Detail Artikel

Jum'at, 10 November 2023

MAKNA PAHLWANAN MENURUT ABSSBK
MAKNA PAHLWANAN MENURUT ABSSBK
Dr. Drs. M. Sayuti Dt. Rajo Pangulu, M.Pd.
Ketua Pujian ABSSBK HAM/ Dosen Univ. Bung Hatta

Pusat Kajian Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah Hukum Adat Minangkabau yang disingkat PUJIAN ABSSBK HAM kembali mengamati dan mengkaji bagaimanakah makna kepahlawanan bagi bangsa Indonesia? Sebelum kita tulis lebih jauh baiklah kita lihat siapakah yang disebut dengan pahlawan?
Pahlawan berasal dari bahasa Persia yahwan artinya pejuang atau pahlawan atau wira atau wirawan bahasa Inggrisnya hero atau wirawati bahasa inggrisnya heroine adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang dengan gagah berani. Pahlawan tidak hanya laki – laki saja wanita juga ada menjadi pahlawan.

Di Indonesia, pahlawan merupakan gelar yang secara hukum ditetapkan oleh pemerintah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan tanda kehormatan merupakan konstitusi yang mengatur gelar formal kepahlawanan, lebih tepatnya gelar pahlawan nasional. Tujuh puluh tujuh tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 11 November 1946, Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat yang menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.

Tidak hanya itu, pada tanggal 12 November 1959, Presiden Soekarno juga meresmikan Taman Makam Pahlawan sebagai tempat peristirahatan terakhir para pahlawan nasional Indonesia. Setiap tahun, Hari Pahlawan di Indonesia diperingati dengan upacara bendera dan kegiatan lainnya yang diadakan di seluruh penjuru negeri. Melalui peringatan ini, kita mengenang dan menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Pahlawan nasional diberikan kepada para pejuang yang berjasa kepada Negara Republik Indonesia, berjuang dalam Negara Indonesia, dan merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut data Kementerian Sosial RI, hingga November 2020 terdapat 191 tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional. Hari Pahlawan memiliki beberapa makna penting, seperti menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air, meningkatkan apresiasi terhadap sejarah dan budaya Indonesia, serta merenungkan nilai-nilai kepahlawanan dan semangat perjuangan yang dapat dijadikan inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut ajaran syarak mangato adat mamakai, disebutkan Dan janganlah kalian sekali-kali mengatakan bahwa orang-orang yang berjuang dan terbunuh di jalan Allah itu mati melainkan mereka hidup tetapi kita tidak merasakan", QS al-Baqarah ayat 154.

Artinya, sesungguhnya para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini, yang kita ketahui maupun yang tidak, mereka hidup di hati kita. Jadi sebetulnya pahlawan itu tidak pernah mati, karena jasa-jasanya selalu dikenang oleh orang banyak.

Kebaikannya selalu tertabur dalam jiwa umat, sehingga tak pernah sirna dan selalu dikenang dan didoakan arwahnya setiap saat. Meskipun secara lahiriyah sudah mati, namun secara hakiki belum, ia mati tetapi hidup.

Pahlawan dalam Islam adalah orang yang berani memperjuangkan Islam sampai ia menang atau mati. Oang-orang yang berjuang itu pun tidak memperdulikan apakah ia bakal mendapat penghargaan atau tidak dari institusi manapun, yang mereka harapkan adalah keridhaan dari Allah Swt.

Dalam Islam kategori berjuang disebut juga jihad. Ada beberapa macam dalam ajaran syarak mangato, diantaranya adalah jihad memerangi hawa nafsu atau jihad al-nafs, termasuk jihad memerangi syetan, jihad memerangi orang kafir atau jihad al-kuffar, jihad memerangi orang munafik atau jihad al-nifaq. Dan menurut Rasulullah, justru jihad yang paling besar adalah jihad memerangi hawa nafsu.

Hal ini pernah disampaikan oleh Rasulullah Saw saat usai perang Badar. Beliau berkata kepada para sahabatnya: “Kita masih akan menghadapi perang yang lebih dahsyat lagi.” Kata sebagian sahabat: “Perang apalagi ya Rasul? Bukankah ini perang yang dahsyat”? Jawab Nabi: “Perang melawan hawa nafsu”.

Kemudian dalam ajaran adat mamakai di Minangkabau, bahwa pahlawan itu jiwanya tak pernah mundur dan semangat tak pernah kendur. Dalam hadist Minang disebutkan, Silonyok namonyo kumbang manyulai anak api-api. Tak dietong kalah jo manang aso iduik kaduo mati. Artinya bagi orang Minang kalau berjuang itu tak ada lagi perhitungan apakah hidup setelah berjuang? Tetapi dia hanya mempunyai dua pilihan saja yaitu kalau tak hidup tentu mati. Yang Namanya menyerah tidak ada.

Setelah mereka mati dalam berjuang tidak ada pula pikiranya apakah dia jadi pahlawan bangsa atau tidak. Menurut tuturan dari seorang Penghulu ninik mamak di Tiku Agam Abd. Muis Dt. Bandaharo bersuku piliang bahwa dari seribu pahlawan nasional yang gugur di medan perang sebanyak tujuh ratus orang adalah orang Minang.

Tetapi Namanya tidak diabadikan sebagai pahlawan nasional. Jiwa juang orang Minang berhubungan dengan menegakkan atau merebut kebenaran di tengah – tengah kekacauan. Merebut kemerdekaan diungkapkan dalam uankapan adat Minang, basilang karih di kaniang, mahunjam tombak di dado, basimbah darah di badan nan bana disabuik juo. Artinya, dalam keadaan genting apa pun merebut kebenaran atau memperjuangkan kemerdekaan itu orang Minang setapak tidak akan surut selangkah tak kan lari. Sebab semboyan orang Minang dalam berjuang suruik satapak binaso, lari salangkah narako