Bung Hatta Memorial Lecture Series : Dunia Kerja Masa Depan Bukan Hanya Digital, Tetapi Human-Centered Dan Diperkuat Oleh AI
Kamis, 04 Desember 2025
Universitas Bung Hatta kembali menyelenggarakan kuliah umum bagian dari rangkaia Bung Hatta Memorial Lecture Series, kali ini menghadirkan Muhammad Fadhlan Rifki Weno, B.Bus., M.A, Executive Director ASEAN Business Advisory Council.
Kuliah umum mengangkat tema FROM CAMPUS TO AI-DRIVEN WORKPLACE: Navigating Human-Centered Future Skills, AI Literacy, and Career Readiness for IndonesiaÂ’s Next Generation tersebut dilaksanakan di Bung Hatta Convention Hall, Kampus 1 Universitas Bung Hatta, Ulak Karang, Kamis,4/12/25.
Rektor Universitas Bung Hatta Prof. Diana Kartika, sebelum membuka acara secara resmi terlebih dahulu menyampaikan rasa duka yang mendalam atas bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat yang telah menyebabkan kerusakan infrastruktur, rumah warga, fasilitas publik, serta menimbulkan duka bagi masyarakat yang kehilangan keluarga, harta benda, dan mata pencaharian.
Dalam kesempatan itu juga Rektor mengajak para hadirin peserta kuliah umum untuk tafakur sejenak dan memanjatkan doa serta empati yang tulus bagi para korban yang terdampak diberi kekuatan, kesabaran, dan pemulihan yang cepat.
Rektor juga mengapresiasi mengapresiasi upaya para relawan dan berbagai pihak yang bekerja keras di lapangan untuk membantu masyarakat terdampak, termasuk relawan dari Universitas Bung Hatta antara lain dari BEM dan Unit-Unit Kegiatan Kemahasiswa selingkungan Universitas Bung Hatta. Ia juga mengajak seluruh sivitas akademika Universitas Bung Hatta untuk terus menunjukkan kepedulian, solidaritas, dan aksi nyata bagi masyarakat, sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial yang ditularkan oleh Bung Hatta.
Dalam sambutannya, Rektor berharap kuliah umum yang disampaikan Muhammad Fadhlan Rifki Weno dapat memberikan perspektif langsung tentang bagaimana teknologi dan AI membentuk struktur pasar tenaga kerja, kompetensi baru yang dibutuhkan industri, serta peluang global yang bisa diraih oleh generasi muda Indonesia.
Disebutkan juga, bahwa para peserta dan mahasiswa harus memahami bahwa AI bukan ancaman, melainkan alat strategis. Dunia membutuhkan SDM yang adaptif, kreatif, mampu membaca data, mengoperasikan teknologi, memiliki keterampilan komunikasi yang kuat, serta memiliki integritas. Rektor juga berpesan bahwa, "Masa depan tidak menunggu, tetapi menjemput mereka yang mempersiapkan diri".
Muhammad Fadhlan Rifki Weno, dalam paparannya menyebutkan, bahwa topik yang diangkata sangat penting, antara lain karena kondisi perjalanan dan pertumbuhan transformasi digital di Indonesia, adopsi AI di berbagai sektor, serta meningkatnya ekspektasi literasi digital.
Dijelaskan juga, mayoritas perusahaan di Indonesia sudah memulai tes awal AI dan 23% sudah menerapkannya di level perusahaan, transformasi global mempengaruhi dunia kerja dan hanya yang adaptif dan kompeten digital yang tetap kompetitif.
Disebutkan, bahwa fenomena tersebut tantangan bagi lulusan perguruan tinggi kedepannya harus menguasai skil teknis seperti AI literacy, analisis data, cybersecurity dan ketrampilan tetap berpusat pada manusia, berpikir analitis, kreativitas dan empaty.
Dipaparkan juga tahun 2025-2030, perusahaan menginginkan yang berpikir kritis, mampu memecahkan masalah dan kreativitas, penggunaan AI yang bertanggung jawab, etika data, otomatisasi, otomatisasi, integritas dan paham tata kelola.
Ia juga memberikan tips agar mahasiswa dengan mindset baru dan siap dengan masa depan dengan tranformasi pola piker dengan mempersiapkan diri dengan konsep dasar AI, produktivitas, komunikasi, kepemimpinan, kompetensi lintas budaya, magang, tingkatkan kompetisi, dan memahami regulasi kekinian.
Untuk itu, untuk 12 bulan kedepan, ia merekomendasikan untuk membangun dan membuat mini-portfolio, pilih yang sesuai keahlian, bergabung dengan 1-2 komunitas professional untuk mendapatkan 2-3 sertifikasi yang relevan, kembangkan personal branding, dokumentasikan pencapaian dan cari mentor.
Di akhir paparanya, ia menyampaikan, bahwa masa depan bukan di AI yang tahu segalanya, tapi yang mau belajar dan beradaptasi.(*Ind)