Detail Berita

Melalui KKN Tematik, UBH Lakukan Pendampingan Desa Tangguh Bencana
Melalui KKN Tematik, UBH Lakukan Pendampingan Desa Tangguh Bencana

Jum'at, 08 Agustus 2014

Aturan dalam membangun rumah di daerah rawan gempa tergadang luput jadi perhatian masyarakat, padalah ketika guncangan tiba dan banyak bangunan yang rusak, barulah kita menyadari betapa pentingnya membangun rumah yang tahan gempa sesuai dengan karakteristik wilayahnya.

Menyikapi hal tersebut Dosen Fakultas Teknik Sipi dan Perencanaan Universitas Bung Hatta melakukan sosialisasi dan penerapan langsung membangun Rumah Tahan Gempa di Korong Kota Bangko, Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman, Kamis (07/08/2014).

Kabupaten Padang Pariaman dipilih menjadi lokasi untuk melakukan kegiatan Hibah KKN Tematik Dikti 2014 melalui pendampingan desa tangguh bencana dalam rangka pemberdayaan pelatihan kader masyarakat yang diketuai oleh Ketua Tim, Ir. Hendri Warman MSC yang juga menjadi Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu.

Tim ini juga beranggota Ir. Nasril S, MT, IAI dan Ir. Yaddi Sumitra, MT yang berasal dari jurusan Teknik Sipil dan Teknik Arsitektur. Hibah Dikti tersebut melibatkan mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Pembelajaran Masyarakat (KKN-PPM) yang berada di Kecamatan Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman.

Dalam sosialisasi tersebut disampaikan oleh Ir. Nasrul S, MT mengenai pedoman pelaksanaan teknis dalam pembuatan rumah sederhana tahan gempa dan memperbaiki rumah pasca gempa untuk para masyarakat dan tukang bangunan di daerah tersebut.

Nasrul mengatakan gempa bumi dapat datang kapan saja tanpa kita bisa prediksi dan sadari. Sumatra Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sangat rawan terhadap guncangan gempa terutama daerah Kabupaten Padang Pariaman, untuk itu perlu dilakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi acaman dan dampak yang akan terjadi salah satunya dengan mempersiapkan rumah tahan gempa.

“Selama ini masyarakat banyak yang membangun rumah tanpa kontruski balok pondasi, kolom praktirs dan balok ring sehingga kekuatan bangunan masih minim,” sebutnya.

Ia menjelaskan ingin membangun dan bangunannya ingin diperkuat dapat dilakukan dengan menempel dinding dengan kawat anayam dan memasang bingkai beton tulang, memperkuat dan memperbaiki tulang serta sambungan bingkai yang tidak memenuhi syarat.

“Syarat minimum bangunan tahan gempa itu harus dibangun di tanah yang berpasir, mutu bahan dan cara pengerjaan harus benar sesuai dengan ketentunannya serta semua bangunan baik pondasi, kolom balok, dinding, rangka atap dan atap harus disambung dengan baik agar menjadi satu kesatuan,” ulasnya.

Sementara itu, Mahyuni Dt. Kamuli, Wali nagari Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu, menyampaikan terimakasih atas kepercayaannya Universitas Bung Hatta untuk menempaktkan para mahasisiwanya melaksankan KKN di daerahnya sekaligus dipilih menjadi tempat untuk melakukan pemberdayaan memlalui program yang diberikan pemerintah melalui KKN Tematik.

“Nagari kita ini cukup luas dan baru mengalami pemekaran, jadi sangat diperlukan sekali pemberdayaan baik oleh pemerintah maupun perguruan tinggi dan saat ini tengah dilakukan oleh Universitas Bung Hatta melalui mahasiswa yang KKN disini,” sebutnya.

“Kita berharap untuk tahun berikutnya, daerah kita ini menjadi lokasi untuk dilaksanakan pemberdayaan lagi dan selama mahasiswa KKN Universitas Bung Hatta melaksanakan programnya sejauh semuanya aman,” tambahnya.

Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 50 masyarakat dan tukang bangunan serta mahasiswa KKN-PPM Universitas Bung Hatta. Usai sosialisasi, tim juga melakukan survei kepada salah satu rumah terpilih untuk dilakukan penguatan bangunannya pasca terkena dampak gempa 30 September lalu. (**Ubay-Humas UBH)