Seminar Nasional Tata Ruang Kota Dalam Daerah Rawan Bencana
Rabu, 10 September 2014
Pentingnya pengawasan dan pengendalian tata ruang kota terutama di daerah rawan bencana menjadi suatu keharusan bagi seluruh kalangan untuk mengetahui dan mengimpelentasikannya.Untuk itu, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia bekerjasama dengan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta menggelar Seminar Nasional Tata Ruang. dengan topik implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan rawan bencana yang bertempat di Aula Balairung Caraka Kampus Proklamator I Universtias Bung Hatta, Rabu (10/09/2014).
Ketua Pelaksana Fidel Miro, SE, MT mengatakan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memetakan permasalahan pelaksanaan UU No. 26 Tahun 2007 mengenai penataan ruang wilayah berikut juga dengan peraturan turunannya dari sudut pandang berbagai stakeholder.
Pandangan tersebut dari segi pembuatan kebijakan baik pemerintah daerah, swasta, praktisi, hingga pelaku usaha terkait dengan penata ruaang serta pengiat dan pemerhati penata ruang, kalangan akademisi dan masyarakat umum, ujar Fidel yang juga sebagai Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ini.
Ia jua mengatakan dengan seminar ini dapat memberikan masukan bagi keberlanjutan penataan ruang wilayah, terutama pada penyusunan rencan, pengawasan dan pengendalian serta peran aktif masyarakat.
Tentunya dengan seminar ini kita dapat memberikan pemahaman pengawasan dan pengendalian penataan ruang yang merujuk undang-undang dan peraturan pemerintah terutama lagi bagi kita yang berada darah rawan bencana, tambahnya.
Dalam sambutan pembukaannya, Rektor Universtias Bung Hatta, Prof Dr. Niki Lukviarman, SE, Akt, MBA menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian Pekerjaan Umum yang mempercayai Universitas Bung Hatta sebagai mitra untuk melaksanakan kegiatan. Masalah kebencanaan menjadi topik terpenting saat ini dan menjadi perhatian serius juga bagi kampus.
Mengingat lokasi aktivitas pendidikan di Universitas Bung Hatta berada di zona rawan bencana yang menghadap kelaut. Kampus mempunyai harapan dapat mendeklarasikan diri sebagai kampus siaga bencana dan sedang melakukan dilakukan proses tersebut, imbuhnya.
Sementar itu, Sekeretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Dr. Dra. Lina Marlia, CES menyambut baik dengan keinginan kampus Universitas Bung Hatta yang berkeinginan untuk menjadi kampus siaga bencana. Perlu sinergi antar berbagai kalangan baik akademisi, profesi hingga masyarakat dalam mewujudkan tata ruangan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan sesuai dengan amanat undang-undang.
Mitigasi bencana sangat penting untuk tata ruangan dalam hal pembuatan jalur evakuasi, peta rawan bencana dan lainnya. Kita berharap pemerintah daerah baik tingkat kota maupun kabupaten perlu membuat secara detail dan terperinci dalam penyusunan tata urang sebagai upaya mitigasi bencana, ungkapnya.
Seminar ini menghadirkan empat pemateri yang berkompeten dibidangnya seperti Dr. Dra. Lina Marlia, CES Sekeretaris Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian PU yang membahas Refeleksi UU No. 26 Tahun 2007, Ir. Yazid Fadhli, MM, Kepala BPBD Provinsi Sumatra Barat yang menjelaskan mengenai pengawasan dan pengendalian tata ruang pada daerah rawan bencana di Sumatra Barat.
Kemudian Dr. Ir. Eko Alvares Z, MSA, Akademisi Universitas Bung Hatta membahas tata ruang berbasis mitigasi bencana untuk kasus Kota Padang dan Fidel Miro, SE, MT, Akademisi Universitas Bung Hatta yang memaparkan penataan jariangan trayek angkutan umum berbasis pengembangan tata ruang di Kota Padang.
Kegiatan ini diikuti lebih dari 200 peserta yang berasal dari kalangan mahassiwa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Sipil dan Perencanaan lainnya, Dinas Tata Ruang Kota Padang dan Provinsi Sumatra Barat, Bappeda Kota Padang dan Provinsi Sumatra Barat, BPPD Provinsi Sumatra Barat, asosiasi profesi hingga tamu undangan lainnya. (**Ubay-Humas UBH)