Ahli Bahasa Dunia di Suguhi Permainan KIM
Senin, 10 Juni 2013
Dengan logat Bahasa Minang terpatah-patah, “Coki di bawah lantai, awak coki urang yang sampai”, itulah yang terlontar dari Timothy, warga Amerika Serikat, seorang peserta International Symposium on Malay-Indonesian Linguistics (ISMIL) yang di gelar Fakultas Ilmu Budaya UBH beberapa waktu yang lalu, saat mengikuti permainan KIM di rumah salah seorang panitia ISMIL ke-17 Dr. Yusrita Yanti, SS,MHum, Komplek Dangau Teduh Bandar Buat, 9/6.Timothy mengaku, baru pertama kali mengikuti permainan KIM, sebelumnya dia mengenal permainan sejenis “Bingo” di negaranya, namun belum pernah mengikutinya.
Menurutnya permainan sejenis game tersebut sangat unik dan menarik, karena atraktif, lucu dan menghibur serta berhadiah, dan permainannya pun tidak sulit.
“Walau kami tidak begitu mengerti dengan pantun-pantun berbahasa Bahasa Minang, kami tidak kesulitan untuk memainkannya, karena angka-angka yang keluar dilayar tinggal di cocokkan”, ujar Timothy usai memenangkan hadiah Cinderamata berupa miniatur rumah gadang Minangkabau.
Hal senada juga di ungkapkan warga Jepang Hoi Ling Soh, menurutnya tidak perlu waktu lama untuk bisa mengikuti permaian KIM tersebut, permainannya sangat menghibur dengan lagu-lagu berbahasa Minang yang dinyanyikan secara jenaka, lucu dan atraktif diiringi organ.
Sementara itu, Yusrita Yanti menyebutkan, panitia sengaja menggelar acara tersebut dengan tujuan untuk memperkenalkan salah satu permainan khas dan budaya Minangkabau kepada beberapa peserta ISMIL yang belum kembali ke negaranya.
“Ada 25 orang yang berasal dari negara USA, Jepang,Jerman,Singapura,Malaysia dan Australia yang belum kembali, dan momen itulah yan kita pergunakan sebelum mereka kembali kenegaranya” ujar Yusrita.
Permainan KIM sendiri adalah salah satu bentuk game di Sumatera Barat, dalam sejarahnya pertama kali di populerkan oleh Idham Rajo Bintang (salah seorang tokoh pariwisata Sumbar) pada tahun 1968.
Dalam syair lagu, penyanyi Kim menyelipkan nama-nama angka dua digit yang kemudian dicoblos oleh hadirin pada kertas-kertas bertuliskan angka-angka dua digit yang dibagikan panitia sebelumnya.
Hadirin yang mencoblos angka-angka terbanyak sesuai yang terselip dalam syair lagu dinyatakan sebagai pemenang dan berhak mendapat hadiah disediakan panitia.
Karena atraktif, lucu dan menghibur, permainan ini cepat berkembang hingga ke seluruh pelosok Indonesia dan di Sumbar selain di hotel-hotel permainan ini ditampilkan pada arena pameran besar dan pekan budaya di lapangan terbuka.(**Indrawadi)