Kuliah Umum Sastra Jepang, Masalah Sosial Jepang Dewasa Ini
Jum'at, 09 Oktober 2015
Untuk memberikan wawasan baru dalam pembelajaran mengenai kejepangan, Himpunan Masyarakat Mahasiswa Jurusan Asia Timur Fakutlas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta mengadakan Kuliah Umum dengan topik Masalah Sosial Jepang Dewasa Ini yang bertempat di Aula Gedung 6 Blok B Kampus Proklamator II Universitas Bung Hatta pada 7 Oktober 2015.
Kuliah umum ini dibuka secara langsung oleh Sekretaris Jurusan Oslan Amril, S.S, M.Si dan menghadirkan pembicara yaitu Miyashita Yasuyuki, Peneliti dari Jepang, lulusan Universitas Nihon yang juga seorang Indonesianis yang dimoderatori oleh Lidza Megarina mahasiswa Sastra Jepang tingkat tiga.
Ia membawakan makalah yang membahas mengenai perbandingan antara ketimpangan angka kelahiran dengan makin meningkatnya jumlah manula Jepang. Pembahasannya sangat menarik karena ditinjau dari berbagai sudut pandang, seperti kesehatan, partisipasi pemerintah dalam bidang kesehatan (serupa BPJS kalau di Indonesia), perubahan paradigma kaum wanita Jepang mengenai perkawinan dan lainnya.
Dalam kesempatan tanya jawab, mereka dengan antusiasme melemparkan berbagai pertanyaan mengenai Jepang terutama yang berkaitan dengan tema yang akan mereka pilih sebagai bahan penulisan skripsi, maupun bagaimana kesempatan melanjutkan kuliah S-2 serta prosedur mendapatkan beasiswa bagi mahasiswa asing di Universitas Jepang.
Ketua Himpunan Masyarakat Mahasiswa Jurusan Asia Timur Mursela Putri.S mengatakan kuliah Umum ini sengaja kami adakan guna memfasilitasi mahasiswa yang haus akan informasi yang berbau Kejepangan supaya dapat memperluas wawasan dari mahasiswa Sastra Asia Timur itu sendiri.
Kuliah umum ini Kuliah umum yang berbeda dengan yang biasanya diadakan diikuti dengan antusias oleh 100 orang mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur. Meskipun sedikit terganggu dengan suara berisiknya air hujan yang menimpa atap Auditorium, mereka tetap semangat dan tidak beranjak hingga akhir acara, imbuhnya.
Oslan Amril, S.S, M.Si Sekretaris Jurusan Sastra Asia Timur menyampaikan agar kiranya mahasiswa dapat belajar banyak dari kuliah umum ini. Kesempatan langka yang baru pertama kalinya diwadahi oleh Jurusan ini tidak disia-siakan oleh mahasiswa, dengan menggunakan bahasa Jepang mereka bertanya kepada narasumber, tambahnya.
Eduardus Agusli, S.S salah seorang dosen Jurusan Sastra Asia Timur mengatakan kuliah umum ini sangat berguna bagi mahasiswa Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta yang selama ini memang haus akan informasi tentang kejepangan kini.
Kuliah umum yang mengangkat tema ini menurutnya baru pertama kali dilaksanakan di Sumatera Barat khususnya di Kota Padang, sebutnya. (**Ubay-Humas UBH)