Detail Artikel

Jum'at, 06 Mei 2005

Kebijakan Pengelolaan Plasma Nuftah Ikan Bilih (Mystacoleucus padangenesis Blkr) di Danau Singkarak
KEBIJAKAN PENGELOLAAN PLASMA NUTFAH IKAN BILIH (Mystacoleucus padangenesis Blkr) di Danau Singkarak
Dr.Ir. Hafrijal Syandri,MS
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta
Jl. Sumatera Ulak Karang Padang, Sumatera Barat
Telp. 0751-51678, Fax 0751-41702

ABSTRAK

Ikan bilih yang hidup di danau Singkarak merupakan endemik, tergolong hampir punah , dam mempunyai nilai ekonomis penting. Oleh karena itu pengelolaannya perlu dilakukan agar berkalnjutan. Tujuan penelitian adalah mengetahui profil nelayan dan sumber daya ikan bilih, sehingga dapat ditentukan kebijhakan pengelolaannya. Penelitian menggunakan metode sensus, data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan nelayan menggunakan kuesioner. Daerah pengem,bilan data 15 desa di selingkar danau Singkarak mencakup kabupaten Solok dan Tanah Datar. Analisis data dilakukan secara kuntitatif, dan deskriptif dan dirumuskan memakai analisis SWOT ( Strechtening Weakness Opportunity and Threats) dan dirumuskan model kebijakan pengelolaaannya.

Jumlah nelayan sebanyak 395 orang dengan tingkat pendidikan dominant tidak tamat SD dan tamat SD (55,44%), kelompok umur yang paling banyak menangkap ikan bilih antara 31-40 tahun. Jenis alat yang digunakan yaitu jarring insang (mesh size ¾ dan 1,0 inci) berjumlah 894 unit, jaringlingkar 32 unit, alahan 62 unit, jala 280 unit, lukah 32 unit, dan setrum 89 unit serta bahan peledak. Untuk keberlanjutan ikan bilih pengelolaan yang harus dilakukan adalah ; 1) pengelolaan penangkapan, 2) pengelolaaan habitat /suaka konservasi , 3) pengelolaan pembenihan untuk restocking, dan pengelolaan tersebut harus dilakukan secara terpadu antara stackholders yaitu Pemda, PT.PLN Sektor Bukitinggi, Perguruan Tinggi, dan masyarakat local.