FAKULTAS PERIKANAN UNIV. BUNG HATTA SIAP MENCETAK SARJANA, DAN MAGISTER PERIKANANAN UNGGUL
FAKULTAS PERIKANAN UNIV. BUNG HATTA SIAP MENCETAK SARJANA, DAN MAGISTER PERIKANANAN UNGGUL
OLEH:
Prof. Dr. Ir. Junaidi, M.Si
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Htta
Anggota Forumdas Sumbar
Wilayah Sumatera Barat sektor perikanan yang banyak dan dapat menjadi modal penting pembangunan wilayah sekaligus menjadi sektor penggerak ekonomi dengan potensi Lestari (MSY) SDI Laut sebesar 565.100 ton/tahun, namun hingga 2019 tingkat pemanfaatan potensi tersebut baru mencapai 38,5 persen. (Rokhmin, 2019). Pengembangan wilayah dengan melihat potensi-potensi yang ada di wilayah merupakan suatu hal yang sangat baik dalam pengembangan suatu wilayah, baik potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada (Reressy, 2016).
Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi yang begitu besar pada sektor perikanan yang sangat menjanjikan dalam pengembangan daerah serta dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. Pengembangan pada sektor perikanan merupakan sesuatu yang sangat penting karena sektor perikanan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan hidup Masyarakat yang ada di Provinsi sehingga dapat meningkatkan pengembangan kapabilitas dan kebutuhan (Rustiadi dan Panuju, 2011).
Pembangunan kelautan dan perikanan bisa dikatakan dapat memberikan masukan yang besar bagi pendapatan bangsa maupun daerah. Indonesia merupakan salah satu Negara Kepulauan yang terbesar, pemenfaatan sumberdaya kelautan perlu untuk ditingkatkan demi meningkatkan Pembangunan ekonomi bangsa maupun daerah.
Karena rendahnya pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang sedemikian besar terutama disebabkan antara lain oleh: Pemerintah dan Masyarakat masih mengutamakan eksploitasi daratan; kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah khususnya pada perikanan tangkap; system kelembagaan yang masih rendah dan lain sebagainya (Budiharsono, 2001).
Pada intinya ekonomi archipelago menganjurkan Pembangunan di daratan dan Pembangunan di perairan (kelautan) agar dilaksanakan secara serentak (pada saat yang sama), serempak (bersamaan), simultan (Bersama-sama) dan proporsional (sesuai urgensinya dan kebutuhannya). Dengan demikian pelaksanaan daratan dan perairan (kelautan) akan berlangsung secara berkesinabungan dan secara optimal (Adisasmita, 2014). Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah merupakan suatu proses kontinyu hasil dari pengambilan Keputusan di dalam maupun yang mempengaruhi suatu wilayah (Nugroho dan Dahuri, 2012).
Dalam membangun Masa Depan Perikanan Indonesia dengan Tenaga Ahli Perikanan. Universitas Bung Hatta siap untuk menghadirkan Sarjana, dan Magister Perikanan yang Unggul Menyongsong Target Produksi 2030 Indonesia memiliki target yang sangat ambisius dalam meningkatkan produksi perikanan melalui budidaya perikanan ( Prof. Hafrijal Syandri, 2025).
Oleh karena itu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang didirikan Tahun 1982 dengan SK. Koordinator Kopertis Wilayah I Nomor: 043/PD/KOP.1/1983, dan Magister dihadirkan sejak tahun 2003 dengan SK Dikti Nomor : 1616/D/T/2003. Kemudian di perpanjang pada tanggal 27 Maret 2006 dengan SK Dikti Nomor 1041/D/T/2006, dengan Sertifikat Akreditasi BAIK SEKALI berlaku 14 Mei 2025 sampai dengan 22 Mei 2029. Jakarta 14 Mei 2025 oleh Prof. Ari Purbayanto, Ph.D. telah menghasilkan sarjana perikanan dan ilmu kelutan sebanyak 6128 orang, dan Magister sebanyak 128 orang hingga Mei 2025.
