Detail Artikel

Rabu, 27 April 2005

Pembangunan Dan Peluang Kerja Pada Sektor Perikanan Dan Kelautan
Berdasarkan laporan Bank Dunia (World Bank) tahun 2003 dalam bukunya berjudul Indonesian Beyond Macro Economic Stability, daya saing industri Indonesia saat ini bergeser ke arah industri berbasis sumberdaya alam, diantaranya industri berbasis perikanan (fisheries-based Industries).

Strategi pembangunan berbasis sumberdaya alam khususnya sector perikanan dan kelautan ini diyakini sangat prospektif sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional ke depan dan mempunyai nilai competitive advantage yang dapat diandalkan. Karena pada kenyataannya Indonesia memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang belum termanfaatkan secara optimal. Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri dari sekitar 17.500 pulau-pulau dengan total garis pantai sepanjang 81.000 km, nomor 2 terpanjang di dunia setelah Kanada. Bila dinilai dengan persentase, pemanfaatan sumberdaya alam ini baru sekitar 35% dari potensi yang ada.

Meskipun baru berusia 4 tahun, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) sebagai lembaga teknis penggerak pembangunan sektor perikanan dan kelautan, melalui dukungan semua stake holders, telah memainkan peranan dengan sangat baik. Tiga hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini:

Pertama, Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai suatu indikator ekonomi makro menunjukkan bahwa PDB sektor perikanan selama periode 1992-2002 mengalami peningkatan sebesar 21,72%. Nilai ini jauh lebih besar dari persentase kenaikan PDB Nasional yang hanya sebesar 13,56%. Sementara itu kontribusi sektor perikanan terhadap PDB Nasional tahun 2003 meningkat sebesar 2,90%. Jika dimasukkan kegiatan pengolahan produk perikanan, maka nilai ini jauh lebih besar yakni sekitar 10%.

Kedua, pemerintah saat ini mengalokasikan dana Rp 2 Trilliun lebih untuk pembangunan sektor perikanan dan kelautan. Ini merupakan kebijakan pemerintah yang luar biasa untuk ukuran suatu departemen yang baru berusia 4 tahun. Apalagi bila dibandingkan dengan Departemen Pertanian yang sudah berusia puluhan tahun, yang mempunyai alokasi dana pembangunan juga sekitar Rp 2 Trillun.
Suatu hal yang sangat menggembirakan dalam aspek pendanaan ini adalah adanya kepedulian dan dukungan dari lembaga perbankan terhadap pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Sebagai teladan, pada tahun 2003 Bank Mandiri mengalokasikan dana sebesar Rp 3 Trilliun yang disalurkan melalui Program Kredit Mina Mandiri (KMM) dengan realisasinya hingga Januari 2004 sekitar Rp 1 Trilliun. Sementara itu Bank Bukopin juga menggulirkan Program Kredit Swamitra Mina (KSM) dengan perkiraan alokasi dana sebesar Rp. 500 Milliar yang tersebar di 160 Kabupaten/Kota di Indonesia. Selain itu terdapat program Permodalan Nasional Madani berupa pengembangan BPR Pesisir dan Nelayan yang sedang melakukan proses pendirian 30 BPR di 30 Kabupaten/Kota di Indonesia. Dalam proses pendirian ini PNM akan melakukan investasi Rp 100 Juta untuk setiap BPR sedangkan dana PNM yang disalurkan pada tahap awal diperkirakan sebesar Rp 100 Miliar.
[newpage]
Ketiga, pada tahun 2003 Presiden RI telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan (Gerbang Mina Bahari) sebagai terobosan dalam pembangunan kelautan dan perikanan nasional. Gerakan ini dimaksudkan agar variable ekonomi makro makin kondusif dan pembangunan kelautan dan perikanan mendapat dukungan yang luas dari segenap komponen bangsa.

Keadaan di atas memberi gambaran betapa besar peluang kerja pada sektor kelautan dan perikanan. Dengan bahasa dan pola pikir yang lebih tepat, terbuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak bangsa untuk menciptakan lahan kerja dan bekerja di sektor perikanan dan kelautan. Baik pada bidang pekerjaan yang secara teknis menangani kegiatan produksi, penanganan, pengolahan, dan pemasaran produksi perikanan maupun pada kegiatan yang mempunyai keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan teknis. Apalagi bila dilihat keterkaitan industri perikanan dengan industri lainnya misalnya dengan industri peternakan dan pertanian yang akan menimbulkan effek berganda dalam berbagai sekktor ekonomi secara luas. Pada kenyataannya pula, saat ini berbagai lembaga perbankan semakin banyak merekrut sarjana-sarjana perikanan S-1 sebagai tenaga analis untuk aliran dana ke sektor perikanan dan kelautan.

Secara ringkas, dapat dikemukakan beberapa usaha komersial dan kesempatan kerja di bidang perikanan yang sangat prospektif dan saat ini sedang tumbuh dan berkembang serta sangat memerlukan Sumberdaya Manusia berupa ahli-ahli perikanan dan kelautan, yaitu:

1. Industri kecil galangan kapal perikanan
2. Usaha pembuatan alat penangkapan ikan
3. Industri budidaya kepiting
4. Usaha budidaya makro alga
5. Usaha pembenihan ikan
6. Usaha pembesaran ikan di kolam dengan berbagai teknik dan tipe kolam
7. Usaha pembesaran ikan di Karamba Jaring Apung
8. Budidaya pakan alami
9. Usaha pengolahan ikan
10. Usaha transportasi ikan hidup
11. Konsultansi perikanan dan kelautan