Detail Berita

Rizal Ramli: Perekonomian Indonesia Berlampu Kuning
Rizal Ramli: Perekonomian Indonesia Berlampu Kuning

Kamis, 16 Januari 2014

Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta bersama Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta menghelat Seminar Nasional Repsosisi Ekonomi Indonesia Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang di gelas Fakultas Ekonomi UBH di Aula Balairung Caraka, Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta, Kamis (16/01/2014).

Seminar nasional ini menghadirkan pembicara utama Mantan Menteri Keuangan dan Perekonomian Republik Indonesia Dr. Rizal Ramli dan 36 makalah yang akan dipresentasikan secara panel.

Ketua Pelaksana Dr. Alvis Rozani mengatakan sebagai anak bangsa cukup prihatin dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang tidak sepenuhnya dikelola oleh bangsa sendiri dan menjadi tantangan besar untuk kedepannya melihat tekad negara-negara kawasan ASEAN untuk memperkokoh kerjasama ekonomi di bawah ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

“Tentunya dari seminar nasional tersebut diharapkan dapat memberi kontribusi konkrit berupa hasil riset yang dilakukan sehingga bisa dijadikan pedoman bagi pengambil kebijakan untuk memetakan posisi Indonesia di antara negara-negara ASEAN dan sebagai forum bertukar pikiran guna bersama-sama berkontribusi dalam menyongsong MEA 2015,” ungkapnya.

Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Niki Lukviarman, SE, Akt, MBA yang membuka seminar ini menyebutkan kegiatan ini bisa menjadi salah satu langkah Universitas Bung Hatta dengan Universitas Islam Indonesia Yogyakart untuk menjadikan sister university dalam jangka panjangnya dan dengan hadirnya pembicara utama ini dapat memberikan gambaran dan pemikiran-pemikiran yang berkontribusi bagi keilmuan.

Selain memberikan sambutan, Niki juga menyampaikan materi mengenai Corporate Governance Reform in the global economy. Pada dasarnya governance itu esensinya amanah atau dipercayakan. Selama ada konfik interes dalam suatu perusahaan maka disana perlu adanya governance karena perusahaan merupakan kontributor bagi pertumbuhan ekonomi.

“Governance itu harus memiliki regulasi, untuk itu selama menjalankan Universitas Bung Hatta ini berpatokan pada 3 komponen yaitu konstitusional, institusional dan prosedural,” ujarnya.

Dr. Alvis Rozani menyampaiakn materi mengenai pandangannya untuk memakmurkan Indonsesia. Perekonomian makro indonesia bisa berkembang pesat akibat harga komoditi di dunia yang naik terus dan masalah perekonomian negara-negara Eropa yang bisa membuat harga saham di Indonesia naik.

“Namun belum tentu dapat mensejahterkan kehidupan masyarakat. Padahal perekonomian Indonesia intu berada di lampu kuning yang harus berhati-hati suatu saat bisa berubah tanda menjadi merah” ungkapnya dihadapan lebih 300 peserta seminar ini.

Ia menilai tahun 2014 ini, tahun yang sangat genting sebab bersamaan dengan pelaksanaan pemilihan presiden. Tentunya masyarakat harus mampu memilih pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah dan bukan malah membawa masalah dalam kepemimpinannya.

“Negara kita bisa maju bila kebijakan perekonomiannya tidaklah neoliberalisme yang sangat tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil dan tidak sepaham sengan pokok-pokok pemikiran ekonomi Bung Hatta yang berujung untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat,” jelasnya.

“Mayoritas masyarakat Indonesia itu cuma numpang untuk makan saja tapi kesejahteraannya tidak tercukupi. Wajar saja 80% masyarakat Indonesia belum bisa dikatakan merdeka secara perekonomiananya. Maka untuk melihat pertumbuhan perekonomian itu bukan saja dari pembangunaan tapi dari kesejahteraan masyarakat terutama dalam menyongsong MEA 2013,” tambahnya.

Seminar naisonal yang dipandu Dr. Zaitul, SE, MBA ini diikuti oleh berbagai praktisi, akademisi, mahasiswa dan tamu undangan lainnya. (**Bayu-Humas UBH)