KEPALA BNPB BERI KULIAH UMUM DI KAMPUS UBH
Senin, 22 April 2013
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Syamsul Maarif, M.Si. memberikan kuliah umum di hadapan 300-an undangan dan mahasiswa UBH di Aula Balairung Caraka Kampus I Universitas Bung Hatta, Senin (22/4).Kuliah umum tersebut diselenggarakan sekaligus pembukaan Konsentrasi Manajemen Pengurangan Resiko Bencana pada Program Pascasarjana Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta.
Rektor Universitas Bung Hatta Prof.Niki Lukviarman dalam sambutannya menyebutkan tujuan dibukanya Konsentrasi Manajemen Pengurangan Resiko Bencana itu adalah untuk menyediakan sumberdaya manusia yang dapat di bekerja dalam mengelola bencana baik untuk jajaran pemerintahan, relawan atau professional dan pada semua pihak yang tertarik terhadap semua aspek bencana dengan latar belakang multisipliner.
Kami sangat berterima kasih kepada Ka.BNPB beserta jajarannya yang telah bekerjasama dan membantu UBH dalam membuka Konsentrasi Manajemen Pengurangan Resiko Bencana, disamping itu juga telah mempercayai UBH dalam melakukan kajian social tentang Tentang Evakuasi Sementara Tsunami di Sumatera Barat imbuh Niki.
Kuliah Umum yang disampaikan oleh Syamsul Maarif mengambil tema Penanggulangan Bencana Dalam Perspektif Sosiologis dimoderatori oleh Direktur Pascasarjana UBH Prof.Nasfrizal Carlo.
Syamsul Maarif menyambut baik dibukanya program tersebut di UBH dan menaruh harapan besar terbangunnya awareness terhadap resiko dan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi bencana tersebar di tengah-tengah masyarakat lndonesia.
Ia menyebutkan, wilayah Indonesia sangat rentan terjadi beragam bencana, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, dan sebagainya. Sementara itu, ada masyarakat yang tidak paham dengan resiko bencana yang ada di sekitarnya.
Melalui geografi dan pendekatan kultur, diharapkan kita mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat sehingga mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan apabila terjadi bencana, ujar Syamsul Maarif.
Di akhir kuliah umum Syamsul Maarif menyimpulkan bahwa, pengelolaan bencana menunjukkan percampuran konsep, simp[ulan dan analisis dari sosiologi, administrasi public dari berbagai disiplin ilmu. Dalam semua kejadian bencana yang paling penting bagaimana memahami pola pengetahuan individu dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana tersebut. Perspektif sosiologis bukan hanya sekedar wacana, namun seharusnya menjadi panduan dalam menyusun kegiatan, prioritas dan strategi implementasi pengelolaan bencana yang berkelanjutan
Jika strategi pengelolaan bencana menjadi acuan dalam tanggapan prilaku manusia atau kelompok dalm menghadapi bencana secara efektif, harusnya dikembangkan dan diterapkan menjadi bagian kehidupan sehari-hari dan ada tiga filosofi dalam menghadapi bencana. Filosofi tersebut antara lain (1) Jauhkan masyarakat dari bencana, (2) Jauhkan bencana dari masyarakat, dan (3) Hidup harmoni dengan resiko dan bencana., simpul Syamsul Maarif.
Sementara itu, di sesi Tanya jawab, Walikota Padang Drs.Fauzi Bahar,MSi mengusulkan kepada Syamsul Maarif, agar menyurati juga MenPAN apabila ada penerimaan-penerimaan CPNS agar di masukkan juga kebutuhan lulusan Diploma, S1 dan S2 program kebencanaan. Karena menurut Fauzi selama ini kebutuhan tersebut sangat di perlukan, tetapi dalam perekrutan tidak disediakan formasinya.
Fauzi menambahkan, program yang dibuka UBH sekarang ini sangat strategis, namun ia juga meminta agar UBH juga membuka program diploma tiga. Semua daerah Kabupaten dan Kota nantinya agar mengirimkan minimal 1 orang calonnya untuk kuliah di UBH ujar Fauzi yang disambut gemuruh applaus peserta. (**Indrawadi-Humas UBH)