Mahasiswa Fakultas Ekonomi UBH Kuliah Umum Lapangan di Semen Padang
Kamis, 08 Mei 2014
Sekitar 100 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi universitas Bung Hatta (UBH) melakukan kuliah umum lapangan di PT Semen Padang, Selasa (6/5/2014). Pada kuliah umum lapangan itu, mahasiswa yang didampingi Rektor UBH, Prof Dr Niki Lukviarman, SE, Akt, MBA, mendapatkan materi tentang profil perusahaan, korporasi, dan akutansi dari Dirut PT Semen Padang Munadi Arifin, dan Direktur Keuangan Epriliyono Budi.Dirut PT Semen Padang Munadi Arifin menjelaskan, PT Semen Padang memiliki hubungan emosional yang kental dengan masyarakat Sumatera Barat sejak dulunya. Ketika kapasitas produksi perusahaan tidak memadai, PT Semen Padang nyaris dilego menjadi besi tua. Namun upaya melego itu akhirnya digagalkan Gubernur Sumbar Harun Zain.
Harun menyelamatkan pabrik tersebut, dengan meminta pemerintah pusat agar memberi kepercayaan kepada pemerintah daerah untuk mencarikan jalan keluar. Pada saat itulah Gubernur Harun Zain meminta Ir.Azwar Anas memimpin Semen Padang, hingga mampu melakukan revitalisasi pabrik, sehingga perusahaan bisa kembali bangkit.
Menurut Munadi, bedanya dengan perusahaan di daerah lain, PT Semen Padang merupakan satu-satunya perusahaan besar di Sumatera Barat. Industri sangat terbatas di Sumatera Barat. Dengan kesendiriannya itu, semua perhatian tertuju pada PT Semen Padang. Di lain pihak, "kue" Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Padang sangat terbatas.
"Ibaratnya, kalau dulu kue CSR Semen Padang dipotong-potong, sekarang diiris-iris," kata Munadi Arifin.
Munadi juga mengungkapkan, saat ini kapasitas pabrik PT Semen Padang adalah sebanyak 6,5 juta ton. PT Semen Padang pada tahun ini akan membangun Pabrik Indarung VI dengan kapasitas 3 juta ton. Dengan perjuangan yang cukup berat untuk meyakinkan pemegang saham, dan pemerintah, akhirnya proyek itu bisa dialokasikan di Sumatera Barat.
Padahal, dari sisi feasibility study, pembangunan pabrik ini lebih menguntungkan dibangun di daerah lain. Perjuangan mewujudkan proyek Indarung VI di Padang ini adalah sebagai bentuk kepedulian perusahaan agar Sumbar bisa mengambil manfaat dengan keberadaan pabrik baru ini.
"Perjuangan membangun proyek pabrik Indarung VI di Padang bagai menegakkan benang basah bagi manajemen. Untunglah pemegang saham, dan Pak Dwi Soetjipto, Dirut PT Semen Indonesia (Persero), Tbk sangat peduli dengan Sumbar," kata Munadi.
Direktur Keuangan PT Semen Padang Epriliyono Budi pada kuliah umum itu mengatakan peran strategis Semen Padang sebagai kawah candra dimuka bagi pemimpin-pemimpin perusahaan di Indonesia. Epriliyono menyebut sejumlah nama yang kini memegang tampuk kepemimpinan di berbagai industri yang berasal dari PT Semen Padang, seperti Dirut PT Semen Indonesia (Persero), Tbk, Dwi Soetjipto, Dirut Thang Long Cement Company (TLCC) Johan Samudera, Dirut PT Semen Gresik Gatot Kustyadji, Direktur Produksi PT Semen Tonasa Toto Sudibyo, Direktur Utama Semen Baturaja Pamudji Rahardjo, dan sejumlah nama lainnya. Termasuk Bapak Azwar Anas. PT Semen Padang bersama group PT Semen Indonesia (Persero), Tbk, ke depan, membangun Semen Indonesia Center of The Champs (SICC) dengan tiga komponen institusi dalam SICC, yakni Center of Dynamic Learning, Center of Knowledge Management, dan School of Engineering & Management.
Sementara peningkatan kinerja unggul diwujudkan melalui dua komponen institusi yakni Center of Technology Research serta Training and Consulting Services. Semen Indonesia saat ini sudah memiliki institusi pendidikan yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Management Semen Indonesia (STIMSI).
"Jadi ke depan kita tidak lagi hanya menjual semen," kata Epril. Rektor UBH, Prof.Dr. Niki Lukviarman, SE, Akt, MBA, sebelumnya mengatakan, kuliah umum lapangan itu merupakan terobosan baru di UBH. Sebelum di Semen Padang, kuliah umum lapangan juga telah dilaksanakan di Bank Indonesia. Kuliah kali ini diikuti mahasiswa dari Jurusan Ekonomi Pembangunan, Manajemen, dan Akutansi. (*sumber: www.semenpadang.co.id)