Detail Berita

Atap Ijuk Rumah Gadang, Bikin Fak.Teknik Teknik HAWK University Hildesheim Jerman Kagum

Selasa, 02 Juli 2013

Prof Hans Leimer, Dekan Fakultas Teknik HAWK University Hildesheim terkagum-kagum dan heran dengan atap ijuk rumah gadang Minangkabau, ia mengaku baru pertama kali melihat ijuk di jadikan sebagai atap sebuah bangunan.

Hal itu di ungkapkan Prof. Niki Lukviarman, SE,Akt.MBA diruangan kerjanya, Selasa,2/7. Ia bersama bersama dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Eko Alvares baru saja kembali dari Jerman dalam rangka memenuhi undangan HAWK University Hildesheim Jerman untuk mempresentasikan keunikan arsitektur rumah gadang.

“Sebelum memenuhi undangan tersebut, tim dari FTSP UBH yang terdiri dari dosen dan mahasiswa yang berjumlah 8 orang terlebih dahulu mempersiapkan miniatur rumah gadang yang dibuat dari kayu bayu dan bambu dan bisa dibongkar pasang, dikerjakan sekitar 1.5 bulan dengan mencontoh rumah gadang Dt Bandaro Kuniang di Limokaum Tanahdatar dengan skala 1: 30”, ujar Niki.

Ia menambahkan, miniatur rumah gadang tersebut di presentasikan di hadapan dosen-dosen senior Fakultas Teknik HWAK untuk selanjutnya sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa teknik, bahkan pihaknya menyediakan ruang khusus di kampus baru HWAK yang pembangunannya sedang berlangsung.

“Kami bahkan bingung menjelaskan apa bahasa inggrisnya “ijuk” tersebut, dan setelah di jelaskan bahwa “ijuk” tersebut berasal dari serat alami yang menempel di ketiak batang pohon aren (batang anau), sama seperti kelapa, seluruh bagian dari batangnya bermanfaat secara ekonomi, mulai dari batang untuk bahan bangunan dan seni, daun, buah, barulah mereka paham dan mengangguk angguk”, jelas Niki.

Menurutnya lagi, dosen teknik HWAK Jerman itu juga sangat mengagumi arsitektur rumah gadang yang ramah gempa, menggunakan bahan yang tersedia dari alam, sesuai dengan daerah tropis, tatanan ruang yang di sesuaikan dengan fungsi-fungsinya, sirkulasi udara yang terbuka lebar, sehingga tidak memerlukan AC, dan lain sebagainya.

“Dalam waktu dekat, pihak HWAK Jerman akan mengirim mahasiswa S2 nya ke Indonesia, khususnya Padang untuk melakukan riset bambu untuk bahan bangunan, karena bamboo sangat banyak tersedia di Indonesia, dan di Jerman sudah ada teknologi untuk menjadikan bamboo sebagai bahan konstruksi bangunan dengan campuran khusus sejenis semen, dan di antara kedua ujungnya di beri pengait sejenis besi” imbuh Niki.(**Indrawadi-Humas UBH).