Selasa, 11 Oktober 2005
Seputar Ternak Lebah
Seputar Ternak LebahOleh: Dr. A. Rusfidra, S.Pt
(Pemerhati peternakan, akademisi UT Jakarta)
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minumam (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”
(QS. Surat An-Nahl [16] ayat 68-69).
Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut koloni, yang mendiami satu sarang lebah. Hal ini berbeda dengan pola hidup kebanyakan spesies serangga yang bersifat soliter (senang menyendiri). Lebah madu merupakan serangga sosial yang paling banyak diketahui dan menjadi perhatian para peneliti. Di dalam satu koloni terdapat seekor lebah ratu (queen) sebagai pemimpin koloni, ratusan lebah jantan (drone) dan puluhan ribu lebah pekerja (worker). Biasanya koloni lebah terdiri dari seekor ratu, 20.000 – 30.000 lebah pekerja dan ratusan lebah jantan. Selain itu, di dalam sebuah koloni juga terdapat telur, larva dan pupa. Siklus hidup masing-masing strata dalam koloni lebah ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Siklus hidup lebah madu (Singh, 1962)
No Kasta Lebah Stadium (hari)
Telur Larva Pupa Dewasa
1 Ratu 3 5 7 - 8 15–16
2 Pekerja 3 4–5 11-12 18–20
3 Jantan 3 7 14 24
Lebah Ratu (Queen)
Di dalam satu koloni lebah hanya terdapat seekor ratu, badannya paling besar dalam koloni. Lebah ratu berasal dari sel telur yang dibuahi. Ovariumnya berkembang sempurna dan mampu menghasilkan telur yang nantinya menetas menjadi calon ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Ratu Apis mellifera mampu menghasilkan telur sebanyak 2.000 butir per hari. Di dalam satu koloni hanya terdapat satu ratu. Jika ada telur yang berkembang menjadi calon ratu, biasanya calon ratu harus keluar dari koloni dan membentuk koloni baru, jika tidak dibunuh oleh si ratu tua. Menariknya, walaupun lebah menghasilkan madu, tetapi ratu lebah tidak mau dimadu.
[newpage]
Lebah ratu hanya kawin sekali selama hidupnya. Prosesi perkawinan dengan beberapa ekor lebah jantan terjadi di angkasa pada siang hari saat udara cerah di lokasi tempat kawin yang disebut Drone Congregation Area (DCA). DCA merupakan tempat berkumpulnya lebah jantan (Koeniger, 1991). Lebah ratu memiliki mata majemuk yang paling kecil dibanding dengan lebah pekerja maupun lebah jantan. Di ujung kepalanya terdapat antena yang berbentuk cincin berjumlah 11 buah dan perut terdiri atas 6 segmen. Perkembangan lebah ratu mulai dari telur sampai dewasa adalah 15 hari dan setelah itu ia siap dikawini oleh lebah jantan (Pavord, 1975).
Lebah Jantan (Drone)
Lebah jantan merupakan anggota koloni dari kehidupan sosial lebah madu yang berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi (unfertilized). Jumlahnya dalam koloni berkisar dari beberapa puluh sampai beberapa ratus ekor. Ukuran tubuh lebah jantan lebih besar dari lebah pekerja, tetapi lebih kecil dari lebah ratu. Fungsi lebah jantan dalam koloni sepanjang hidupnya adalah sebagai lebah pemacek, yakni mengawini ratu muda. Seekor lebah jantan hanya dapat kawin sekali selama hidupnya, karena setelah berhasil mengawini ratu, lebah ini akan mati.
Lebah jantan merupakan lebah pemalas dan pemakan yang rakus. Lebah jantan hanya keluar dari sarangnya jika cuaca cerah dan terbang untuk tiga tujuan yaitu: untuk membersihkan tubuh (cleansing flight), terbang orientasi dan mengawini ratu (mating flight) dan saat terjadinya pemisahan koloni (swarming flight) (Koeniger, 1991). Karena sifatnya yang pemalas itu, pada musim peceklik banyak lebah jantan yang dibunuh oleh lebah pekerja. Pada banyak koloni, lebah jantan sering dihasilkan (ditetaskan ratu) pada bulan Mei sampai Juli (Free, 1982) atau pada saat musim bunga.
Lebah Pekerja (Worker)
Lebah pekerja merupakan kelompok yang jumlahnya paling besar dalam koloni. Sama halnya dengan lebah ratu, lebah pekerja juga berasal dari sel telur yang dibuahi (Dietz, 1986). Dalam satu koloni lebah madu A. cerana jumlahnya bisa mencapai 30.000 ekor dan 60.000 ekor pada koloni A. mellifera. Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak berkembang sempurna dan tidak dapat menghasilkan telur pada kondisi normal (Gojmerac, 1983).
