Sabtu, 16 April 2005
Menyelami Laut, Melihat Dunia Bawah Laut
Menikmati pemandangan bawah laut itu, ternyata memiliki keasyikan tersendiri. Berbagai ragam biota laut yang hidup berkeliaran di dalam air tersebut begitu memikat untuk ditatap. Mulai dari ikan-ikan karang yang beragam dan bewarna warni, rumput laut yang bergoyang-goyang, aneka terumbu karang baik karang keras maupun karang lunak yang berbagi bentuk, hingga plankton dan aneka biota laut lainnya menggoda kita untuk segera menyelaminya.Untuk dapat menikmati semua keindahan dan kenikmatan bawah laut tersebut, tidaklah terlalu sukar atau memerlukan waktu yang lama. Salah satu cara untuk dapat menikmati pemndangan bawah tersebut adalah dengan belajar menyelam ( scuba diving ). Dengan belajar menyelam seorang diver akan mendapatkan teori mengenai bagaimana cara menyelam dengan benar, pengetahuan mengenai peralatan-peralatan yang diperlukan termasuk juga bagaimana cara menyelamtkan diri, hanya saja biaya yang harus dikeluarkan untuk belajar scuba dengan segala peralatannya untuk menjadi penyelam professional relatif cukup mahal.
Pilihan lain untuk dapat menikmati keindahan tersebut adalah dengan belajar skin diving atau snorkeling, agaknya snorkeling ini bisa dikatakan adalah jenjang pertama untuk mengikuti jenjang-jenjang penyelaman yakni dari skin diving ke scuba diving. Berbeda dengan scuba diving yang menuntut banyak peralatan yang relatif mahal serta harus memiliki ketrampilan khusus, untuk dapat melakukan snorkeling cukup sederhana saja, yang penting sekali adalah bisa teknik-teknik dasar berenang, peralatan dan perlengkapannyapun cukup sederhana yaitu : (1). Masker berfungsi untuk melindungi mata dan hidung dari kemasukan air, (2). Snorkel berfungsi sebagai alat untuk bernafas melalui mulut, (3). Fin atau kaki katak yang berfungsi untuk menambah kecepatan dan gerakan kaki dalam meluncur di air. Semua peralatan tersebut adapt di peroleh di took-toko olah raga dengan harga berkisar Rp. 80.000 – Rp.250.000, tergantung dari merek dan kualitasnya. Untuk dapat melakukan snorkeling pun biasanya tak dituntut harus memiliki sertifikat khusus, asal saat bersnorkelling ria kita harus punya pasangan yang mendampingi kita selama bersnorkelling.
Biasanya hanya dengan bersnokelling atau skin diving orang tak cukup puas menikmati keindahan panorama bawah laut tersebut, makulum hanya dengan sekedar mengapung di permukaan, keindahan yang dapat disaksikan terbatas, hanya sebagian kecil saja yang dapat disaksikan, misalnya hanya ikan-ikan kecil dan aneka ragam jenis terumbu karang diperairan dangkal saja yang dapat disaksikan. Padahal keindahan yang lebih miterius lagi biasanya tersembunyi dibawah permukaan, maka unuk dapat menikmatai keindahan yang lebih tersebut kalau hanya dengan peralatan skin diving saja kita tak dapat menyelam ketempat yang lebih dalam dan lebih lama. Untuk itu kita harus dilengkapi dengan alat Bantu untuk pernafasan bawah air yang disebut dengan alat SCUBA ( Self Contained Underwater Breathing Apparatus ). Untuk bisa menyelam scuba mau tak mau kita harus memiliki sertifikat selam, minimal jenjang A2 versi PB POSSI ( Persatuan Olah raga Selam Seluruh Indonesia ). Untuk memperoleh sertifikat tersebut kita terlebih dahulu harus mengikuti kursus singkat pada club-club selam yang ada atau pada dive shop-dive shop dengan biaya berkisar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000, tergantung dari tingkat jenjang penyelaman dan induk organisasi yang mengeluarkan sertifikat selam tersebut. Walaupun kita tak memiliki peralatan scuba, kita dapat menyewa pada dive shop, biasanya dengan harga yang berkisar Rp. 30.000 – Rp. 50.000 untuk regulator dan BCD, tabung oksigen berkisar Rp. 20.000 – 35.000, harga tersebut belumlah termasuk biaya trasnportasi dan untuk dive guide.
