Detail Artikel

Kamis, 15 Juni 2023

PENAS TANI XVI SUKSES ? ATAU GAGAL? APA KOMENTAR PESERTA
Dr. Drs. M. Sayuti Dt. Rajo Pangulu, M.Pd.
Ketua Pujian ABSSBK HAM/ Dosen Univ. Bung Hatta

Pusat Kajian Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah Hukum Adat Minangkabau yang disingkat PUJIAN ABSSBK HAM kembali mengamati dan mengkaji bagaimanakah tentang pelaksanaan Pekan Tani Nasional ke 16 Pembangunan Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan yang berlangsung sejak tanggal 10 Juni sampai dengan 15 Juni 2023 bertempat di Lapangan Udara Sutan Syahril di Padang.

Secara kasat mata persiapan Penas ini cukup baik. Begitu juga pelaksanaan dan pengendaliannya tentu harus lebih baik lagi. Hal ini terjadi tidak terlepas dari Peran Gubernur Sumatera Barat Mahayaldi Ansyarullah Sarjana Pertanian. Dipercayakannya Sumbar sebagai pelaksanan Penas 16 ini tentu tidak terlepas dari seorang Gubernur Sumbar yang punya keahlian dan sarjana di bidang Pertanian. Pujian ABSSBK HAM mengamati kemudian mewawancarai beberapa orang peserta Penas ini dari segi akomodasi mereka merasa nyaman, aman dan happy selama berada di Sumbar.

Begitu juga ketersediaan stand yang dipersiapkan oleh panitia secara matang walaupun agak becek kata mereka. Sehingga tempat stand dan tenda acara tanahnya becek membuat peserta di bidang ini kurang aman dan nyaman dan patah selera. Kerja sama kepanitian nasional dan Pemda Sumbar tentu tidak terlepas dari dukungan DPRD Sumbar dan masyarakatnya. Peserta tidak menginap di hotel berbintang tetapi peserta dari 34 propinsi diinapkan di rumah masyarakat yang disebut homestay. Jika diamati dan dikaji peserta yang penginap di rumah masyarakat hampir semuanya merasa senang dengan keramahan tuan rumah di tempat mereka menginap. Juka Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM hidup selama lima hari belakangan ini. Dukungan 34 Propinsi sangat menentukan, sehingga dukungan itu dibuhul dengan sebuah kesepakatan di bidang pertanian, perikanan dan kelautan serta kehutanan. Prinsipnya saling berbagi informasi produksi sekaligus kerja sama pemasaran produksi.

Walaupun ada yang mengeluh disampaikan kepada kami, bahwa kalau mau mensejahterakan petani, harus sepakat pemerintahan Indonesia turunkan harga pupuk namun tetap berkualitas kemudian lancarkan pemasaran produksinya dari hulu sampai hilir. Mungkin keluhan masyarakat ini dapat diatasi jika pemerintah Republik Indonesia mempunyai nyali politik, yaitu kedaulatan petani wajib menjadi perhatian khusus pemerintah. Karakter petani berdaulat itu antara lain adalah ‘harga pupuk berkualitas terjangkau, pemasaran produksi dari hulu sampai hilir lancar’. Bila kita lihat tema dan tujuan yang ingin dicapai dalam Penas ke 16 ini, tentu dapat kita kaji petapa pentingnya kedauluatan petani itu diberikan haknya oleh pemerintah. Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan XVI Tahun 2023 bertemakan "Memantapkan Penguatan Potensi dan Posisi Tawar Komoditi Lokal untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan Berkelanjutan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045".

Cukup menarik perhatian pengunjung adalah Gelar Teknologi (Geltek), yang memperkenalkan Teknologi Tepat Guna yang berasal dari Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Swasta dan BUMN; dan Meningkatkan penguasaan pengetahuan dan teknologi tepat guna bagi petani nelayan. Sebagai informasi selain hadirnya Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo. Dari awal memang direncanakan bahwa acara akan dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo. Setelah didengar desas desus peserta pertanian maka mereka mempertanyakan, ada apakah gerangan Pak Jokowi Presiden RI tidak membukanya. Sehingga hasil diskusi ringan kami dengan para peserta Penas 16 ini telah terjadi spekulasi pemikiran. Ada yang mengatakan Prseiden Jokowi sakit hatinya ke Sumataera Barat karena kalah Pilpres 2019.

Ada yang mengatakan Gubernur Sumbar tidak sejalan dengan Presiden. Ada yang mengatakan Gubernur Sumbar gagal mengadakan pendekatan dengan presiden Jokowi. Pendapat itu mungkin ada yang benar dan mungkin ada pula yang tidak benar. Penilaiannya terpulang kepada orang yang cerdas membaca pelaksanaan Penas ke 16 tersebut. Tetapi ada pula peserta Penas yang bergembira untung mau Bapak Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat yang juga ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar membuka acara Penas ini walaupun secara virtual. Namun ada peserta yang berkomentar kalau pembukaan hanya secara virtual mengapakah tidak Presiden Jokowi saja yang membuka. Ada orang Padang yang komentar mungkin sudah marah betul Pak Jokowi ke Sumbar. Pekan Nasional atau Penas XVI Petani dan Nelayan di Kota Padang, Sumatera Barat,ini bertujuan memproyeksikan sebagai upaya konsolidasi potensi dan kekuatan menghadapi ancaman krisis pangan. Kegiatan ini akan dihadiri puluhan ribu petani dan nelayan seluruh Indonesia.

