Maggot, Limbah Organik Solusi Mahalnya Harga Pakan Ikan Lele
Maggot, Limbah Organik Solusi Mahalnya Harga Pakan Ikan Lele
Oleh : Prof. Dr. Ir. Yusra, M.Si
Dekan FPIK Universitas Bung Hatta
Dalam usaha budidaya ikan lele, salah satu persoalan yang dihadapi adalah mahalnya harga pakan, agar ikan budidaya tersebut tumbuh dengan baik dan sangat dipengaruhi oleh pemberian pakan. Pemberian pakan yang tepat sangat mepengaruhi pertumbuhan ikan lele dan bisa cepat untuk dipanen, karena diberi pakan dengan kandungan protein tinggi. Tak heran banyak peternak ikan lele yang mencari berbagai inovasi pakan agar cepat panen dan keuntungan juga berlipat.
Biasanya banyak peternak ikan lele yang memberi pakan pabrikan karena dianggap praktis dan memiliki kandungan protein tinggi. Tapi harga pakan pabrikan yang kian melesat tinggi membuat keuntungan dari budidaya ikan lele juga makin sedikit. Untuk itulah banyak pembudidaya memberikan ikan lele dengan pakan alternatif sebagai pengganti pakan pabrikan. Salah satu pakan alternatif tinggi protein yang bisa digunakan untuk ikan lele adalah maggot.
Komponen pakan memang menempati porsi tertinggi hingga 60% dalam budi daya ikan lele, dari total biaya produksi. Tingginya harga pakan ikan lele merupakan masalah serius bagi para pembudidaya. Harga pakan yang terus meningkat, terutama dari pakan pabrikan, menyebabkan kenaikan biaya produksi dan mengurangi margin keuntungan. Guna menurunkan biaya pakan ikan, dibutuhkan inovasi untuk pemenuhan kebutuhan pakan tersebut.
Maggot atau larva lalat tentara hitam (Hermetia illucens) atau Black Soldier Fly (BSF) merupakan salah satu serangga pengurai yang mampu mendekomposisi berbagai macam jenis sampah organik, diantaranya adalah sisa sayuran, sisa buah-buahan, residu limbah pabrik tahu, dan limbah rumahtangga. Bahan-bahan yang digunakan untuk media budidaya maggot sangat mudah diperoleh dan hanya berupa limbah organik. Seperti limbah buah dan limbah sayur yang jumlahnya melimpah. Sehingga, juga sangat bermanfaat dalam perbaikan lingkungan.
Sampah limbah buangan rumah tangga akan menjadi masalah yang serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat jika masyarakat tidak menyadari hal ini. Sampah akan terus menumpuk dan terus bertambah jika tidak ada tindakan penanggulangan yang efektif. Biokonversi yang dilakukan oleh BSF juga dapat mengurangi limbah organik mencapai 56%.
Larva BSF memiliki kandungan protein sebesar 40%-50%, termasuk kandungan asam amino esensial yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tepung ikan.
Maggot dapat dibudifayakan dalam waktu yang cukup cepat dan berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan. Keunggulan lainnya, masyarakat memiliki kemudahan dalam membudidayakan dan memproduksi maggot. Hal ini disebabkan karena untuk melakukan budidaya maggot tidak membutuhkan air, listrik, bahan kimia, dan infrastruktur yang digunakan relatif sederhana, serta maggot mampu mendegradasi limbah organik menjadi material nutrisi lainnya.