Detail Artikel

Sabtu, 29 September 2018

Memanfaatkan Potensi Besar Kelautan Mentawai
Dari pulau utama barat Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatera, pantai barat terdapat salah satu pusat Pemerintahan yaitu Kota Padang.

Kami bergerak dari Kota Padang ke Kawasan Timur Pulau Sumatera, khususnya di Kab.Kepulauan Riau, Kecamatan Kepulauan Anambas dalam berbagai ilmu dan wawasan tentang konservasi biota (penyu), konservasi kawasan dan konservasi dalam menjaga lingkungan dan habitat kawasan pantai dan pulau kecil serta sumberdaya kelautan.

Kawasan pesisir laut, pantai dan pulau kecil saat ini menghadapi tekanan yang cukup serius dari aktifitas kerusakan dan kegiatan didaratan yang bermuara ke laut lepas. Perubahan fungsi lahan, serta bentangan laut yang luas, masih dipersepsikan sebagai penampung utama tempat pembuangan sampah terbesar didunia oleh masyarakat pesisir pantai.

Setelah ke timur Sumatera, kami bergerak ke kawasan pantai gugusan barat Pulau Sumatera, khususnya gugusan Kabupaten Kepulauan Mentawai, tepatnya di ujung selatan Pulau Pagai Utara dan di ujung utara Pulau Pagai Selatan.

Mentawai adalah pusat alur migrasi ikan tuna terbesar dunia, serta terdapat hampir 98 pulau kecil dan 1 pulau besar yaitu Pulau Siberut yang unik dengan masyarakat dan budaya pedalamannya yang langka.

Semua pulau kecil dan kawasan pantainya memiliki ekosistem mangrove (hutan bakau) yang unik, ekosistem pesisir pantai yang bersih dan alami, ekosistem terumbu karang yang menjadi lokasi dan rumah bagi berbagai jenis ikan karang, serta menciptakan ombak surfing yang terkenal seantero dunia.

Hampir 7.000 tamu surfing akan selalu datang ke Gugusan Kepuluan Mentawai dalam menikmati ombak dan alunan gelombangnya yang indah dan menantang setiap tahunnya. bahkan kecenderungna angka kunjungan tamu surfing makin dan terus meningkat pesat.

Juga terdapat ekosistem padang lamun sebagai filter dan sumber pakan bagi penyu laut (sea turtle) serta ekosistem rumput laut yang tersebar luas dan merata hampir disetiap pulau kecil, terutama arah utara, timur dan selatan
pulau kecil.

Tentu potensi besar ini harus terus didorong pertumbahan, pemanfaatan dan perkembangannya. Diharapkan akan dapat menjadi pemantik peningkatan ekonomi perikanan masyarakat pesisir di Gugusan Kepalauan Mentawai

Pemerintah Pusat melalui KKP RI menjadikan salah satu kawasan di Kepulauan Mentawai sebagai salah satu Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) yang berlokasi di Kota Sikakap. Selain itu SKPT juga mengurus Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Sikakap.

Selidik punya selidik, ternyata yang menjadi Kepala Sekretariat SKPT Mentawai ternyata Alumni Perikanan dan Kalautan FPIK-UBH, angkatan 1995 yang sudah malang melintang hampir 10 tahunan beraktifitas di Mentawai.

Kami (salah satunya Mahasisawa Teknik Kimia UBH - Ramayandi) berkesempatan berkunjung melihat secara langsung bagaimana kondisi lingkungan di dalam kawasan SKPT Mentawai. Harapan besar kami SKPT ini agar dapat terus berkembang dan maju serta masyarakat pesisir dapat menikmati pertumbuhan ekonomi dengan sumberdaya alam laut yang kaya dan melimpah, semoga terwujud, salam konservasi (hd/UBH/26 Sept 2018).
Harfiandri Damanhuri
Dosen Kelautan Universitas Bung Hatta