Di Nagari Sungai Batang-Agam, Tulang Ikan Diolah Tim PKM Universitas Bung Hatta Jadi Produk Bernilai
Rabu, 25 September 2024
Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bung Hatta mengolah limbah tulang ikan sebagai bahan untuk membuat produk olahan perikanan seperti kerupuk, abon, nugget dan brownies ikan di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam.Kegiatan tersebut dalam rangka pemberdayaan masyarakat tersebut bertajuk "PKM Optimalisasi Limbah Pengolahan Ikan menjadi Produk Bernilai Tambah berbasis Zero Waste mendukung Kawasan Wisata Halal di Nagari Sungai Batang Kabupaten Agam.
Ketua Tim PKM, Ir. Yempita Efendi, M.S menyampaikan, bahwa kegiatan PKM tersebut dilatar belakangi karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah pengolahan ikan yakni tulang, kulit dan kepala ikan serta masih kurangnya sanitasi pada saat melakukan pengolahan.
Disebutkan Yempita, kegiatan itu bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pengolahan limbah ikan. Selain itu juga diberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah dan mengemas produk yang sesuai dengan standar SSOP dan GMP, bagi Poklahsar Ummi Berkarya.
Dengan adanya kegiatan PKM PMP pengelolaan limbah tulang ikan serta pemanfaatan menjadi kerupuk ikan, abon ikan, dan nugget ikan diharapkan permasaalahan limbah perikanan di Poklahsar Ummi Berkarya dapat dimanfaatkan, dengan harapan akan berdampak terhadap lingkungan, yakni terciptanya pemukiman yang bersih dan sehat, jelas Yempita.
Sementara itu, Kelompok Pengolah dan Pemasaran Perikanan (POKLAHSAR) Ummi Berkarya, Septimar dengan anggotanya sebanyak 10 orang mengatakan, bahwa semenjak Desember 2022 ikan rinuak langka akibat kondisi air danau tercemar, ikan keramba jaring apung banyak yang mati, demikian juga dengan ikan rinuak, sehingga harganya menjadi mahal.
Ia dan anggota kelompoknya terus melakukan usaha dengan mengalihkan pengolahan dari membuat rinuak goreng, peyek rinuak, palai rinuak menjadi membuat bakso dan nugget ikan. Bahan baku yang digunakan adalah ikan patin dan ikan lele yang dibeli dari nelayan, limbah tulang dan kepala ikan biasanya dibuang begitu saja.
Prof. Dr. Ir. Yusra., M. Si, dalam kesempatan itu memaparkan, bahwa biasanya hanya daging ikan sebesar 60% dan tulang ikan sebesar 8% yang digunakan dalam pembuatan makanan yang berasal dari ikan. Tulang ikan yang keras tidak mudah diuraikan, sehingga tulang ikan dibuang begitu saja dan seringkali menjadi limbah.
Namun, kalsium yang berasal dari hewan seperti limbah tulang ikan, yang mengandung 39,24% dan 13,66% dari nilai gizi tulang ikan, belum banyak digunakan untuk kebutuhan manusia.
Usai pemberian materi, Yusra bersama dengan tim dan mitra langsung melakukan praktek pengolahan limbah tulang ikan menjadi kerupuk ikan, abon ikan, nugget ikan, brownies dan pizza ikan.
Kegiatan PKM tersebut merupakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini berada dalam Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Tahun Anggaran 2024, yang diketuai oleh Ir. Yempita Efendi., M.S dengan anggota Prof. Dr. Ir. Yusra., M. Si (dosen FPIK) dan Ethika, S.E., M. Si (dosen FEB ). Kegiatan ini juga dibantu oleh dua orang mahasiswa yakni Lidya Dwi Handayani dan Annisa Riski.
Selain sosialiasi tentang limbah perikanan, pengolahan yang higienis, SSOP, GMP dan HACCP, pemanfaatan limbah tulang ikan menjadi kerupuk ikan, abon ikan, nugget ikan, brownies dan pizza ikan.
Tim PKM juga memberikan pelatihan tentang pengemasan produk dan pemasaran produk olahan ikan, kemudian barulah tahap monitoring dan evaluasi serta pendampingan secara berkala, dengan harapan masyarakat mampu mengubah mindset bahwa tulang ikan bisa diolah dan dimanfaatkan.(*)