Detail Berita

LPPM UBH Bahas Proposal Desentralisasi Lewat Workshop
LPPM UBH Bahas Proposal Desentralisasi Lewat Workshop

Selasa, 18 Februari 2014

Dalam rangka penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, setiap tahunnya Dikti mengucurkan dana hibah untuk penelitian dan pengabdian masyakarat kepada dosen-dosen di seluruh perguruan tinggi dengan membuat proposal yang dikirimkan ke Dikti.

Untuk dapat dana hibah tersebut, maka Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Bung Hatta mengadakan Workshop Penulisan Proposal Penelitian Desentralisasi dan PPM yang bertempat di Aula Balairung Caraka Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta, Selasa (18/02/2014).

Direktur LPPM Universitas Bung Hatta Dr. Elfiondri, SS, M.Hum mengatakan kampus sangat mendukung kegiatan ini dengan output para peserta. Kegiatan ini berujung dengan terbitnya sebuah proposal desentralisasi yang telah dibahas bersama narasumber, untuk yang nantinya akan dikirimkan ke Dikti pada bulan Maret mendatang untuk tahu anggaran 2015. Kegiatan ini juga dilaksanakan untuk memotivasi dosen-dosen di Universitas Bung Hatta agar membuatan proposal penelitian desentralisasi.

“Dikit memberikan otoritas untuk mengolah dana penelitian desentralisasi. Untuk itu kita membuat workshop ini dengan diharapkan untuk menjamin mutu proposal menjaga mutu proposal. Kegiatan ini terdiri dari dua sesi untuk sesi pertama penyegaran materi dan sesi kedua pemaparan usulan proposal,” terangnya.

Workshop ini dihadiri juga oleh dekan- dekan di lingkungan Universitas Bung Hatta dan diikuti oleh untuk dosen-dosen se-lingkungan Universitas Bung Hatta yang telah terbiasa menulis proposal dengan menghadirkan narasumber yang merupakan reviewers nasional dari Dikti.

Dengan dimoderatori Ir. Haryani MT, pelatihan penulisan proposal ini membahas Kiat-kita penulisan prospsal penelitian desentralisasi oleh Prof. Dr. Novesar. Jamarun, MS dan Dr. Khasrad, M.Si untuk membahas Kiat-kita penulisan prospsal pengabdiian masyarakat (program IbM), Prof Dr. Ir. Hafrijal Syandri, MS untuk penelitian rekayasa, Dr.Sawirman, M.Hum untuk bidang penelitian sosisal dan humaniora serta Dr. Yulkifli, S.Pd, M.Si untuk bidang pendididkan.

Novesar mengatakan dalam penulisan proposal penelitian desentralisasi itu harus bersifat akademik dan berdampak kepada masyarakat (social impact) karena itu merupakan paradigma baru penelitaian saat ini. Reviewers biasanya akan melihat judul, lembar pengesahan, pengajuan dana yang harus sesuai range yang ada jangan kurang dan jangan lebih.

“Dari sekian banyak jenis penelitian desentralisasi untuk jenis penelitian fundamental banyak diajaukan kepada Dikti mesipun pada prinsispnya jenis proposal ini cukup sulit karena sesuai dengan bidang kelilmuan. Hal yang penting dari pengajuan proposal itu yaitu persyaratan permintaan, kenali pendanaan, kenali tema dan format,” ungkapnya.

Ia mengatakan beberapa alasan penolakan proposal penelitan karena rumusan maslah lemah, kurang mengarah dan tujuan tidak jelas. Kontribusi hasil penelitian tidak jelas dan kurang spesisfik. Pustaka kurang menunjang, isi tidak relevan, data kurang mutakhir, umumnya bukan artikel jurnal ilmiah, penyusunan daftar pustaka kurang baik.

“Kemudian metode kurang tepat dan terperinci, kualifikasi tim peneliti kurang, anggaran biaya tida terperinci atau nilai terlalu tinggi, ketidaksesuaian jadwal pelaksanaan bahkanadanya format salah hingga topik sudah banyak yang diteliti,” ujarnya.(**Bayu-Humas UBH)