Lebah pekerja bertanggungjawab penuh terhadap keutuhan dan kesejahteraan koloni. Kecuali tugas reproduksi, semua pekerjaan pada koloni lebah madu sepenuhnya dilakukan oleh lebah pekerja. Dipandang dari tempat berlangsungnya aktivitas dalam koloni lebah madu dapat digolongkan atas dua fase yaitu: (1) tugas di dalam sarang pada separo umurnya yang pertama dan (2) tugas di luar sarang pada separo umur berikutnya. Tugas di dalam sarang yang berlangsung selama 3 minggu meliputi pembuatan sisiran sarang, pemeliharaan telur, larva dan pupa, penyediaan makanan ratu dan lebah jantan, menyisir dan merawat ratu, mempertahankan koloni dari serangan pemangsa, mengatur temperatur dan kelembaban dalam sarang serta mematangkan dan menyimpan madu (Sihombing, 1997), sedangkan tugas di luar sarang yang berlangsung selama 4 minggu adalah tugas mengumpulkan nektar, polen, propolis dan air (Singh, 1962).
[newpage]
Menurut Sihombing (1997) tugas lebah pekerja sesuai dengan perkembangan kelompok umur, sebagai berikut: dari mulai menetas sampai umur tiga hari sebagai petugas kebersihan. Umur 3 – 6 hari bertugas sebagai perawat larva dan dilanjutkan sampai umur 12 hari. Sejak hari ke-13 sampai 18 bertugas membuat dan memoles sisiran sarang dan menerima bahan makanan yang dibawa lebah lapang (lebah pekerja). Mulai umur 18 sampai 20 bertindak sebagai pengawal serta menjaga kesegaran udara di dalam sarang. Mulai hari ke-20 sampai datangnya kematian lebah bertugas di luar sarang sebagai pengumpul nektar, polen, propolis dan air, dan dimasa tuanya, lebah pekerja lapang akan berperan sebagai pemandu bagi lebah muda untuk mencari lokasi pengumpulan nektar, polen, propolis dan air.
Lama hidup lebah pekerja dipengaruhi oleh musim dan aktivitas menyengat. Pada musim panas lebah ini hidup selama 4–6 minggu, sedang pada musim dingin dapat mencapai beberapa bulan. Menurut Gojmerac (1983), lama hidup lebah pekerja bervariasi antara 44 – 54 hari (rata-rata 50 hari). Setelah menyengat musuhnya lebah pekerja akan mati.
Pakan Lebah
Sama halnya dengan ternak secara umum, lebah juga membutuhkan kecukupan pakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok (maintenans), pertumbuhan koloni, produksi madu dan aktivitas reproduksi. Pakan lebah yang penting adalah nektar dan pollen yang dihasilkan tanaman. Hampir semua tanaman berbunga adalah penghasil nektar yang diperlukan lebah. Jenis-jenis tanaman penghasil nektar antara lain: tanaman pangan, tanaman kehutanan, tanaman perkebunan, tanaman hortikultura (buah dan sayuran), tanaman bunga-bungaan serta rumput dan semak belukar (Direksi Perum Perhutani , 1992). Salah satu syarat pendukung perkembangan koloni lebah dan produksi madu adalah ketersediaan pakan lebah secara berkesinambungan. Karena itu segala usaha menyediakan sumber pakan lebah sepanjang tahun merupakan kegiatan yang penting.
[newpage]
Di daerah Indonesia yang beriklim tropis tumbuh berbagai spesies tanaman. Tidak kurang 25.000 tanaman berbunga tumbuh dan berbiak di Indonesia. Diversitas tanaman yang sangat besar itu sangat memungkinkan tersedianya pakan lebah sepanjang tahun, karena banyaknya jenis tanaman yang berbunga terus menerus sepanjang tahun utamanya penghasil nektar dan pollen yang sangat diperlukan lebah.
Salah satu jenis tanaman pakan lebah penghasil nektar yang cukup potensial dan mampu berbunga sepanjang tahun adalah kaliandra bunga merah (Caliandra calotyrsus Meissn). Tanaman kaliandra bunga merah mampu memproduksi nektar sebanyak 119 liter per ha per hari (Husaini, 1986).
