Detail Artikel

Rabu, 10 Desember 2008

Bimbel; Bisnis Besar dari Dunia Pendidikan Indonesia
Pendidikan adalah investasi terbesar di dunia. Setiap warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan peraturan perundangan di Negara Indonesia. Di era globalisasi ini, semua warga Indonesia semestinya semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing dengan negara- negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, China, dll. Pemerintah selalu berusaha memperbaiki SDM mulai dari siswa Sekolah Dasar sampai siswa SMA dengan pengadaan Ujian Nasional menggunakan batas kelulusan.

Berbeda dengan ujian nasional untuk tingkat SMP dan SMA, Ujian Nasional/ Ujian Akhir Sekolah Berstandart Nasional untuk siswa tingkat SD baru pertama kali dilaksanakan pada bulan Mei 2008 ini. Ada tiga mata pelajaran yang diprioritaskan dengan nilai akhir kelulusan minimum yang selalu ditingkatkan seperti pada ujian 13-15 Mei 2008 lalu, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ujian ini merupakan aturan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.. Hal ini yang mengakibatkan ketakutan para siswa apabila mereka tidak bisa mencapai standart kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, mereka berbondong- bondong mencari Bimbingan Belajar (bimbel) untuk membantu mempersiapkan segala materi menghadapi ujian nasional.

Semakin meratanya Ujian nasional yang tidak lagi dimonopoli oleh siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, namun siswa Sekolah Dasar juga ikut mengambil peranan di dalamnya, banyak kalangan orang (guru,dosen atau mahasiswa) menganggap sebagai kabar baik dan memanfaatkan ajang tersebut sebagai suatu bisnis, yaitu membuka lembaga bimbel untuk para siswa yang membutuhkan. Bisnis bimbingan belajar memang sangat menggiurkan. Bisnis ini tidak membutuhkan modal besar tapi hasilnya bisa sangat mengguntungkan. Mengapa? Pasalnya, mereka bisa langsung memberikan bimbingan belajar ke rumah-rumah klien/konsumen jasa (privat). Mereka juga cukup menyediakan uang transport, modul-modul (difotokopi), maupun buku-buku pelajaran tambahan lainnya. Selain itu, mereka bisa mendirikan suatu lembaga bimbel di suatu tempat dengan cara menyewa atau di rumah sendiri. Untuk mencari pangsa pasar siswa juga tidak sulit. Untuk kalangan mahasiswa biasanya mereka mencari dari tetangga atau kerabat kemudian para guru juga mengajak siswa-siswanya untuk bergabung. Yang pasti tidak adanya unsur paksaan untuk menggaet target. Selain itu, mereka juga gencar mencari keluarga-keluarga muda yang sibuk bekerja. Dipastikan tanggung jawab pendidikan keahlian bagi anak-anak mereka biasanya diserahkan kepada sekolah, lembaga kursus, dan bimbingan belajar pribadi. Mudah bukan?

Di kota saya (Kudus- Jawa Tengah) banyak sekali dibuka lembaga bimbel. Mulai dari lembaga bimbel ternama sampai bimbingan belajar pribadi dari rumah ke rumah. Meskipun Kudus disebut sebagai kota yang sangat kecil tetapi banyak sekali bimbel yang bisa kita temukan, misalnya Britania, Primagama, Neutron Jogjakarta, dan masih banyak lembaga privat kecil yang lain. Tak hanya itu saja, ketika lembaga tersebut mengalami kesuksesan, mereka kemudian mencoba untuk mengepakkan sayap dengan membuka cabang- cabang kelembagaan yang sama hanya letaknya saja berbeda. Misalnya Primagama yang menggeliat di mana-mana. Lembaga ini membuka bimbingan dari SD sampai SMA. Mapel yang mendapatkan bimbingan biasanya adalah ilmu eksakta seperti kimia, fisika, matematika, termasuk, bahasa (Inggris), hingga akuntansi (ekonomi), Selain itu, juga memberikan tawaran jasa untuk menghadapi SPMB untuk memasuki Perguruan Tinggi Negeri. Untuk biaya yang ditawarkan Primagama memang sangat besar tetapi mereka telah mendapatkan banyak kepercayaan dari masyarakat karena lembaga yang sudah berdiri lebih dari 25 tahun ini. telah meluluskan lebih dari satu juta siswa. Namun bagi lembaga bimbel kecil- kecilan juga mampu memperoleh laba yang lumayan. Semisal saja tiap anak dipungut Rp. 50.000 dikalikan dengan jumlah anak yang bergabung, misalnya 15anak. Laba yang dihasilkan Rp 1.500.000/ bulan.

Semua ini membuktikan bahwa bimbingan belajar adalah bisnis besar dari pendidikan di negeri ini. Hanya bermodal ilmu pengetahuan dan keahlian menyampaikan suatu materi kepada siswa, banyak orang yang mencoba ikut andil menyemarakkan tumbuhnya Bimbel di lingkungan masyarakat. Sungguh menakjubkan. Tidak hanya mencerdaskan kehidupan anak bangsa tetapi juga bisa memperoleh pendapatan yang mengguntungkan.