Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Universitas Bung Hatta bersama Circular Connect Foundation dan Pemprov Sumbar Selenggarakan FGD dan Penandatanganan Naskah Kerja Sama
Rabu, 19 Januari 2022 Informasi Kampus

Universitas Bung Hatta bersama Circular Connect Foundation dan Pemprov Sumbar Selenggarakan FGD dan Penandatanganan Naskah Kerja Sama

Sebagai wujud upaya bersama dalam menangani masalah pengelolaan sampah di lingkungan Provinsi Sumatra Barat, Universitas Bung Hatta bersama Circular Connect Foundation dan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) serta penandatanganan MoU tentang kerja sama percepatan investasi pemanfaatan sampah.

Kegiatan ini diselenggarakan secara luring di Balairung Caraka Kampus Proklamator I Ulak Karang Padang. Di samping itu, kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui live streaming YouTube Universitas Bung Hatta TV (18/1/21).

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta (YPBH), H. Masri Hasyar, S.H.; Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Tafdil Husni, M.B.A. beserta wakil rektor dan dekan; Gubernur Sumatra Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, SP; Duta Besar Indonesia di Norwegia, Todung Mulya Lubis; dinas terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, dan PT Semen Padang.

Sebagai narasumber diundang Dr. Arswendy dari Circular Connect Foundation. Sementara itu, sebagai penanggap, diundang Prof. Dr. Reni Desmiarti, M.T. (Dekan FTI Universitas Bung Hatta), dinas terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, dan PT Semen Padang.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Bung Hatta, Tafdil Husni, mengatakan bahwa persoalan sampah di Sumatra Barat harus segera diselesaikan melalui percepatan investasi pemanfaatan sampah. Kolaborasi akademisi, swasta, dan pemerintah harus bersinergi mengatasi persoalan-persoalan yang menyangkut pengelolaan sampah sehingga tidak lagi menyebabkan kerusakan bagi lingkungan. Perlu optimalisasi pendayagunaan sampah menjadi benda bernilai.

Sementara itu, Ketua YPBH, Masri Hasyar, berharap semoga dengan diselenggarakannya kegiatan ini akan lahir kebijakan-kebijakan terkait dengan implementasi percepatan investasi pemanfaatan sampah. "Memang, tidak mudah untuk mengubah kebiasaan masyarakat terutama dalam hal pemanfaatan dan pengelolaan sampah. Namun, jika benda-benda itu dapat dikelola dengan baik, tentu sampah tidak lagi bernilai negatif, tetapi dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan bahan baku lainnya sebagai benda bernilai positif,"ungkapnya.

Dalam kesempatan itu pula, Todung Mulya Lubis, menyampaikan bahwa daur ulang sampah menjadi energi terbarukan dapat dilakukan melalui sinergitas antara akademisi dengan swasta dan pemerintah. Apalagi Universitas Bung Hatta memiliki potensi SDM yang mampu mengakomodasi kebutuhan akan ide-ide inovatif dalam menangani masalah ini.

"Memang tidak mudah. Di Norwegia saja, butuh waktu 40 tahun untuk mencapai target dalam mengatasi persoalan-persoalan pengelolaan sampah. Semoga Sumatra Barat dapat menjadi model bagi provinsi lain dan mampu menjadi garda terdepan dalam mengelola dan melakukan percepatan dan pemanfaatan investasi sampah,"sebutnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah bahwa cara berpikir masyarakat, campur tangan pemerintah, dan semua elemen masyarakat harus bersama-sama dalam menangani persoalan sampah agar terwujud hendaknya cita-cita bersama bahwa Sumatra Barat menjadi wilayah hijau. Pemerintah harus mengalokasikan dana untuk penanggulangan sampah ini.

"Terima kasih kepada Universitas Bung Hatta bersama Circular Connect Foundation yang memiliki inisiatif untuk menyelenggarakan FGD ini sehingga diharapkan akan muncul gagasan-gagasan yang menyangkut tentang pemanfaatan sampah. Pemerintah Provinsi Sumatra Barat siap memfasilitasi upaya percepatan investasi pemanfaatan sampah,"imbuhnya. (*rr)