Pada dasarnya pakan lebah adalah nektar sebagai sumber karbohidrat dan tepung sari sebagai sumber protein. Nektar dan tepung sari terdapat dalam bagian bunga tanaman yang sangat menarik bagi lebah. Nektar merupakan hasil sekresi yang manis dari tanaman dan merupakan bahan utama penyusun madu. Nektar merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjer nectar tanaman dalam bentuk larutan gula. Nektar terdapat pada bagian petal, sepal, stamen dan stigma. Konsentrasi nektar bervariasi antara satu bunga dengan bunga lainnya (Free, 1982). Kemampuan lebah pekerja dalam mengumpulkan nektar tanaman bervariasi dari 25 - 70 mg per ekor (Gojmerac, 1983) dan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain kapasitas kantong madu lebah pekerja, jumlah dan konsentrasi gula nektar, keadaan cuaca serta pengalaman lebah pekerja dalam pengumpulan nektar (Sihombing, 1997). Biasanya aktivitas terbang untuk mengumpulkan nektar dan pollen berlangsung sejak pagi sampai sore hari (Rinderer dan Collins, 1986).
Pollen atau tepung sari merupakan sumber protein yang penting bagi lebah madu. Kandungan protein kasarnya rata-rata 23 persen, selain itu juga terdapat lemak, karbohidrat dan mineral (Sihombing, 1997). Pollen diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh anther sebagai sel kelamin jantan tanaman. Lebah madu memiliki konstruksi tubuh yang unik untuk mengumpulkan dan membawa pollen dari bagian tanaman, yakni dengan menggunakan hampir semua bagian permukaan tubuh, utamanya thorax. Ribuan sampai jutaan butiran pollen akan menempel pada permukaan tubuh, selanjutnya dibersihkan dengan sikat khusus dan masuk ke dalam keranjang khusus yang disebut pollen basket (keranjang pollen) yang terdapat pada kaki belakang lebah madu, yang sanggup menampung 20 mg pollen (Free, 1982).
[newpage]
Kemampuan lebah madu dalam mengumpulkan pollen tergantung pada kerajinan individu lebah pekerja dan kapasitas kantong pollen yang terdapat di kaki belakang lebah. Disamping itu terdapat pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap intensitas pengumpulan pollen, baik terhadap aktivitas terbang, tingkat atau pola konsumsi pakan serta tingkat produksi pollen tanaman. Faktor kelembaban, temperatur dan kecepatan angin juga berpengaruh terhadap aktivitas lebah madu (Free, 1982). Selain itu lebah juga akan mengumpulkan air yang diperlukan untuk pertumbuhan koloni.
Manfaat Lebah Madu
Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dari budidaya lebah madu, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung yang dihasilkan lebah berupa madu, lilin lebah (malam), royal jelli, sengat lebah (bee venom), pollen, propolis (lem lebah) dan larva lebah. Manfaat tidak langsung berupa peranan lebah sebagai polinator penyerbukan tanaman.
Madu. Madu merupakan produk utama yang dihasilkan lebah, mengandung komposisi zat makanan yang lengkap dan merupakan bahan makanan yang bermanfaat untuk kesehatan manusia (QS. 16:69; Rais, 1996). Madu juga bermanfaat bagi industri kosmetik dan shampo. Zat-zat makanan yang terdapat dalam madu sangat kompleks dan sudah diketahui terdapat 181 macam senyawa dalam madu (Sihombing, 1997). Selanjutnya ditambahkan bahwa komposisi madu ditentukan oleh dua faktor yakni komposisi nektar tanaman dan faktor eksternal seperti aspek lingkungan dan prosesing madu. Kualitas madu ditentukan antara lain oleh warna, rasa, kekentalan, aroma dan kadar air (17%-18%).
Lilin Lebah (malam). Lilin merupakan produk lebah yang dihasilkan oleh kelenjer lilin yang terdapat pada perut bagian bawah lebah madu. Lilin lebah bermanfaat sebagai bahan baku dalam industri batik, kosmetik dan industri farmasi. Selain itu lilin lebah juga dapat digunakan dalam pembuatan lilin, dalam industri perlebahan, pembuatan krim, losion (cairan pembersih, pomade, lipstick dan pelapis pil (Sihombing, 1997).
[newpage]
Pollen (tepung sari). Pollen merupakan alat jantan reproduktif tanaman yang berprotein tinggi dan berguna untuk pembentuk, pertumbuhan dan perbaikan sel-sel usang (Sihombing, 1997). Kandungan protein kasar pollen berkisar antara 8 – 40 persen (rataan 23 persen), mengandung asam-asam amino esensial yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan koloni (Gojmerac, 1983).
Propolis. Propolis atau lem lebah bermanfaat dalam industri kedokteran. Untuk keutuhan koloni, propolis dapat digunakan mengisi celah-celah, mendempul retakan, mempernis permukaan besar atau menutup lubang dari luar (Sihombing, 1997).
