Detail Berita

3 Mahasiswa UBH Magang di Kemenlu
3 Mahasiswa UBH Magang di Kemenlu

Selasa, 13 Mei 2014

Tidak banyak mahasiswa yang mendapat kesempatan untuk magang di sebuah instansi pemerintahan terutama di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan ikut terlibat di berbagai kegiatan yang berhubungan dengan antar bangsa dan antar negara yang pada hakikatnya adalah hubungan diplomasi guna memelihara hubungan antar negara.

Bekal sebuah kesempatan, sebanyak tiga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta mendapat kesempatan untuk magang di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Jakarta pada 15-30 April 2014 lalu.

Ketiga mahasiswa angkatan 2011 ini adalah Muhammad Rizki yang ditempatkan di bagian bidang Politik Keamanan ASEAN, Al Amin Putra Z di bagian Sekjen Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifikdan Afrika serta Yudhi Rahman di bagian bidang Asia Pasifik Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifikdan Afrika.

Muhammad Rizki menceritakan awalnya pada tahun 2013 lalu, ia pernah menjadi peserta debat yang diselenggarakan oleh Kemenlu dan mendapat tawaran untuk bisa magang disana. Hingga akhirnya, setelah mengirimkan surat rekomendasi kita bisa magang dan bertemu dengan tokoh-tokoh penting di Kemenlu.

“Dipilihnya Kemenlu tidak lain karena kita bertiga merupakan mahasiswa yang mengambil konsentrasi Hukum Internasional pada jurusan Ilmu Hukum. Meskipun magang ini tidak masuk dalam kurikulum. Apalagi kita tahu bahwa Bung Hatta merupakan seorang diplomat ulung. Kurang lengkap rasanya bila mahasiswa Hukum Internasional tidak pergi ke Kemenlu,” ungkapnya Rizki.

Selain untuk menimba ilmu dan pengalaman yang banyak, Rizki mengatakan ada hal yang ingin dicarinya yaitu untuk mencari materi bahan skripsi. Selama magang juga banyak sekali pelajaran berharga yang diperolehnya dari mulai berbagai kegiatan administrasi perkantoran, belajar berdiplomasi, berkoordinasi dengan staff kedutaan, rapat-rapat teknis bersama kedutaan.

“Senang rasanya bisa memandu berbagi kegiatan rapat dengan menjadi MC yang diikuti oleh delegasi negara-negara ASEAN, belajar berdiplomas, belajar bekerja kantoran dan menyadari betapa pentingnya bahwa time is money. Hal tersebut merupakan pengalaman yang tidak bisa dilupakan,” imbuhnya.

Serupa dengan Rizki, Al Amin Putra Z mengungkapkan selama magang dapat berinteraksi langsung dengan para duta besar untuk belajar lebih dalam bagaimana cara berdiplomasi dengan antar negara hingga berdiskusi yang sifatnya tertutup dan rahasia untuk direkomdasikan untuk Presiden.

“Kita bertiga merupakan mahasiswa Universitas Bung Hatta yang pertama kali magang di tahun 2014 ini yang asal dari Sumatra. Karyawan dan staff di Kemenlu sangat baik dan ramah-ramah. Bahkan mereka salut pada kita karena keinginan kita untuk menimba ilmu di Kemenlu dengan dana sendiri,” sebutnya.

Begitu juga dengan Yudhi Rahman, ia merasakan suasana dan hal yang berbeda ketika bertemu dengan duta besar-duta besar negara sahabat saat rapat mengenai kebudayaan.

“Kita berharap dengan telah dilaksanakannya kegiatan magang ini, dapat membuka pintu lagi untuk memotivasi mahasiswa lainnya agar dapat kembali melakukan magang di Kemenlu,” ujar Yudhi.

“Tentunya, bila ingin magang di Kemenlu harus menguasai bahasa Inggris dan untuk jurusan agar terus menjalin kerjasama dengan Kemenlu dan intansi pemerintah lainnya serta membuat Pusat Studi Kajian Hukum Internasional,” tambah mereka bertiga. (**Ubay-Humas UBH)