Dibutuhkan Sarjana Kelautan dan Perikanan Untuk Kelola Sektor Kelautan
Kamis, 27 Juni 2013
Indonesia membutuhkan ratusan ribu orang sarjana bidang eksplorasi dan pengolahan sumber daya keluatan dan perikanan, namun lembaga pendidikan tinggi ini belum mampu memenuhi permintaan itu."Dalam lima tahun terakhir kebutuhan sarjana yang ahli bidang kelautan meningkat tajam mencapai rata-rata 200 ribu orang per tahun guna eksplorasi dan pengolahan hasil laut Indonesia," Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Bung Hatta Ir Yempita Efendi MS di ruang kerjanya, Kamis (27/6).
Menurut dia, kebutuhan tenaga kerja ahli kelautan itu belum mampu dipenuhi dengan lulusan Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia yang saat ini baru 12 PT baik negeri maupun swasta yang telah membuka program studi atau Fakultas Perikanan dan Kelautan.
Dari 12 PT yang telah membuka program kelautan dan perikanan di Indonesia baru melahirkan sekitar seribu orang sarjana tiap tahunnya, namun tidak semua lulusan itu yang bekerja di sektor kelautan dan perikanan.
Sebagian dari mereka, justru lebih berharap menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sehingga akhirnya mereka menggeluti profesi lain walaupun tidak sesuai dengan ilmu keahliannya.
"Banyak lulusan Fakultas Perikanan dan kelautan yang lebih memilih profesi lain dari pada mengolah sumbar daya kelautan. Ini pola pikir yang yang kurang tepat," katanya.
Padahal, tambah Yempita, potensi kelautan sangat menjanjikan dan sebagai contoh dari kajian para ahli dunia diketahui terumbu karang seluas 1 KM2 mampu menghasilkan ikan 40 sampai 60 ton ikan atau setara 120 ribu dolar AS.
Potensi itu, belum termasuk pemasukan dari wisata bahari yang mencapai 50 ribu sampai 80 ribu dolar AS serta kegiatan penelitian. "Jika lulusan PT mampu mengelola sumberdaya kelautan dan sumberadaya perairan umum, maka hasilnya akan berarti bagi kemakmuran bangsa ini imbuhnya lagi.
Yempita, yakin lulusan sarjana perikanan akan tetap dibutuhkan dan memiliki peluang kerja yang menjanjikan, karena wilayah Indonesia, termasuk Sumatera Sumatera Barat lautnya lebih luas dari daratannya, dan memiliki hasil laut yang cukup kaya.
Bila hasil laut kita dapat dikelola dengan baik, maka kehidupan masyarakat yang berada di daerah pantai akan sejahtera. Contoh di negara-negara maju, masyarakat nelayannya hidup dalam keadaan sejahtera. Tetapi di negeri kita masyarakat nelayan hidup dalam kemiskinan.
Kita butuh sarjana-sarjana perikanan yang cerdas, sehingga mampu memanfaatkan alam laut kita membawa keberkahan, ujarnya lagi.
Ia menambahkan, saat ini Universitas Universitas Bung Hatta memiliki Fakultas Perikanan dengan dua program studi yakni Budidaya Perikanan dan Pemanfaatan Sumberdaya Perairan akan berupaya melahirkan sarjana-sarjana yang siap terjun untuk menjadi tenaga budidaya perikanan pengelola hasil laut yang handal.
Tahun Akademik 2013/2014 ini, hingga 19 Juli 2013 membuka kesempatan bagi calon mahasiswa untuk mendaftarkan diri baik untuk Fakultas Perikanan maupun fakultas lain yang ada di lingkungan Universitas Bung Hatta.(**Indrawadi)