Mahfud MD: Nilai Kebangsaan Pada Bung Hatta Bangun Masyarakat Madani
Senin, 17 Maret 2014
Mantan Ketua Makhamah Konstitusi Republiik Indonesia Prof. Dr. Mahfud M.D memberikan kuliah umum dihadap lebih 300 mahasiswa dan dosen Universitas Bung Hatta. Kuliah umum ini bertempat di Aula Balirung Caraka Gedung B Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta, Senin (17/03/2014).Rektor Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Niki Lukviarman, SE, Akt, MBA menyampaikan kuliah umum ini dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-33 Universitas Bung Hatta sekaligus dalam rangkaian Bung Hatta Memorial Lecture Series yang menghadirkan tokoh-tokoh besar nasional untuk dapat berbagi pengalaman, pemahaman dan pandangan kepada mahasiswa Universitas Bung Hatta.
Sudah banyak toko-tokoh nasional yang kita undang ke kampus proklamator ini agar dapat menjadi inspriasi dan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan dosen. Kedepannya, kita juga akan mengundang penggagas Gerakan Indonesia Mengajar yaitu Anies Baswedan, ungakapnya Niki.
Ia juga berharap dengan kuliah umum ini dapat menjadikan kita seorang yang memiliki tauladan seperti Bung Hatta yaitu jujur, santun, dan sederhana dalam menyongsong Indonesia yang lebih baik lagi.
Dimoderatori langsung oleh Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Mahfud M.D memaparkan materi mangenai Bung Hatta dan paham kebangsaan Indonesia menuju masyarakat madani.
Mahfud menjelaskan Bung Hatta merupakan seorang negarawan yang sangat menghargai perbedaan, demokrat tulen. Banyak peranan Bung Hatta mengenai kebangsaan indonesia ini, bila dilihat dari sejarahnya proklamator bangsa ini telah banyak menanguangkan gagasannya dalam pembentukan konstitusi negara ini. bersama tokoh-tokoh pendiri bangsa ini, ia telah berupaya untuk memerdekaan bangsa Indonesia.
Setelah kemerdekaan, pada 18 Agustus 1945 Bung Hatta menyampaikan hal-hal penting dalam penyusunan konstitusi negara ini dengan menghapuskan kata-kata Islam dalam UUD 1945 yang masih kita gunakan saat ini. Pada saat penyusunan UUD pada butir pertama yang berisi kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya, diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Meskipun kala itu banyak menuai perdebatan dari bebagai kalangan, Bung Hatta tetap pada pendiriaannya, ungkapnya.
Mahfud menerangkan Bung Hatta merupakan tokoh yang luar biasa, seorang anak bangsa yang memiliki visi bagus jauh kedepan. Bung Hatta bukan anti Islam, dia seorang yang taat agama, orang yang dilahirkan di Minagkabau yang kuat akan agama Islamnya. Justru dengan demikian, membuktikan Bung Hatta itu dapat menerima perbedaan.
Dalam buku Bung Hatta Di Sekitar Proklamasi menuliskan Bung Hatta berjuang untuk Indonesia, hanya dengan kata Islam akan pecah. Bung Hatta melakukan demi kebangsaan Indonesia yang menjadikan masyarakat Indonesia itu madani tanpa saling membedakan dan saling toleran terhadap sesama, ucapnya.
Melihat Indonesia saat ini, pahamnya Indonesia ini masyarakatnya sudah madani namum sayangnya ketika praktik dan kenyataannya masih jauh dari madani, tambahnya.(**Ubay-Humas UBH)