Posisi yang di emban baik dari pusat dan daerah sebagai Kepala Dinas Perikanan, Rektor, Anggota Dewan, Pengusaha, ASN di Kementerian Kelautan dan Perikanan, di sektor Perbankan, sektor Kehutanan, Pertanian dan sektor lainnya. Berikut adalah rincian target produksi perikanan Indonesia dan estimasi kebutuhan sarjana perikanan pada tahun 2030:
Jenis Komoditi Target Produksi 2030 Estimasi Kebutuhan Sarjana Perikanan
Udang (Shrimp) 1.500.000 ton 1.500 orang
Bandeng (Milkfish) 2.000.000 ton 2.000 orang
Lele (ClariaS) 1.500.000 ton 1.500 orang
Patin (Pangasius) 1.200.000 ton 1.200 orang
Ikan Mas (Carps) 1.000.000 ton 1.000 orang
Ikan Nika (Tilapia) 2.000.000 ton 2.000 orang
Kerapu (Grouper) 1.500.000 ton 1.500 orang
Gurame 5.000.000 ton 500 orang
Tor/Garing 3.000.000 ton 300 orang
Untuk mencapai target produksi yang ambisius ini, Indonesia membutuhkan bukan hanya pengelolaan yang baik tetapi juga kehadiran ribuan sarjana perikanan yang terampil dan siap menghadapi tantangan dalam industri perikanan modern, dengan dikeluarkannya sertifikat kompetensi oleh BNSP melalui LSP Universitas Bung Hatta di TUK Perikanan, maka mahasiswa Fakultas Perikanan dapat berkerja di negara luar dengan gaji yang sama dengan pekerja lainnya.
Universitas Bung Hatta sebagai pencetak Sarjana perikanan akan berperan penting dalam berbagai aspek, seperti budidaya berkelanjutan, pengelolaan kualitas air, nutrisi ikan, hingga teknologi pengolahan hasil perikanan. Perkiraan Kebutuhan Tenaga Ahli Perikanan Berdasarkan Komoditas Dengan prediksi total kebutuhan 11.200 sarjana perikanan, Indonesia memerlukan persiapan besar dalam mencetak tenaga ahli yang siap menghadapi tantangan dunia perikanan masa depan.
Menjadi Bagian dari Masa Depan Perikanan Indonesia Untuk mewujudkan target-target ambisius ini, Indonesia membutuhkan generasi baru sarjana perikanan yang tidak hanya memiliki pengetahuan teknis tetapi juga wawasan mengenai teknologi budidaya yang ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan inovasi dalam pengolahan hasil perikanan.
Ini adalah peluang besar bagi para calon mahasiswa perikanan untuk berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan perekonomian Indonesia. Mari bergabung dalam gerakan membangun masa depan perikanan Indonesia yang inovatif, berkelanjutan, dan berdaya saing global. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta siap mencetak sarjana unggul dalam bidang Budidaya Perikanan dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. (Prof. Hafrijal Syandri, 2025). Oleh karena itu Bapak dan Ibu jangan ragu lagi untuk memilih bergabung dengan Fakultas Perikanan Bung Hatta. Kualifikasi dosen pengajar Guru besar dan Doktor untuk mentransfer pengetahuan tentang Kelautan dan Perikanan.
Pada saat ini Fakultas Perikanan juga bekerjasama dengan Fakultas Perikanan yang ada di Luar negara seperti : UMT (University Malaysia Trangganu), University Kebangsaan Malaysia, dan University Putra Malaysia, dan ZMT German dengan dosen Pengampu Dr. Andreas Kuzman sebagai ahli terumbu karang. Fakultas Perikanan juga memiliki Klub Diving untuk para mahasiswa yang mencintai fenomena bawah laut di bawah binaan Dr. Harfiandri Damanhuri, M.Sc.
Universitas Bung Hatta juga memiliki laboratorium Budidaya yang terletak di belakang kampus Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dalam mendukung proses belajar dan mengajar. Untuk mendapatkan informasi tentang universitas Bung Hatta silahkan hubungi: spmb.bunghatta.ac.id silahkan mendaftar sekarang agar kita jemput peluang kerja di hadapan.
Siap Kerja Siap Jadi Pengusaha Perikanan dalam menyongsong Indonesia emas 2045. Semoga bapak ibu mendapatkan harapan dan dambaan anak-anak sukses di masa depan. Dengan doa kami iringi anak-anak bapak menjadi sarjana yang kompeten dibidang perikanan dan kelautan. Amiin. Jayalah laut yang tak pernah surut walau gelombang menerpa perahumu yang telah tua dimakan usia. Semangatmu tak pernah pudar walaupun badan telah keriput ditengah laut yang ikan tak pernah mau kau jemput, namun kau tak henti hentinya melaut karena cinta akan mengarungi lautmu yang biru.