Dr. Harfiandri Damanhuri, S.Pi., M.Sc. Dosen FPIK Jadi Mitra Program Transplantasi Terumbu Karang di Pulau Siniai Mentawai
Minggu, 28 Desember 2025
Dr. Harfiandri Damanhuri, S.Pi., M.Sc., dosen Program Studi Magister Sumberdaya Perairan, Pesisir, dan Kelautan (SP2K) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Bung Hatta, terlibat sebagai mitra sekaligus penasihat ahli dalam kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Siniai, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara akademisi, dunia usaha milik swasta (BUMS), dan lembaga konservasi.
Menurut Dr. Harfiandri Damanhuri, Pulau Siniai merupakan salah satu pulau kecil di sisi barat Pulau Pagai Utara dengan luas sekitar 52 hektare. Pulau ini sejak lama dimanfaatkan masyarakat lokal untuk berkebun, mencari rotan, serta aktivitas perikanan di kawasan pesisir dan estuaria. Sejak awal 2000-an, kawasan ini mulai berkembang dengan berdirinya Macaronis Resort, destinasi wisata selancar kelas dunia.
"Namun, pada 2009 Pulau Siniai terdampak tsunami yang menyebabkan kerusakan signifikan pada ekosistem pesisir, khususnya hutan mangrove dan terumbu karang, terutama di sisi utara dan barat pulau. Kerusakan tersebut mendorong inisiatif rehabilitasi ekosistem laut sebagai bagian dari tanggung jawab lingkungan pengelola kawasan wisata," ungkapnya.
Melalui PT Internusa Bahagia selaku pengelola Macaronis Resort, yang dikenal dengan ombak legendaris seperti Macaronis, Rag Left, dan Rags Right, program pemulihan terumbu karang mulai dirintis di bawah naungan Pagai Foundation. Yayasan ini menggandeng Hayley Brand, seorang ahli biologi kelautan asal Inggris, untuk mengembangkan proyek konservasi berbasis sains.
"Dalam upaya tersebut, Pagai Foundation melibatkan saya sebagai mitra akademik. Sebelumnya, dua tahun lalu, Dr. Harfiandri telah melakukan penelitian awal terkait sumber benih atau fragmen karang serta merekomendasikan lokasi penanaman karang di bagian utara Pulau Siniai. Ia juga telah memberikan pelatihan kepada staf Macaronis Resort terkait teknik transplantasi karang menggunakan metode jaring laba-laba (spider web)," ujarnya.
Sebagai penasihat ahli, Dr. Harfiandri berperan dalam penentuan lokasi, metode transplantasi, jenis karang, serta sumber fragmen yang akan menjadi cikal bakal pertumbuhan terumbu karang baru. Metode jaring laba-laba yang digunakan berupa rangka besi datar menyerupai jaring laba-laba yang ditempatkan di dasar laut dangkal, sehingga memungkinkan karang tumbuh secara stabil dan terpantau.
"Ke depan, Pagai Foundation dan Universitas Bung Hatta akan berkolaborasi dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi pertumbuhan karang yang telah ditransplantasikan. Dosen dan mahasiswa FPIK Universitas Bung Hatta turut dilibatkan, bersama para tamu resort, sebagai bagian dari pendekatan edukasi dan konservasi partisipatif," sebutnya
Program ini diharapkan memberikan dampak ekologis jangka panjang berupa peningkatan keanekaragaman hayati laut serta pemulihan fungsi ekosistem terumbu karang. Lokasi transplantasi yang berhasil dinilai berpotensi direkomendasikan sebagai embrio perluasan kawasan konservasi laut di pantai barat Sumatera Barat dan Indonesia.
Kegiatan ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 14 (Life Below Water), SDGs 13 (Climate Action), dan SDGs 17 (Partnerships for the Goals). Dukungan kuat terhadap program ini turut disampaikan oleh Yon Mardjono, General Manager perusahaan sekaligus penasihat Pagai Foundation, bersama komunitas pendukung konservasi di kawasan tersebut.(*dh/uby)