Detail Berita

UBH Akan Jadi Tempat Ahli Linguistik Dunia Membahas Eksistensi Bahasa Melayu

Selasa, 21 Mei 2013

Diperkirakan akan hadir lebih dari 50 peserta dari 17 perguruan tinggi yang berasal 7 negara sepertia IndonesIa, Malayasia, Jerman, Amerika, Jepang, Denmark dan Australia, membahas eksistensu Bahasa Malayu pada International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics (ISML) yang ke-17 yang akan di gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta, tanggal 6 s/d 10 Juni mendatang di Aula Balairung Caraka Gedung B Kampus I UBH Ulak Karang.

Hal itu di ungkapkan Dekan FIB-UBH Dra. Puspawati, M.S, diruang kerjanya, Selasa 20/5. Dikatakan FIB-UBH dipercaya menjadi tuan rumah untuk menyelenggarakan Simposium internasional tersebut bekerjasama dengan Pusat Kajian Bahasa dan Budaya, Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Departement of Linguistics and Cognittive Science, Universitiy of Delawere dan Departemnt Linguistic, Max Planck Institiute for Evolutionary Anthoropology, Jerman.

Ia menjelaskan, Simposium tersebut dilaksanakan secara bergilir tiap tahunnya di Indonesia, untuk tahun berikutnya di negara lain, dengan tujuan untuk mengumpukan para ahli yang akan membahas permasalahan bahasa dan budaya serta dialek-dialek yang ada di dalam rumpun Melayu/Indonesia.

“Dalam simposium ini akan mempresentasikan makalah hasil kajian bahasa yang bersifat mikro dan makro dalam hubungan masyarakat, pendidikan variasi bahasa dan budaya Melayu/Indonesia. Selain membahas bahasa standar Melayu/Indonesia akan juga mengkaji ilmu linguistik dan ilmu yang berhubungan dengan linguistik,” terang Puspa.

Di tempat terpisah, Ketua Pelaksana Dr. Elfiondri, M.Hum menjelaskan ISMIL pertama kali diluncurkan di Malaysia tahun 1997, hingga ISMIL ke-16 telah diselenggarakan di 6 negara yaitu Indonesia, Belanda, Malaysia, Jerman, Amerika dan Sri Langka.

“Simposium ini menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam setiap kegiatannya mulai dari penulisan makalah hingga presentasi oleh pemakalah” ujar Elfiondri.

Elfiondri menambahkan, dalam agendanya, simposium tersebut akan membahas masalah phonology, phonology dialec, historical comperative, morphology, morphology morphosyntax, semantics, semantics lexical catagories, syntax grammatical relations, syntax nominalisations, siciolinguistics, anthoropological, contact, languange change, acquisition, endangerment and documentation dan syntaxis. (**Bayu/Indrawadi-Humas UBH).