Syahrul Yasin Limpo mengatakan, “dunia sedang menghadapi fenomena iklim El Nino yang menyebabkan kekeringan dan bisa berdampak parah terhadap pertanian. Selain itu, ketegangan politik di berbagai belahan dunia juga mengancam terhadap pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan negara. Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy beserta jajaran gelar rapat bersama dengan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementerian Pertanian RI dan Ketua KTNA Nasional, guna untuk matangkan persiapan penyelenggaraan Pekan Nasional (Penas) Kelompok Tani Nelayan Andalan atau KTNA ke XVI Tahun 2023 di Sumatera Barat. Menurutnya, Penas KTNA adalah iven besar, tidak kurang dari 40 ribu orang diprediksi akan datang ke Sumbar terkait acara tersebut, perlu persiapan yang matang untuk itu, agar penyelenggaraan dapat berjalan maksimal.

"Kita harus betul-betul teliti dalam persiapan agar penyelenggaraannya maksimal. Apa lagi tahun 2023 ini telah kita canangkan sebagai tahun kunjungan pariwisata. Even ini, bisa kita manfaatkan, diprediksi 40 ribu orang akan hadir," ujar Wagub Audy pada saat memimpin rapat persiapan Penas KTNA di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (8/3/2023).

Wagub Sumbar berpikir cerdas bahwa iven Penas ini dijadikan ajang kunjungan wisata ke Sumatera Barat. Komentar usul saran dari peserta baik melalui diskusi ringan di darat maupun diskusi dalam Grup WhatsApp kalau bekas Penas ini dijadikan objek kunjungan wisata Agrobisnis Nasional di Sumbar maka kami sangat mendukung kata peserta Penas. Dengan dijadikan objek wisata agrobisnis nasional mudah-mudahan kami datang lagi ke seni dalam bentuk berwisata. Kakau kita lihat perencanaan Pak Wagub tentang wisata ini, maka rakyat Sumbar pasti mendukung Pak Wagub. Harapan masyarakat agar Pak Wagug Sumbar segera mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dan mengadakan rapat – rapat dengan DPRD Sumbar untuk dimintakan persetujuan dari legislatip. Mungkin DPRD Sumbar segera membuat Perda tentang perlu ada Kawasan Wisata Agrobisnis Nasional di Sumatera Barat sekaligus menyongsong ketahanan lumbung pangan se dunia tahuan 2045.

Jadi kalau kita kembali kepada judul tulisan ini Penas gagal ? atau bukan. Mungkin kegagalan hanya soal hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah Sumbar kurang harmonis. Hal ini juga harus menjadikan perhatian oleh masyarakat Sumbar masa yang akan datang. Peserta Penas menilai bahwa tidak jadinya acara ini dibuka oleh Presiden Jokowi. Begitu juga penutupan seharusnya ditutup oleh wakil Presiden Makruf Amin. Tetapi penutupan hanya ditutup oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo secara virtual pula. Tetapi sayang Menteri Pertanian ini dipertanyakan peserta pula apakah Menteri di Jakarta atau masih di Danau di atas atau danau di bawah Kabupaten Solok. Terlihat waktu penutupan peserta Penas berkeliaran. Mereka tidak mendengarkan sambutan petinggi Penas ini. Sebesar apa pengeras suara menyampaikan sambutan sebesar itu pula suara peserta dan pengunjung bercanda dan berbicara di luar sambil berdiri walaupun terkesan kelihatan agak kurang beretika. Kabarnya Mentan RI itu melihat pertanian bawang merah di Kabupaten Solok yang luasnya 200 hektar. Kalau kesuksesannya tentu ada pula diantaranya stand Penas yang cukup tersedia walupun seadanya. Namun pengunjung merasa senang dan mendapat edukasi dan teknologi pertanian, perikanan, kelautan, dan kehutanan. Juga ada masyarakat yang tertarik untuk membudidayakan apa yang menarik bagi mereka. Tetapi saran masyarakat dan peserta Penas 16 ini memohon bekas tempat Penas ini dijadikan Objek Wisata Agrobisnis Nasional.

Diharapkan Gubernur Sumbar mengurus ini ke pemerintah pusat agar harapan masyarakat tidak kandas lagi. Kalau Gubernur Sumbar kurang berterima oleh Presiden Jokowi coba dipercaya oleh masyarakat Sumbar Pak Wagub Sumbar yang marengek ke Pemerintah Pusat. Karena kabarnya Pak Wagub Sumbar mempunyai hubungan baik dengan Presiden Jokowi atau dengan pemerintah pusat sehingga harapan masyarakat Sumbar tidak sering lagi gagal di masa akan datang. Wallahu I’lam bilsawab.