Senin, 29 Januari 2007
Karakterisasi Aliran Dua Fase (Cair-Gas) Searah Vertikal ke Atas Dalam Saluran: "Pola Aliran"
ABSTRAK:Aliran dua fase merupakan bagian dari aliran multi-fase yang dibedakan atas fase-fase aliran (gas-cair, cair-padat dan padat-gas), arah aliran (searah dan berlawanan arah) dan kedudukan saluran (tegak, mendatar atau miring). Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan visualisasi aliran. Pengujian dilakukan dengan kondisi kecepatan aliran cairan konstan dan gas berubah-ubah, kecepatan aliran gas konstan dan cairan berubah-ubah serta kecepatan aliran cairan dan gas konstan (berubah secara bersamaan). Sehingga diperoleh karakterisasi aliran pada pipa vertikal berdiameter satu inci dengan arah aliran searah keatas.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pipa transparan dengan fluida gas adalah udara dan fluida cair adalah air. Pola aliran diamati pada kecepatan aliran air 0,14 m/s sampai 1,40 m/s, sedangkan kecepatan aliran udara 0,114 m/s sampai 2,680 m/s. Eksperimen dilakukan pada tekanan 1 atm dan temperatur 20 C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kecepatan aliran udara dan air besar pengaruhnya pada pola aliran yang dihasilkan.
Keywords : Aliran dua fase, aliran searah vertikal ke atas, aliran dalam pipa, pola aliran.
1. Pendahuluan
Aliran dua fase merupakan bagian dari aliran multi-fase. Studi tentang aliran dua fase dapat kita perhatikan atas beberapa bagian, yaitu wujud fase, arah aliran dan kedudukan saluran yang diperhatikan. Aliran dua fase ini banyak dijumpai baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam proses-proses industri, seperti pada ketel uap, kondensor, alat penukar panas, reaktor nuklir, pencairan gas alam, pipa saluran dan lain-lain.
Pola aliran dua fase dalam saluran mendatar akan berbeda dengan yang vertikal. Dalam saluran mendatar gas akan cenderung berada diatas, karena lebih ringan. Pola aliran dalam saluran vertikal dapat terdiri dari:
- Aliran gelembung (bubble), dimana fase gas atau uap disebarkan sebagai gelembung yang mempunyai ciri tersendiri dalam fase cairan secara kontiniu dan kadang-kadang gelembung mempunyai ukuran yang sama (uniform).
- Aliran kantung udara (slug), gas yang mengalir membentuk gelembung besar (kadang-kadang gelembung kecil terdistribusi di cairan).
- Aliran acak (churn), disini terjadi gerakan osilasi sehingga cairan menjadi tidak stabil.
- Aliran cincin (annular), dimana sebagian fase likuid berlaku sebagai film didinding pipa dan sebagian lagi berupa tetesan yang terdistribusi dalam gas yang mengalir pada bagian tengan pipa.
- Aliran cincin kabut tetes cairan (wisphy annular), konsentrasi tetesan dalam gas bertambah dan akhirnya bergabung membentuk gumpalan.
Dalam penelitian ini telah dilakukan pengamatan tentang konfigurasi aliran (pola aliran, pengukuran kecepatan kantung udara, penurunan tekanan dan fraksi hampa (void fraction)). Pola aliran diperoleh dengan melakukan perubahan kecepatan aliran gas (Jg) dan kecepatan aliran cairan (Jl).
Karakterisasi aliran dua fase sangat penting untuk proses perpindahan panas dan mekanisme aliran. Tujuan mempelajari aliran dua fase, suatu prediksi untuk menggambarkan peformance peralatan seperti penurunan tekanan, fraksi hampa, koefisien perpindahan panas dan massa serta fenomena fisik dari peralatan (Collier, 1980). Contoh lainnya adalah lapisan film pada peristiwa evaporasi. Dimana lapisan film yang tipis akan menyebabkan melepuhnya pipa. Bila kantung gas yang dihasilkan lebih panjang maka lapisan film yang terbentuk akan semakin tipis.
