Detail Artikel

Selasa, 02 Desember 2008

Menjadi Pembelajar Yang Sukses
Mengapa harus ikut UKM? Bagi saya, IPK tinggi tidaklah cukup.

Paradigma IPK Tinggi

Alhamdulillah, sekarang kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan mulai meningkat. Banyak orang tua berbondong-bondong menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Ini merupakan suatu prestasi sendiri bagi kita. Namun sayangnya, animo masyarakat ini dibarengi dengan kekecewaan terhadap dunia pendidikan saat ini. Banyaknya sarjana yang menganggur, serta biaya pendidikan yang mahal adalah contohnya.

Apa yang salah dengan hal tersebut?

Beberapa perguruan tinggi menjajikan mahasiswanya bisa lulus cepat dan tentunya kuliah ditempuh dengan mudah. Lulus cepat tentunya dengan memudahkan mahasiswa memperoleh nilai atau secara kumulatif disebut IPK. Dengan IPK yang tinggi diharapkan mahasiswanya mampu dengan mudah mendapatkan pekerjaan. Tentunya juga orang tua akan gembira dan bangga.

Namun, berita gembira tersebut ternyata tidak diikuti oleh para pelaku di dunia kerja. Beberapa perusahaan bahkan terpaksa hanya mengambil satu satu sekian banyak management trainee yang direkrut dari para fresh graduate yang mempunyai IPK tinggi. Dunia kerja membuktikan bahwa IPK tinggi tidak selalu mencerminkan karakter mahasiswa idaman.

Sebuah penelitian dari National Association of College and Employee (NACE) 2002 menempatkan indeks prestasi kumulatif (IPK) di perguruan tinggi (PT) pada urutan ke-17. IPK kalah oleh kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, dan bijaksana. Namun kemampuan komunikasi, bekerja sama, interpersonal, etika, inisiatif, adaptasi, dan analitik lebih penting daripada komputer. Bisa jadi ada keraguan bahwa IPK tinggi adalah bagus, demikian sebaliknya.

UKM Sebagai Alternatif

Sungguh terpukul kita ketika mendengar hal tersebut diatas. Akan tetapi bukan berarti kita tidak perlu memiliki IPK tinggi karena banyak kalangan yang meragukannya.

IPK masih mampu menjadi tolak ukur keberhasilan mahasiswa menyelesaikan studinya yang terbatas pada masalah akademik saja. Sebagai pelengkap, mahasiswa perlu memupuk kemampuan dan prestasi yang lain dan tentunya dari sumber yang lain pula.

UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan lahan alternatif mahasiswa dalam memupuk berbagai prestasi serta soft skill yang diperlukan dalam menghadapi dunia nyata. Kemampuan komunikasi, bekerja sama, interpersonal, etika, inisiatif, adaptasi, dan analitik bisa diperoleh dari UKM. Melalui UKM, mahasiswa saling berinteraksi menghadapi berbagai konflik hingga penyelesaiannya. Bekerjasama dalam menyelenggarakan event tertentu. Dunia nyata seolah-olah sudah dihadapi dalam berorganisasi di UKM.

Tanpa menafikan banyak sekali lahan selain UKM yang bisa dimanfaatkan, mari kita berpikir positif dan percaya bahwa UKM mempunyai banyak kelebihan. Sebagi contoh, jika di dunia kerja ketika melakkan kesalahan beresiko tinggi bahkan sampai pemcatan, di dunia UKM kita lebih ditolerir asalkan kita cepat belajar memperbaiki kesalahan itu. Selain itu tidak perlu banyak ongkos untuk ikut UKM.

Jangan Sampai Jadi Produk Gagal

Salah satu hal yang ditakuti mahasiswa ketika ikut UKM adalah tidak adanya waktu untuk belajar. Apalagi ketika bergabung UKM, mereka sering melihat masih ada mahasiswa zaman empu tantular di sana. Sungguh hati ini tak tahan ingin keluar dan konsentrasi pada kuliah saja.

Manajemen waktu yang benar dengan skala prioritas yang benar pula, terbukti efektif mengatasi ketakutan para mahasiswa yang ikut UKM. Kesuksesan banyak tokoh nasional seperti Amien Rais, Jusuf Kalla, serta Hidayat Nur Wachid juga bisa dijadikan penggembira hati kita.

Jadilah Pembelajar yang Sukses

Pengetahuan ada dua macam : yang telah kita ketahui dengan sendirinya atau yang hanya kita ketahui dimana ia bisa didapatkan. - Samuel Johnson.

Ketika di bangku kuliah kita mendapatkan kepintaran sesuai minat kita dibuktikan dengan IPK yang tinggi, maka di tempat lain kita akan mendapatkan pengetahuan yang berbeda pula. Jadilah pembelajar yang sukses, yang tidak hanya puas dengan pengetahuan yang ia miliki sekarang dan tidak jemu-jemunya untuk belajar hingga usia tidak mengizinkannya.

Perkaya diri kita akan berbagai hal dan jangan takut akan kegagalan.

UKM hanyalah sebuah alternatif. Lakukanlah dengan niatan yang baik dan kesungguh-sungguhan, maka kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan.