Dukung Kembangkan Ekonomi Biru, Universitas Bung Hatta dan Konservasi Indonesia Gelar Lokakarya
Senin, 28 Oktober 2024
Universitas Bung Hatta dan Konservasi Indonesia gelar lokakarya dan diskusi implementasi Dukungan Konservasi Indonesia dalam Pembentukan BLUD dan Pendanaan Berkelanjutan Untuk Sektor Pariwisata Bahari di Sumatera Barat, di ruang sidang Rektor Kampus 1 Universitas Bung Hatta Ulak Karang, Senin,28/10/2024.Rektor Universitas Bung Hatta Prof.Diana Kartika saat membuka acara menyampaikan apresiasi kepada Konservasi Indonesia yang telah menunjuk Universitas Bung Hatta sebagai tempat penyelenggara kegiatan. Dan sekaligus adalah tindak lanjut dari kunjungan Direktur Yayasan Konservasi Indonesia Dr.Ir. Viktor dalam rangka menjajaki kerjasama dalam mendukung kegiatan beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya mewujudkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan dan pariwisata berkelanjutan di Sumatera Barat sangat penting mengingat Sumatera Barat, dengan kekayaan laut dan potensi baharinya, yang luar biasa dihadapkan juga pada berbagai tantangan.
Dalam hal ini Universitas Bung Hatta memiliki peranan yang strategis karena memiliki Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan kampusnya berada di pinggir pantai dan berhadapan langsung dengan Samudera Indoneisa, tentu civitas akademika memberikan peran dan berkontribusi nyata tentang konservasi perairan laut dan pesisir, imbuh Rektor.
Sementara itu Pjs assisten 2 Setda Pemprov Sumatera Barat Ir. Yozarwardi Usama Putra, S.Hut., M.Si. IPU dalam acara itu menyebutkan, bahwa Pemprov Sumbar telah melakukan beberapa upaya untuk menjaga ekosistem laut melalui KKD seluas 372.430,53 hektar yang tersebar di Mentawai, Pesisir Selatan, Pariaman dan Padang. Disebutkan juga Sumatera Barat juga merupakan provinsi yang kaya potensi laut dan perikanan yang masih menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan pemanfaatan kekayaan laut.
Dedy Iskandar dari Konservasi Indonesia dalam pemaparannya menyampaikan, Konservasi Indonesia merupakan yayasan Indonesia yang bertujuan mendukung pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan di Indonesia, salah satu program nasional nya adalah Teksi ( Terumbu Karang Sehat Indonesia).
Disebutkan program tersebut antara lain mempertahankan tutupan dan keanekaragaman karang yang stabil dan sehat sekaligus secara signifikan mengurangi tingkat kemiskinan melalui inisiatif pengembangan ekonomi dan mata pencaharian yang sesuai dengan budaya dan terumbu karang di Bentang Laut Kepala Burung, Bentang Laut Sunda Kecil dan Bentang Laut Samudra Hindia Timur Indonesia.
Manfaat Program dan Dampak Jangka Panjangnya antara lain pembiayaan jangka panjang untuk pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pengembangan ekowisata yang berkelanjutan, Peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat lokal dan pelestarian terumbu karang.
Dimoderatori oleh Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Dr. Suparno, secara paralel Bappeda Pemrov Sumbar menyampaikan materi tentang Tantangan dan Peluang Pembangunan Ekonomi Biru di Sumatera Barat, selanjutnya Dinas Perikanan dan Kelautan memaparkan Pengelolaan Kawasan Konservasi di Perairan Sumatera Barat, disusul PRL-PSDKP menyampaikan materi Pengelolaan Kawasan Konservasi Daerah Di Perairan Sumatera Barat dan materi Peran non stake actor dalam pengelolaan kawasan konservasi Perairan di Sumatera Barat disampaikan oleh Yayasan Minang Bahari.(*Indrawadi)