Kuliah Umum Dirjen Amerika-Eropa Kenalkan Organisasi Regional
Jum'at, 20 September 2013
Lebih dari 400 mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kuliah umum dari Duta Besar Dian Triansyah Djani Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang membahas regionalisme Amerika Dan Eropa untuk kepentingan Republik Indonesia di Aula Balairung Caraka Gedung B Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta, Kamis (19/09/2013).Rektor Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Niki Lukviarman, SE, Akt, MBA mengatakan kuliah umum ini dilaksnakan sebagai bagian dari Bung Hatta lecture series. Setelah sebelumnnya ada kuliah umum dari Dr. Syamsul Maarif, S.IP, M.Si, Kepala BNPB dan Ir Joko Widodo Gubernur DKI Jakarta. Untuk series berikutnya kita juga akan mengundang Gubernur Sumatra Barat, Wakil Menteri Perhubungan Republik Indonesia dan lainnya, ungkapnya NIki.
Pada kesempatan ini juga Niki menyampaikan Aula Balairung Caraka ini yang digunakan untuk kuliah umum ini merupakan bantuan masyarakat indonesia yang ada di luar negeri dan diresmikan oleh Wakil Menteri Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia untuk renovasi akibat gempa 30 September 2009 lalu.
Untuk itu, sepantasnyalah kita mengatakan bahwa bapak Duta besar dan rombongan sebetulnya sedang berada di rumah sendiri karena Universitas Bung Hatta sendiri telah lama melakukan hubungan baik dengan Kementrian Luar Negeri sejak kampus Proklamator ini berdiri , jelas Niki.
Sementara itu Dian Triansyah Djani menjelaskan organisasi regional merupakan suatu perkumpulan yang didasari oleh persamaan karakteristik wilayah untuk mencapai tujuan tertentu sehingga suatu negara sangat penting sekali melakukan hubungan dengan diplomasi dan politik luar negeri yang bebas aktif sesuai dengan undang-undang yang berlaku di negara kita.
Saat ini jumlah organisasi regional di kawasan Amerika dan Eropa sejumlah 43 buah, dengan beberapa organisasi yang cukup menonjol seperti North America Free Trade Area (NAFTA), Mercado Común del Sur (Mercosur), European Economic Area,(EEA), Trans-Pacific Partnership (TPP), North Atlantic Treaty Organization (NATO), European Union (UE), ungkap Dian dihadapan mahasiswa Universitas Bung Hatta
Kemudian organisasi regional lainnya Community of Latin American and Caribbean States (CELAC), Forum for East Asian-Latin America Cooperation (FEALAC) dan Asia-Europe Meeting (ASEM), Organisation Européenne pour la Recherche Nucléaire (CERN) dan lainnya.
Dikatakannya peran serta Indonesia dalam organsiasi regional Amerika dan Eropa juga tertuang dalam Amanah Pembukaan UUD 1945 dan prinsip politik luar negeri bebas-aktif dan mendukung arah pembangunan nasional Indonesia yang tercantum dalam RPJPN 2005-2025.
Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, mewujudkan indonesia yang demokratis berlandaskan hukum, dan mewujudkan indonesia yang berperan aktif dalam pergaulan internasional, imbuhnya Dian yang juga derdarah Minangkabau ini.
Prioritas kerja sama Indonesia dengan organisasi regional di kawasan Amerika dan Eropa yang menjadi utamanya dengan East Asia Summit, Uni Eropa, ASEM, FEALAC, Mercosur. Untuk piroritas sedang NATO, Aliansi Pasifik, CELAC, CERN dan prioritas rendah TPP, ACS NAFTA.
Dihadapan mahasiswa dan dosen, Dian mengatakan untuk menjadi diplomat dalam mengurusai urusan luar negeri itu harus memiliki usaha, kegigihan dan kemauan yang tinggi untuk mencapai keinginan kita dan tidak dipungkiri lagi penguasaan bahasa asing memang perlu setidakanya kita mampu menguasai bahasa yang dominan di dunia.
Kita harus bangga bahwa orang Indonesia itu hebat-hebat di kancah dunia dan itu menjadi motivasi kita untuk bisa melakukan hal yang sama untuk mengharumkan bangsa kita. Apalagi orang Minang yang terkenal dengan kegigihannya untuk mengubah nasibnya dengan merantau, ucapnya.
Bung Hatta sendiri merupakan salah satu tokoh yang merumuskan dan menerapkan politik luar negeri yang ditulisnya dalam buku Mendayung Diantara Dua Karang. Bebas artinya menentukan jalan sendiri, tidak terpengaruh oleh pihak manapun sedangkan aktif artinya menuju perdamaian dunia dan bersahabat dengan segala bangsa. Dan kondisi itu relevan diterapkan untuk Indonesia saat ini. (**Bayu-Humas UBH)