Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Rabu, 23 Januari 2008 Ekonomi

Penguatan Ekonomi Dalam Negeri dalam Menghadapi Resesi Ekonomi Amerika Serikat

Oleh; Antoni., SE., ME
Ph.D Student Fakulti Ekonomi dan Perniagaan, UKM Malaysia



Perlunya kehati-hatian ekonomi Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi dan stabilitas politik tahun ini, meskipun indikator makroekonomi Indonesia telah mengalami pembaikan tahun 2007. Kondisi eksternal yang belum menentu dengan ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan resesi AS terus diwaspadai.

Selain daripada kondisi global dengan adanya resesi ekonomi AS, seterusnya yang perlu diwaspadai adalah ancaman kenaikan harga-harga komoditi masih cukup besar terutama dari harga minyak yang masih belum stabil. Hal ini diakibatkan oleh penurunan pertumbuhan ekonomi global di hampir semua kawasan akibat tingginya harga minyak internasional. Penurunan peertumbuhan ini akan menurunkan kinerja ekspor Indonesia. Untuk itu bagi Indonesia masih adanya komoditi lain yang perlu ditingkatkan misalnya komoditi agrikultur dan untuk biofuel masih meningkat. Pada dasarnya tantangan tersebut masih dapat kita manfaatkan dengan cara meningkatkan produksi daripada sektor pertanian, misalnya meningkatkan produksi kedelai, jagung, palm oil palm oil. Oleh karena itu bank sentaral (bank Indonesia perlu mengambil langkah dalam bidang moneter untuk menghadapi tantangan kedpannya yaitu penerapan Inflation Targeting Framework (ITF) agar menjadi sinyal kebijakan moneter kepada para pelaku ekonomi.
"Dalam memperkuat kebijakan moneter ini ada beberapa tactical move yang pada dasarnya kita ingin menyempurnakan day to day operation untuk (bank Indonesia, 2008).

Oleh karena itu untuk memprediksi kondisi perekonomian Indonesia pada 2008 dengan variabel yang diprediksi pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, inflasi, harga minyak. SBI, pengangguran, kemiskinan, neraca perdagangan dan investasi. Nilai tukar rupiah akan berkisar Rp 9.200 hingga Rp 9.400 per US$ 1, inflasi antara 6,3-8,4 persen, harga minyak per barel US$ 72-90, dan SBI 7,7 hingga 8,8 persen. Dalam hal ini pentingnya peran pemerintah untuk menciptakan kebijakan ekonomi yang utuh, harmonis dan sehat. Sehingga mengembangkan permintaan dalam negeri melalui penguatan sektor pertanian, percepatan investasi dan lebih mengefektifkan sektor fiskal adalah beberapa alternatif yang bisa membantu tumbuhnya perekonomian,"