RAPAT
[html] Entah kenapa, kalau mendengar kata "rapat" jantung saya berdesir kencang. Rapat bisa berarti "dekat" dan bisa berarti "bertemu". Tapi "rapat" yang saya kenali bermakna "molor". Semenjak kecil saya, sebagaimana anak-anak lain, diajarkan oleh orang tua saya untuk menghormati orang lain. Banyak caranya, salah satunya adalah datang tepat waktu sesuai jadwal yang dijanjikan. Hal ini saya pegang teguh. Dan disanalah 'malapetaka' bermula. Suatu saat di tempat kerja saya yang baru, ada undangan rapat guna membahas langkah-langkah lembaga. Merasa menjadi 'the chosen people' (karena diundang rapat), saya mempersiapkan segalanya dengan serius. Mulai dari memperhatikan detail pakaian, parfum hingga sumbangsih pemikiran. Rapat terjadwal dimulai pukul 09.00 wib, 1 jam sebelumnya saya sudah siap. Dan ternyata rapat dimulai pukul 11.00 wib, disaat saya sudah kumal, lusuh dan haus! Asiknya none merasa ada yang salah. Semua berjalan normal, biasa saja dan baik-baik saja!Saya tidak kapok. Setelah berlusin-lusin 'teraniaya' oleh sistem kuno jam karet Indonesia, masih saja saya bersemangat setiap ada undangan rapat. Yang jelas bukan karena selalu ada kudapan (yang itu-itu saja) tetapi karena saya ingin urun rembug dan rapat adalah media yang tepat untuk berbagi ide. Hari itu, 17 Agustus 2006, saya diundang rapat pukul 09.00 wib. Upacara bendera selesai pukul 08.30 wib, setelah istirahat sejenak, saya bersiap untuk mengikuti rapat (lebih tepatnya kerja lembur). Kecuali para staf yang ikut rapat bin lembur, staf yang lain pamit pulang karena sejatinya hari itu adalah hari libur nasional. Saya, yang waktu itu sudah terlihat prima untuk mengikuti rapat diminta untuk menunggu di kantor, sementara yang lain harus juga pulang untuk ganti baju yang lebih nyaman untuk lembur. Hari tak berganti tapi waktu terus berputar. Jam dinding memberitahu saya jika saya telah menunggu mereka selama 3 jam, seorang diri. Menjelang pukul 14.00 wib, datanglah seorang kawan yang bilang akan segera kembali karena mesti mengantar istri ke terminal bus. Saya, kembali sendirian and did nothing. Setelah 2 jam, sang kawan akhirnya muncul lagi, kali ini dengan membawa makan siang (walaupun sudah sore). Dan setelah itu, iapun pergi lagi karena ada sesuatu yang harus diurus. Sayapun sendirian lagi. Akhirnya setelah magrib berlalu, sang kawan yang tadi membawakan makan siang, datang lagi, dengan kabar: "Lembur dan rapat akan dimulai sebentar lagi".Saya tidak kapok. Saya akan terus mencintai rapat. Maka, undanglah saya untuk rapat dan saya akan datang, dengan semangat, seberapa lamapun harus saya tunggu, akan saya tunggu. Saya tidak kapok. Selamat Rapat kawan! [/html]