Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Kamis, 19 Agustus 2021 Keteknikan

Model Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Kontekstual: Solusi Penyiapan Engineer Abad 21 Kampus Merdeka

Persaingan bebas dalam dunia kerja akibat pengaruh globalisasi serta tingkat kebutuhan kerja di abad 21 di berbagai bidang diprediksi akan semakin kompleks serta berkecenderungan multidisiplin atau interdisiplin. Demikian pula hal yang terjadi pada kebutuhan kemampuan engineer di abad 21. Sebagai seorang engineer, para lulusan bidang teknik selain harus memiliki kemampuan profesional sesuai bidangnya juga harus memiliki kompetensi lain agar dapat bersaing dalam dunia kerja.

Beberapa kompetensi yang diidentifikasi menjadi kunci dalam persaingan dunia kerja yang harus dimiliki sebagai seorang engineer, antara lain meliputi kemampuan berkolaborasi dan problem solving. Kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi adalah bersedia mendengarkan, belajar, bekerja bersama orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Problem solving merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah atau mencari solusi bagi permasalahan yang kompleks pada real time secara mandiri maupun berkelompok.

Untuk menyiapkan engineer yang memiliki kemampuan kunci tersebut, diperlukan model pembelajaran yang mampu mengakomodasi kemampuan berkolaborsi, komunikasi, dan problem solving dalam proses pembelajarannya. Saat ini, dalam proses pembelajaran pada bidang teknik cukup banyak model pembelajaran yang menerapkan kegiatan belajar berbasiskan kolaborasi, namun dalam penerapan model pembelajaran tersebut belum berhasil mencapai tujuan berkolaborasi. Kegiatan belajar berkelompok cenderung bersifat menyelesaikan masalah atau menyelesaikan suatu proyek yang ditugaskan secara berkelompok, namun penyelesaiannya dilakukan oleh satu atau dua orang anggota kelompok saja sementara anggota yang lain tidak terlibat. Hal tersebut menyebabkan hanya mereka yang menyelesaikan tugas dalam kelompok saja yang memahami materi atau tugas yang diberikan sehingga tujuan belajar kelompok tidak tercapai.

Dari beberapa penelitian, diketahui bahwa penyebab kegagalan pembelajaran kolaborasi adalah kegiatan kolabarasi dalam prosesnya tidak dirancang dengan baik. Sebagai salah satu solusi mengatasi tidak optimalnya pembelajaran berkolaborasi pada mahasiswa adalah melalui penerapan model pembelajaran Kolaborasi berbasis Kontekstual (KbK).

Pada model KbK dirancang sintak atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran berkolaborasi agar model tersebut dapat diadopsi secara umum pada mata kuliah model pembelajaran dilakukan berbasiskan kontekstual. Artinya, materi pembelajaran diperoleh dari kehidupan nyata sehari-hari sehingga para mahasiswa mudah memahami bagaimana aplikasi nyata dari matakuliah yang sedang diikuti. Sintak Coordinating pada KbK dilakukan untuk pembagian materi pembelajaran pada masing-masing anggota kelompok serta menjelaskan aturan dalam belajar berkelompok seperti bagaimana mereka berkolaborasi; apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kegiatan berkelompok. Sementara itu, untuk membantu dalam terpenuhinya materi mata kuliah yang harus disampaikan dan dapat dipahami oleh seluruh peserta mata kuliah dengan waktu yang terbatas dilakukan melalui langkah Transformation.

Pada langkah tersebut mahasiswa berlatih saling belajar dan mengajarkan. Melalui langkah transform dapat dilatih kemampuan berkomunikasi serta kemampuan problem solving mahasiswa Sintak terakhir model KbK adalah Reflection, dimana pada langkah tersebut mahasiswa berlatih menganalisis apa saja manfaat yang telah mereka peroleh dalam mempelajari suatu topik dan apa saja hal yang harus mereka perbaiki dalam proses pembelajaran.

Model KbK dirancang untuk tercapainya kompetensi kolaborasi, komunikasi, dan problem solving dengan memenuhi unsur-unsur model pembelajaran serta melaksanakan model sesuai sintak. Diharapkan, model ini dapat digunakan sebagai salah satu solusi kegagalan pembelajaran berbasis kolaborasi. Kompetensi yang dibutuhkan dari engineer abad 21 dapat terpenuhi sehingga lulusan teknik tersebut dapat bersaing secara global. Melalui model pembelajaran KbK, mahasiswa dapat belajar berkelompok dengan siapa saja dan dengan materi pembelajaran apa saja sesuai tuntutan dalam pembelajaran di kegiatan kampus merdeka saat ini.

Penulis
Wenny Marthiana
Dosen Prodi Teknik Mesin
Universitas Bung Hatta