2. Pola Aliran
Dalam sistem aliran berlawanan arah (counter - current) dengan pipa vertikal ada kondisi batas dimana kecepatan aliran kedua fase tidak dapat dinaikkan lagi, bila melewati kondisi kritisnya maka akan terjadi penggenangan (flooding), tidak ada lagi cairan yang turun kebawah dan aliran menjadi searah ke atas (Indarto et al, 1991). Pada aliran searah (co-current) perubahan kecepatan aliran gas dan cairan tidak berpengaruh terhadap arah aliran.
Pentingnya pengaturan debit aliran atau kecepatan aliran gas dan cairan maksudnya adalah untuk memperoleh daerah-daerah aliran yang diharapkan untuk masing-masing kondisi. Dengan varibel kecepatan aliran gas dan cairan diperoleh pola aliran seperti aliran gelembung, aliran kantung gas atau sumbat cairan, aliran acak, aliran cincin kabut tetes cairan dan aliran cincin. (Hewitt & Roberts, 1969 ; Golan & Stenning, 1969 ; Sekoguchi ; Wilmarth dan Ishii, 1994). Namun demikian, pola aliran yang diperoleh dengan dimensi yang berbeda-beda, wujud fase, arah dan kedudukan saluran juga akan diperoleh pola aliran seperti yang dilakukan peneliti-peneliti terdahulu (Bennet et al, 1965 ; Sekoguchi , 1979 ; Baker , 1954 ; Bell , 1954 ; Mandhane et al, 1974 ; Barnea et al , 1980 ; Gould , 1972 dan lain-lain).
3. Pembahasan
Pengukuran dilakukan pada kecepatan aliran air mulai dari 0,14 m/s sampai dengan 1,40 m/s dan kecepatan aliran udara 0,114 m/s sampai 2,680 m/s. Cara paling jelas untuk menentukan pola aliran adalah menyusun aliran dalam pipa transparan dan mengamati jenis aliran. Meskipun pola aliran dapat diamati dengan jelas oleh pengamat, masih ada unsur subyektif dalam mengelompokkan untuk masing-masing aliran yang terjadi.
Pola aliran yang diperoleh berdasarkan variasi kecepatan aliran air konstan dan udara berubah-ubah, kecepatan aliran udara konstan dan air berubah-ubah, serta kecepatan aliran air dan udara konstan yaitu berubah atau ditingkatkan secara bersama-sama adalah:
- Aliran gelembung I
- Aliran gelembung II
- Aliran transisi antara aliran gelembung dan aliran kantung udara
- Aliran kantung udara
- Aliran transisi antara aliran kantung udara dan aliran cincin
Aliran gelembung I bentuknya seperti kepala topi, diantara gelembung kadang-kadang terdapat sedikit gelembung kecil dan gerakannya lebih cepat, jarak antara gelembung satu dengan gelembung berikutnya cukup pendek. Sedangkan gelembung II bentuknya lebih besar, diantara keduanya terdapat gelembung kecil, jarak antara gelembung lebih besar dari gelembung I.
Aliran transisi antara aliran gelembung dan aliran kantung udara berbeda dengan aliran gelembung II, pada aliran transisi ini gelembung lebih panjang dan gelembung kecil cukup dominan.
Aliran kantung udara berbentuk gelembung besar, antara gelembung besar satu dengan lainnya terdapat gelembung-gelembung kecil dan diantara sisi gelembung besar terdapat cairan yang membentuk lapisan film yang turun secara perlahan-lahan.
Aliran transisi antara aliran kantung udara dan aliran cincin adalah berbentuk kantung-kantung udara yang panjang dan bergerak dengan cepat tetapi masih terdapat gelembung-gelembung kecil diantara kantung-kantung udara tersebut, juga berbentuk gelembung seperti kepala topi yang bergerak dengan cepat tetapi masih terdapat cairan diantara dan sisi gelembung. Aliran cincin belum dapat terbentuk karena kecepatan udara belum cukup tinggi untuk mendukung terjadinya film secara kontiniu.
Pada kecepatan aliran udara kecil (0,114 m/s sampai 1,087 m/s) pola aliran yang diperoleh adalah aliran gelembung.I dan gelembung.II dengan kecepatan aliran air 0,42 m/s sampai 1,40 m/s, aliran transisi antara aliran gelembung dan kantung udara pada kecepatan aliran air 0,14 m/s sampai 1,40 m/s. Aliran kantung udara diperoleh pada kecepatan aliran udara (0,114 m/s sampai 1,61 m/s dengan kecepatan aliran air 0,14 m/s sampai 1,40 m/s. Sedangkan pola aliran transisi antara aliran kantung udara dan aliran cincin diperoleh pada kecepatan aliran udara sedang (1,35 m/s sampai 2,68 m/s) dengan kecepatan aliran air 0,14 m/s sampai 1,40 m/s.
