Detail Artikel

Jum'at, 26 Juli 2024

ORANG PINTAR BANYAK ORANG BENAR SEDIKIT?
ORANG PINTAR BANYAK ORANG BENAR SEDIKIT?
Dr. Drs. M. Sayuti Dt. Rajo Pangulu, M.Pd.
Ketua Pujian ABSSBK HAM/ Dosen Univ. Bung Hatta

Pusat Kajian Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah Hukum Adat Minangkabau yang disingkat PUJIAN ABSSBK HAM kembali mengamati dan mengkaji dengan mengajukan pertanyaan. Benarkan sekarang orang pintar banyak tetapi orang benar sedikit?

Munculnya judul ini disebabkan oleh beberapa pendapat bahwa orang pintar secara akademik mungkin bisa diukur, Ukurannya antara lain adalah seperti ijazah mulai dari Sekolah Dasar atau SD sampai ke Perguruan Tinggi atau PT. Ijazah PT itu seperti ajazah S1, Ijazah S2, dan Ijazah S3.

Sedangkan ukuran orang benar bersifat relatif namun efektif dan produktif. Orang benar itu biasanya dia berbuat dan bertindak berdasarkan hati sanubarinya. Sekurang – kurangnya apa yang diucapkannya itu yang dilaksanakannya. Bukan lain di mulut lain di hati atau benar siang dusta malam atau telunjuk lurus kelingking barkait.

Kalau kita kaitkan dengan prilaku korupsi. Koruptor umumnya orang pintar kalau diukur dari ijazah yang dimilikinya. Kalau kita lihat data koruptor di Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, maka terlihat para koruptor itu umumnya orang pintar.

Umumnya koruptor itu orang pintar. Kalau mereka tidak pintar mustahil dia dapat melakukan korupsi. Sebab orang pintar itu tau sumber – sumber peluang uang mana yang bisa diambil atau disunatnya. Tetapi kalau dia orang benar tidak mau merugikan dirinya atau merugikan orang lain apalagi merugikan uang negara. Artinya, orang benar juga tidak mau memperkaya diri atau memperkaya diri orang lain.

Sebaliknya orang pintar belum tentu dapat menyelamatkan uang negara. Orang pintar belum dapat dipegang perkataannnya. Sebab kepintarannya dipergunakan untuk mengakali apa yang dinginkannya walaupun akalnya bertentangan dengan prilakunya.

Mari kita lihat ciri – ciri orang pintar atau ciri – ciri orang benar. Ciri – ciri orang pintar:

Pertama, empati tinggi. Psikoterapis Christine Scott-Hudson menyatakan adanya hubungan langsung antara kepintaran emosional yang tinggi dengan IQ tinggi yang dimiliki seseorang. Salah satu bagian dari kepintaran emosional adalah empati yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi skor empati seseorang, semakin tinggi pula skor pemahaman verbal yang efektif bagi orang tersebut," kata Scott-Hudson;

Kedua, Rasa Ingin Tahu Tinggi. Tanda orang pintar adalah sejauh mana rasa ingin tahu seseorang pada sesuatu. Menurut Scott-Hudson, orang pintar bukan diukur dari jumlah buku yang dibacanya, tetapi perihal pertanyaan yang diajukan dalam benaknya. Orang-orang pintar melibatkan hasrat mereka dan mengajukan pertanyaan, seperti siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana, mengapa, dan bagaimana jika?;

Ketiga, Jiwa Pengamat Tinggi. Sementara itu, psikolog klinis dan ahli saraf Dr. Catherine Jackson mengungkapkan bahwa orang pintar cenderung pendiam. Bahkan, ia justru menjadi pengamat di antara yang lainnya. "Orang terpintar di ruangan itu tidak selalu yang paling berisik. Alih-alih membual tentang pencapaian mereka atau memberi tahu orang betapa benar pendapat mereka, mereka biasanya pendiam dan jeli," ungkap Jackson. Sebab, ketika seseorang memiliki kemampuan untuk memahami segala hal, ia justru lebih mampu melihat hal-hal yang biasanya terlewatkan oleh orang lain;

Keempat, Kontrol Diri Tinggi. Memiliki kontrol diri adalah tanda kepintaran;

Kelima, Mudah Mengingat Hal Detail. Orang dengan daya ingat yang baik artinya memiliki keterampilan, memori jangka pendek yang baik, dan kemampuan fokus yang baik. "Daya ingat yang baik dan kepintaran itu sangat berkorelasi," kata Jackson;

Ciri ciri orang benar itu antara lain:

Pertama, Ilmunya diamalkannya. Ada orang punya ilmu berijazah lengkap tetapi ilmu yang ada pada dirinya tidak diamalkannya. Tetapi orang benar itu ilmunya walaupun tidak terlalu tinggi tetapi ilmu yang sedikit itu diamalkannya untuk kepentingan diri dan orang banyak;

Kedua, Sesuai perkataan dan perbuatan. Orang benar itu bila dia berkata maka perkataannya itu selalu dilaksanakannya. Sebab dalam ajaran adat Minangkabau, manusia dipacik kato, binatang dipagang tali (Bhs Minang) atau manusia digenggam kata, binatang dipegang tali (Bhs Indonesia).

Ketiga, Takut berbuat salah. Orang benar itu takut berbuat salah. Sebab kesalahan itu akan membawanya kepada kesengsaraan. Orang yang takut berbuat salah termasuk orang yang benar. Ungkapan Minangkabau berbunyi, takuik karano salah, barani karano bana (Bhs Minang) atau takut karena salah berani karena benar (Bhs Indonesia). Artinya seseorang itu akan menyampaikan kebenaran walaupun terasa pahit. Dalam ajaran syarak dikatakan, katakanlah yang benar itu walaupun pahit tertuang dalam kitab Al.Hadis;

Keempat, Taat menjalankan ibadah. Orang benar itu taat mejalankan ibadahnya. Sebab ibadah itu akan menuntunnya untuk melakukan kebenaran. Ucapan yang dilakukan dalam ibadah semuanya benar. Sebab orang ahli ibadah dia berbicara dengan Tuhannya. Kalau berbicara dengan Tuhan Allah Swt harus pembicaraan yang benar. Supaya pembicaraan itu menjadi doa. Tentu doanya akan diterima oleh Allah Swt.;

Kelima, Diri orang lain dianggapnya dirinya sendiri. Orang benar tidak mau meaniaya orang lain. Sebab orang lain itu dianggapnya dirinya sendiri. Dalam ajaran syarak mangato disebutkan, sebaik baik manusia adalah bermanfaat bagi orang lain. Kesimpulannya, orang pintar belum dapat menjamin uang negara akan selamat. Tetapi orang benar diyakini mampu menyelamatkan uang negara. Orang benar itu suka berbagi tidak mau makan sendiri.

Sesuai bak ungkapan Minang, nan saketek agiah babinjek, nan banyak agiah baonggok atau hati tungau samo dicacah, hati gajah samo dilapah. Artinya orang benar itu kalau berbagi dilakukannya secara adil dan jujur. Tetapi benar dalam kejujuran dan jujur dalam kebenaran.