Meski peminat akan olah raga ini relatif masih sedikit, di Sumatera Barat agaknya olah raga ini telah mulai diminati, tidak saja oleh kalangan muda, pelajar, atau mahasiswa, tetapi juga bagi mereka yang telah berumurpun bayak yang kesemsem dengan jenis olah raga yang telah dikenal sejak tahun 1983 di Sumatera Barat. Pertama kali selam di Sumatera Barat diperkanalkan oleh seorang penyelam professional Mr. Wiliam Ong dari Singapura, melihat potensi selam yang begitu besar di perairan ini, maka sekitar tahun 1990 terbentuklah club-club selam di Sumbar diantaranya Tirta Diving Satwa yang kini mengembangkan kiprahnya dibidang Dive Shop di Indonesia Bagian Timur, kemudian Padang Diving yang mengkhususkan wisata selam di Sumatera Barat.
Kini kegiatan pengembangan olah raga selam di Sumatera Barat telah mulai bangkit kembali, berkat kegigihan dan keseriusan diver-diver senior yang telah ada sebelumnya serta dari jebolan diver Bung Hatta Diving Club. Sekedar ilustrasi, pengembangan olah raga selam ini mulai aktif kembali setelah adanya perhatain yang serius oleh pemerintah dengan adanay program Diklat Selam dan Metode Penelitian Terumbu Karang yang diadakan oleh P3O-LIPI di tujuh daerah. Untuk wilayah Sumatera telah ditunjuk Universitas Bung Hatta sebagai pusat dari Simpul 1, dimana LIPI membagi wilayah Indonesia manjadi 7 simpul, yaitu Simpul 1 meliputi wilayah Sumatera berpusat di Universitas Bung Hatta, Simpul 2 meliputi sampai saat ini dari program tersebut telah dihasilkan lebih dari 800 orang penyelam-penyelam baru di Indonesia, sampai saat ini Bung Hatta Diving Club telah melahirkan 30 orang lebih baik yang telah menyelesaikan kuliahnya maupun yang masih aktif di bangku perkuliahan.
Sangat ironis sekali, bila dibandingkan jumlah penyelam yang ada di Indonesia, bila dilihat dari negara kita yang merupakan negara maritime terbesar di dunia, betapa tidak dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 Km yag mana 2/3 dari luas wilayahnya adalah lautan dengan jumlah pulau-pulau lebih dari 13.000 buah. Namun dari 212 juta jiwa penduduknya, jumlah penyelam sangatlah kecil sekali. Sebenarnya minat masyarakat terhadap kegiatan selam sesungguhnya cukup tinggi, terutama bagi mereka yang menyukai olah raga air, para peneliti kelautan dan aktifis lingkungan serta berbagai profesi orang lainnya. Namun berbagai keterbatasan menjadi kendala dalam melaksanakannya.
Hal itu bagi para peminat olah raga selam atau pemerhati sumberdaya kelautan, kini nampaknya agak terkurann\gi, karena di Sumatera Barat sendiri telah berkembang, bahkan Yayasan Minang Bahari, sebuah LSM mengkhususkan lembaganya di bidang ini, selain giat mengkampanyekan penyelamatan laut dan pesisir serta membantu program pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat pesisir juga, akan membantu para pengemar selam, mendampingi serta akan memandu ke lokasi-lokasi penyelaman. Anda berminat ?, hubungi LSM tersebut yang beralamat di Jl.Kartini II no 22 B, atau lewat telepon (0751) 21598. Bagi pengemar selancar dunia maya bisa juga di akses di http://www.geocities.com/sanari dan e-mail : sanari@padang.wasantara .net.id. Di situs tersebut anda akan mendapatkan informasi lengkap tentang dunia bawah laut Sumatera Barat, negeri elok yang berada di pantai bagian barat Pulau Sumatera.