4. Kesimpulan
Visualisasi pola aliran dengan variasi kecepatan aliran akan menghasilkan pola aliran yang juga bervariasi. Jika debit aliran udara yang lebih dominan dari pada air, maka kecendrungan pola yang terbentuk adalah kantung kantung udara yang semakin lama akan semakin panjang, sampai membentuk pola aliran yang lain. Tetapi sebaliknya akan berbentuk gelembung-gelembung jika debit aliran air yang lebih dominan dari pada udara.
Pada visualisasi aliran ketiga metoda ini perlu dilakukan, tetapi untuk pengukuran seperti penurunan tekanan dapat dilakukan salah satu dari ketiga metoda (kecepatan aliran air konstan dan udara berubah-ubah, kecepatan aliran udara konstan dan air berubah-ubah atau kecepatan aliran air dan udara konstan, berubah secara bersamaan).
[u]Daftar Pustaka[/u]
[1] Andreussi, P., Minervini, A. dan Paglianti, A., 1993, "Mechanistics Model of Slug Flow in Near-Horizontal Pipe", AIChE Journal, 39, no.8, 1281-1291.
[2] Collier, John G., 1980, "Convective Boiling and Condensation", McGraw-Hill New York.
[3] Delhaye, J.M., Giot, M. dan Reithmuller, M.L., 1981, "Thermohydraulics of Two Phase System For Industrial Design And Nuclear Engineering", McGraw-Hill New York.
[4] Hetsroni, Gad, 1982, "Handbook of Multiphase Systems", McGraw-Hill, New York.
[5] Indarto, 1992, "Aliran Dua Fase Cair-Gas Dalam Saluran Tegak, Kursus Singkat Analisis Proses Perpindahan Panas", PAU-IT UGM, Yogyakarta.
[6] Kakac, S., Veziruglo, T.N., 1976, "Two Phase Flow And Heat Transfer", Proceeding of NATO Advanced Study Institute, vol.I, Hemisphere Publishing Corporation, Wasington.
[7] Koestoer, Raldi Artono, 1994, "Aliran Dua Fase dan Fluks Kalor Kritis", Pradnya Paramita, Jakarta.
[8] Lusseyran, F., Indarto, G.Cognet, 1988, "Caracterisation Des Regimes En Ecoulement Disphasique Gaz-Liquide En Conduite Verticale Par La Mesure Du Frottement Parietal", 8e Congres Francais Des Mechanique, Perancis.
[9] Nasution, Henry, 1997, "Karakterisasi Aliran Dua Fase (Gas-Cair) Searah Vertikal Ke Atas Dalam Saluran Berdiameter Satu Inci", Tesis S-2,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[10] _____________, 1997, "Pengukuran Kecepatan Kantung Udara Dalam Aliran Gas-Cair Searah Vertikal Keatas", Seminar Ilmiah Keteknikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
[11] _____________, 1998, "Karakterisasi Aliran Dua Fase (Gas-Cair) Searah Vertikal Ke Atas Dalam Saluran Berdiameter Satu Inci", Forum Teknik, 21, no.1, 81-90.
[12] ____________, 1998, "Aliran Dua Fase (Cair-Gas)", Jurusan Teknik Mesin, FTI Universitas Bung Hatta, Padang.
[13] ____________, 1998, "Aliran Kantung Gas Searah Vertikal Keatas", Jurusan Teknik Mesin, FTI Universitas Bung Hatta, Padang.
[14] ____________, 1999, "Rekayasa Alat Pengukur Kecepatan Kantung Udara Dalam Aliran Dua Fase (Cair-Gas) Searah Vertikal Ke Atas", LPPM, Universitas Bung Hatta, Padang.
[15] Wallis, Graham B., 1969, "One Dimensional Two Phase Flow", McGraw-Hill, New York.
[16] Wang, S.K., et al, 1990, "Statistical Analysis of Turbulent Two-Phase Pipe Flow", Journal of Fluids Engineering, 112, 89 ââ¬â 95.