Detail Berita

Kisah Inspiratif Hidayatil Alya, Anak Buruh Petani Jadi Lulusan Terbaik Universitas Bung Hatta
Kisah Inspiratif Hidayatil Alya, Anak Buruh Petani Jadi Lulusan Terbaik Universitas Bung Hatta

Senin, 10 November 2025

Hidayatil Alya, lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan IPK 3,96 dinobatkan Rektor Universitas Bung Hatta sebagai lulusan terbaik dengan predikat lulus DENGAN PUJIAN pada prosesi wisuda ke-84 Universitas Bung Hatta di Gedung Bung Hatta Convention Hall, Kampus 1 Universitas Bung Hatta,Ulak Karang, 8/11/2025.

Menjadi lulusan terbaik adalah hal yang sangat membanggakan, pencapain demikian baru saja diperoleh seorang anak buruh tani dari almarhum ayahnya yang hanya tamat SMP dan dari Ibu yang hanya tamat Sekolah Dasar.

Hidayatil membagikan kisahnya dimomen rangkaian acara pesan dan kesan wisuda ke-84 dimulainya dengan menceritakan dari awal mulai kuliah yang diragukan dan dipertanyakan serta disepelekan banyak orang disekitarnya apakah mampu menguliahkannya sampai sarjana, karena sebulan jelang mulai kuliah ayahnya dijemput Sang Illahi, dan saat wisuda Hidayatul hanya didampingi Ibu dan abangnya.

Suasana jadi hening, para wisudawan,orang tua maupun yang diluar ruangan berubah, terlihat banyak yang tidak mampu menahan haru dan mengusap air mata.

Dengan menahan air mata, Hidayatil terus membagikan kisahnya dan ia menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk setiap orang yang pernah merasa ragu, untuk setiap anak yang merasa tidak cukup dan untuk seorang perempuan yang pernah dianggap tidak berhak memiliki pendidikan tinggi dengan membuktikan hari ini ia jadi sarjana dan pertama dari keluarganya, ia pun mengutib kata-kata “Harimau Tidak Akan Terlihat Buas Jika Tidak Keluar Dari Kandangnya, Dan Anak Panah Tidak Akan Terlihat Tajam Jika Tidak Dilepas Dari Busurnya.

Ia pun menyampaikan ke teman-temannya sesama wisudawan, bahwa disetiap kesusahan ada kemudahan, terus bersemangat dan wisuda bukanlah akhir, tapi awal perjalanan keluar dari kolam menuju samudera yang luas untuk mengarungi kehidupan diluar sana.

Di akhir kisah inspiratifnya Hidayatul mewaakili teman-teman wisudawan menyampaikan ucapan ribuan terima kasih kepada orang-orang yang telah berjasa dalam perjalanan kehidupan.

Teruntuk Ibunya Hidayatul menyampaikannya dengan kata-kata puitis, ibu yang selalu sujudnya selalu mendoakan untuk kesuksesan anak-anaknya, raga ibu yang sering sakit, tapi doa ibu selalu mencakar langit dan teruntuk ayahnya, kepergian ayah membuatnya mengerti, bahwa rindu yang paling menyakitkan adalah merindukan seseorang yang telah tiada, raga ayah memang tidak disini dan sudah tidak terlihat, tidak bisa dijangkau, tapi ayah akan selalu menjadi motivasi terkuat sampai kapanpun.

Hidayatul pun menyampaikan buat abang-abangnya yang selalu ada dikala sinarnya merekah, bahkan dikala redupnya rembulan, lima orang lelaki hebat setelah ayahnya yang selalu mendukung apapun yang Hidayatil pilih, ia tahu abangnya juga lelah, tetapi selalu terus berusaha untuk tetap tegar.

Kembali Hidayatil menyebut ayahnya dan menyampaikan "Ayah, robot rakitanmu ternyata sehebat dan setegar diri ayah".

Hidayatul menutup dengan permohonan kepada jajaran pimpinan dengan sebuah pantun : Dari Brazil ke Argentina, Pulangnya nonton sirkus, Agar sikecil ini tidak kemana-mana, Adakah bapak-ibu wisuda S2 sampai lulus ?.(*Ind).