka sudah sewajarnya setiap muslim mampu menjaga lidah, karena lidah-pun akan dimintakan pertanggungjawabanya kelak. “Pada hari, lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (QS. An Nuur [24]: 24).

Mengakhiri artikel ini pantas kira renungkan sebuah nasehat berbunyi; “Kata-kata yang lembut dapat melembutkan hati yang lebih keras dari batu, tetapi kata-kata yang kasar, dapat mengasarkan hati yang lunak seperti sutera”.
Semoga bermanfaat.

“Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”

Dr. Rusfidra
(Penggiat di Komunitas Lebah)