LIPI dan BEM UBH Adakan Terapi Trauma Healing Pasca Gempa
Senin, 12 Maret 2007
PERUBAHAN mendadak dalam kehidupan, sering membawa dampak psikologis yang cukup berat. Bahkan jika perubahan tersebut sangat buruk bagi kehidupannya, dapat menjadikan trauma yang berkepanjangan. Bencana gempa bumi 6 Maret lalu , bagi sebagian warga Sumatera Barat, telah membuat perubahan mendadak dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya hidup tenang, di bawah tempat tinggal yang nyaman, tiba-tiba harus tinggal di bawah tenda dan kehujanan karena rumah roboh. Tidak hanya itu, sejumlah anggota keluarga ada yang tiada dan juga luka berat. Bagi yang mentalnya tidak kuat menerima perubahan buruk tersebut, akan mengalami trauma. Bahkan mengarah pada ketidaksehatan jiwa.Fidel Bustami, Tim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, untuk menyembuhkan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Bahkan kalau pun sembuh, lingkungannya harus mendukung untuk tetap sehat jiwanya kembali. Seperti kondisi rumah yang sudah baik.
Untuk menghilangkan trauma bagi keluarga korban gempa, salah satu terapi yang dilakukan adalah dengan terapi trauma healin. Metode terapi ini dengan pelepasan persoalan sejenak, seperti berteriak, bernyanyi, mengunjungi tempat wisata dan kegiatan lainnya, sehingga dapat melupakan persoalan atau trauma, meski sejenak.
Trauma Healing