Senin, 24 Oktober 2022
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DI PENDIDIKAN MENENGAH PADA ERA COVID-19 DI KENAGARIAN KAPAU KECAMATAN TILATANG KAMANG
Dr. Gusnetti, M. Pd.Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Bung Hatta
Seseorang dikatakan berhasil dalam membaca dapat diukur seberapa banyak pemahamannya terhadap bacaan yang dibaca. Pemahaman yang tinggi dalam bacaan dituntut dengan baik sehingga pembaca dapat mengetahui makna yang terkandung dalam bacaan secara utuh. Di samping itu kegiatan membaca selalu dilakukan dalam proses pembelajaran. Semua materi pembelajaran perlu dilakukan proses membaca dengan serius agar materi yang dibaca dapat dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran, setiap siswa sekolah menengah pertama diharapkan dapat membaca setiap buku pelajaran, karena siswa kelas menengah lebih mendalam lagi dan mampu menganalisis dan menilai dari materi yang dipelajarinya. Untuk dapat memahami serta mampu menganalisis suatu bacaan dilakukan melalui membaca pemahaman dengan model membaca AP4M.
Penelitian membaca pemahaman sudah banyak dilakukan oleh para peneliti, di antaranya: Klingners at al (2007), Kucukuglo (2013), Mulyani (2019), Zulham (2019). Ayumi (2017), dan DIRPENPUSDA (2019). Dari artikel tersebut jelas disebutkan bahwa membaca pemahaman adalah membaca penuh kehati-hatian dan keseriusaan sehingga mampu menemukan ide yang terdapat dalam bacaan. Kemampuan membaca pemahaman sangat diperlukan oleh siswa sekolah menengah pertama sehingga mereka memiliki kemampuan dalam memahami suatu teks. Dengan membaca pemahaman diharapkan siswa kelas menengah pertama dapat mengembangkan daya nalarnya terhadap bacaan yang dibaca. Dengan membaca pemahaman kemampuan berpikir dan kemampuan bernalar dapat berkembang, sehingga pemahaman bacaan dan yang diinginkan penulis dalam karangannya sama pemahamannya dengan pembaca pemahaman.
Di kenagarian Kapau Kecamatan Tilatang Kamang ada 2 sekolah Menengah Pertama di antaranya, SMP N 3 Kecamatan Tilatang Kamang termasuk sekolah umum dan MTI Kapau termasuk sekolah agama. Meskipun sekolah tersebut terdiri dari sekolah umum dan sekolah agama, tetapi keduanya mempunyai kurikulum yang sama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan observasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama di Kenagarian Kapau pada era Covid -19 masih banyak siswa Sekolah Menengah Pertama kedua sekolah tersebut yang belum mampu menganalisis bahan bacaan dengan baik. Mereka tidak bisa menelaah serta menilai makna bacaan tersebut. Masih banyak siswa yang hanya sekadar memahami tetapi tidak mampu menjelaskan isi bacaan dengan baik. Melalui membaca pemahaman dengan model membaca AP4M siswa Sekolah Menengah Pertama dapat menambah pengetahuan dan daya nalarnya dengan melibatkan aspek berpikir terhadap bacaan yang dibaca.
Kemampuan membaca pemahaman seseorang ditandai sejauh mana mereka mampu mengingat, memahami, membedakan, menganalisis serta memberikan penilaian terhadap bacaan. Gaya membaca juga mempengaruhi pemahaman terhadap bacaan. Gaya membaca akan mempengaruhi bagaimana seseorang akan bertindak dalam menyerap materi baik secara mandiri maupun secara berkelompok. Kemampuan siswa dalam menyerap dan memahami bacaan yang dibaca berbeda-beda sesuai dengan kemampuan mereka dalam memahami bacaan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Klingners (2007), menjadi pembaca yang baik itu harus fokus karena dengan membaca pemahaman adalah fokus dalam membaca sehingga dapat memahami bacaan dengan baik. Pembaca harus mampu memahami apa yang dia ketahui sama dengan pemahaman penulis. Pembaca harus mampu mengetahui apa yang disampaikan oleh penulis, sehingga pembaca dapat dapat memahami dan menilai apa yang dia baca. Selain itu pembaca pemahaman harus mampu mencoba untuk menemukan kekuatan dan kelemahan dari bacaan, sehingga dapat memahami dan mengetahui isi sebenarnya dari bacaan yang dbaca. Tujuan membaca adalah dapat mehamami lebih mendalam isi bacaan secara keseluruhan tentang kebenaran yang diungkapkan dalam bacaan tersebut, (Wilson, 2016). Model membaca AP4M menurut Gusnetti (2019) dapat meningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa, karena model membaca AP4M, dimulai dari pengamatan siswa terhadap bacaan, membuat pertanyaan, membaca, menjawab pertanyaan, mengecek kembali hasil bacaan dan melaporkan hasil bacaan dengan memperbaiki kesalahan jawaban. Menurut Ramadansyah (2012:12), dalam pelaksanaan membaca pemahaman teks persuasif dengan menerapkan struktur teks persuasif dalam membaca sehingga siswa mampu membangkitkan keinginan dan motivasi siswa untuk menggali dan menganalisis serta mengevaluasi suatu bacaan dan mampu merangsang daya pikir dan daya nalar pembaca.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa Kemampuan membaca membaca pemahaman dengan model AP4M teks persuasif antara siswa SMP N3 Tilatang Kamang dan siswa MTI Kapau adalah sama dengan kategori baik. Tingkat pendidikan siswa dalam penelitian tersebut sama-sama kelas 2 tingkat SMP. Perbedaan dari kedua sekolah tersebut adalah, SMP N 3 Tilatang Kamang sekolah dengan kategori sekolah umum dan MTI Kapau dengan kategori sekolah agama. Kedua sekolah tersebut memiliki kurikulum yang sama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.. Kemampuan rata-rata membaca pemahaman kedua sekolah tersebut adalah juga sama yaitu 76,90 dan 76,89 dengan kategori baik. Dengan demikian diharapkan kepada guru bahasa Indonesia kedua sekolah untuk dapat memotivasi peserta didik mereka dengan selalu berlatih membaca pemahaman dengan model AP4 M setiap wacana yang dibaca sehingga kemampuan membaca pemahaman peserta didik mereka lebih terarah.