Royal jelli (susu lebah). Royal jelli dihasilkan oleh kelenjer hypofarink lebah pekerja yang berumur 3-13 hari, untuk konsumsi lebah ratu dan larva lebah. Komposisi zat gizi yang dikandungnya secara umum terdiri dari: 66% air, 12,34% protein, 5,46% lipida, 12,5% senyawa tereduksi, 0,82% mineral dan 2,82% senyawa yang belum teridentifikasi (Gojmerac, 1983). Royal jelly mengandung vitamin-vitamin, gula, sterol, sejumlah asam lemak spesifik dan anti biotik berupa asam 10-hidroksidekanoat . Hasil pengamatan Okuda et al. (1998) memperlihatkan bahwa royal jelly juga mengandung substansi seperti insulin (insulin-like) yang bermanfaat bagi penderita diabetes mellitus dan hipertensi. Selain itu, royal jelly juga berefek positif bagi penderita gangguan penyerapan, simptom iklim dan anak-anak yang mengalami keterlambatan pertumbuhan (Chen, 1998).
Sengat Lebah atau Bee Venom. Sengat lebah merupakan cairan bening, berbau tajam, rasa pahit, aroma spesifik dan bereaksi masam. Sengat disekresikan dari kantong sengat yang terdapat dalam tubuh bagian belakang, pada saat lebah pekerja menyerang musuhnya. Banyak laporan menyatakan bahwa sengat lebah bisa digunakan dalam pengobatan penyakit, misalnya reumatik persendian, penyakit polyarthritis, neuritis dan penyakit asma bronchial. Pada saat sekarang sudah banyak dihasilkan preparat-preparat berupa obat suntik atau salep yang berasal dari sengat lebah.
Polinator. Peran lebah madu sebagai polinator tanaman budidaya tidak disangsikan lagi. Lebah madu sudah digunakan secara meluas sebagai polinator dan merupakan bagian integral dari produksi tanaman secara modern. Selanjutnya dikatakan bahwa lebah madu mempunyai fungsi penting sebagai hewan pembantu penyerbukan tanaman, khususnya tanaman yang tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman budidaya. Bagi tanaman tersebut diperlukan agen sebagai pembantu penyerbukan dan lebah madu merupakan serangga yang berpotensi melakukan kerja tersebut disamping angin. Potensi ini dapat dimanfaatkan dengan meletakkan koloni lebah madu pada areal tanaman budidaya yang daya serbuknya rendah.
[newpage]
Gojmerac (1983) berpendapat bahwa polinasi sangat penting bagi tanaman untuk mempertahankan survivalnya. Polinasi merupakan proses kompleks dan sangat dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban dan adanya polinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin. Proses polinasi terdiri dari mekanisme transfer pollen dari anther menuju stigma pada bunga. Fertilisasi terjadi jika pollen (sel jantan) bertemu dengan ovula (sel betina). Selain itu lebah madu juga dapat membantu proses penyerbukan silang. Mekanismenya adalah pollen ditransfer dari satu varitas tanaman kevaritas tanaman yang lain. Sedangkan penyerbukan sendiri, pollen ditransfer dari anther menuju stigma pada bunga yang sama, bunga berbeda dari tanaman yang sama atau bunga tanaman lain pada varitas yang sama (Gojmerac, 1983).
Banyak laporan peneliti yang mengungkapkan bahwa terdapat kenaikan produksi tanaman budidaya jika sejumlah koloni lebah diletakkan di sekitar lokasi tanaman. Pemeliharaan lebah madu di lokasi pertanaman apel dapat meningkatkan produksi sebesar 30-60%, jeruk meningkat 300-400%, anggur meningkat 60-100% dan jagung nyata meningkat 100-150% (Suhardjono et al. 1986).
Di negara-negara yang industri perlebahannya sudah maju, budidaya lebah madu bukanlah ditujukan untuk menghasilkan madu, melainkan mengharapkan peranan lebah sebagai polinator tanaman budidaya. Di Amerika Serikat sekitar 95% dari total lebah madu yang dibudidayakan bertujuan untuk memanfaatkan lebah sebagai polinator dan sisanya untuk menghasilkan madu. Belakangan ada laporan menyatakan bahwa tidak kurang 30% produk pangan asal tanaman yang dihasilkan di Amerika Serikat, proses penyerbukannya dibantu oleh lebah madu. Hasil pengamatan Verma (1986) memperlihatkan bahwa berdasarkan aksi tersebut, antara spesies A. cerana dan A. mellifera terdapat efektivitas yang sama sebagai polinator tanaman budidaya.
Negara Indonesia dikenal sebagai negara tropis yang ditumbuhi oleh puluhan ribu jenis tanaman penghasil nektar dan pollen. Indonesia juga memiliki lahan pertanian yang luas. Selain itu konsumsi madu masyarakat Indonesia masih sangat rendah (15 gram.kapita/hari). Dengan segudang potensi dan daya dukung, maka sudah selayaknya usaha peternakan lebah madu dikembangkan di Indonesia. Semoga.