Dr. (Cand). Gusnetti, M. Pd. Sukses Lewati Sidang Tertutup
Kamis, 28 Januari 2021
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Bung Hatta patut berbangga. Pasalnya, program studi ini bakal memiliki satu lagi dosen bergelar doktor. Jumat (29/1/21), di FBS Universitas Negeri Padang, dengan sukses digelar sidang tertutup atas nama Dr. (Cand). Gusnetti, M. Pd. Beliau merupakan dosen dan sekaligus alumni Pindo Universitas Bung Hatta yang menambah deretan dosen dengan kualifikasi doktor (S-3).Di UNP, beliau menempuh pendidikan di Program Doktor Ilmu Keguruan Bahasa angkatan 2017. Ia merupakan mahasiswa doktoral yang perdana mendapatkan kesempatan ujian tertutup di FBS UNP. Ia dibimbing oleh Prof. Dr. Agustina, M. Hum. (promotor) dan Prof. Dr. Ermanto, S. Pd., M. Hum. (co-promotor). Sebagai penguji, dari pihak internal UNP terdiri atas Prof. Dr. Syahrul, M. Pd., Prof. Dr. Yasnur Asri, M. Pd., dan Prof. Dr. M. Zaim, M. Hum. Sementara itu, sebagai penguji luar, diundang Prof. Dr. Hasnah Faizah, M. Hum. (UNRI)
Di usianya yang hampir menginjak 60 tahun, Dr. (Cand). Gusnetti, M. Pd. tetap semangat menyelesaikan studi doktoralnya. Baginya, setiap jalan yang berliku pasti ada jalan yang lurus dan mulus.
______
*Pengembangan Keterampilan Membaca Pemahaman Genre Teks Bahasa Indonesia dengan Model AP4M*
Oleh : Gusnetti (Mahasiswa Mahasiswa S3 IKB FBS UNP Padang)
Keterampilan membaca merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam memahami suatu tulisan yang melibatkan pikiran untuk dapat mengetahui isi bacaan dengan baik. Keterampilan membaca harus dikuasai mahasiswa agar dapat menyerap informasi yang dituangkan penulis dalam tulisannya. Keberhasilan seseorang dalam memahami suatu bacaan dapat diukur dengan seberapa besar pemahamannya terhadap bacaan yang dibaca sehingga dapat membentuk pikiran kritis.
Kegiatan membaca pemahaman dapat dipandang sebagai jantung pendidikan karena dengan memiliki keterampilan membaca yang baik akan memperoleh pengetahuan yang banyak dan pemahaman yang tinggi terhadap informasi yang dibaca. Dengan demikian, keterampilan membaca pemahaman perlu dikembangkan agar pembaca benar-benar memahami tulisan tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang telah mencanangkan bahwa Indonesia telah masuk revolusi industri 4.0. Artinya, generasi muda Indonesia harus menguasai teknologi agar mampu bersaing di tengah masyarakat sehingga dapat melahirkan model bisnis yang baru dengan basis digital sehingga dapat menghasilkan kualitas produk yang lebih banyak. Dalam hal ini, keterampilan membaca sangat diperlukan dalam menguasai teknologi tersebut.
Selama ini, proses pembelajaran keterampilan membaca pemahaman masih bersifat konvensional. Kebanyakan mahasiswa hanya membaca lembaran-lembaran teks tanpa mengetahui bahwa teks tersebut termasuk genre teks sehingga banyak yang tidak mengetahui tentang genre teks.
Berdasarkan perkembangan pengetahuan saat ini, genre teks banyak terdapat dalam media online. Penggunaan media online dalam pembelajaran perlu dilakukan dosen sesuai dengan perkembangan zaman. Dosen harus mampu menggunakan media yang bervasiasi, salah satunya adalah e-learning. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran, baik dari media pembelajaran maupun bahan ajar perlu dilakukan agar pembelajaran keterampilan membaca mahasiswa lebih menyenangkan. Dosen harus mampu menyiapkan bahan ajar yang dapat memotivasi dan menambah pemahaman mahasiswa tentang genre teks.
Dengan demikian, peran dosen dalam proses pembelajaran juga harus menjadi perancang pembelajaran agar peserta didik memiliki keterampilan membaca pemahaman lebih baik. Dengan demikian, dosen harus mampu merancang bahan ajar keterampilan membaca dengan baik, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan tentang materi pembelajaran keterampilan membaca. Pelaksanaan perkuliahan membaca dengan tepat akan menghasilkan pemahaman yang baik, karena dalam membaca pemahaman tidak hanya sekadar memahami isi bacaan, tetapi akan terjadi perubahan sikap dan perilaku pada pembaca.
Pembaca yang kreatif akan memiliki kepercayaan diri, membangun kekuatan diri serta mampu bernalar karena mereka mendapatkan pengetahuan dari bacaaan mereka, Dengan membaca berulang-ulang suatu informasi melalui online, respon kritis dan kreatif mahasiswa akan terbentuk, serta perilaku mahasiswa akan terjadi perubahan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan perubahan sikap, ikut menentukan dan mengevaluasi serta menilai dengan baik bacaan tulisan yang dibacanya. Selain itu, pembaca kreatif harus terbuka terhadap gagasan orang lain, serta mampu mengikuti jalan pikiran penulis secara tepat, akurat, dan kritis, sehingga mampu memahami ide-ide kreatif yang ada dalam bacaan. Salah satu model dalam pengembangan model keterampilan membaca pemahaman adalah model membaca pemahaman AP4M.
Keterampilan membaca pemahaman dengan model AP4M merupakan singkatan dari model pembelajaran yang disusun berdasarkan perpaduan pendekatan saintifik dengan metode SQ3R yang terdiri dari 6 tahapan, yaitu mengamati teks, membuat pertanyaan, membaca pemahaman, menjawab pertanyaan, mengecek kembali hasil jawaban, kemudian melaporkan hasil bacaan.
Penerapan pengembangan model keterampilan membaca pemahaman genre teks bahasa Indonesia adalah model AP4M. Model AP4M bertujuan agar ada variasi dalam menerapkan kegiatan membaca pemahaman. Rancangan pengembangan model ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam keterampilan membaca pemahaman. Pembelajaran keterampilan membaca pemahaman genre teks bahasa Indonesia dilaksanakan dengan menggunakan model AP4M dilaksanakan atas 6 tahapan sebagai berikut.
1. Kegiatan Mengamati Teks
Kegiatan mengamati teks berkaitan dengan aktivitas mahasiswa dalam mengamati teks yang dibaca secara bermakna (meaningfull learning). Untuk memudahkan memahami bacaan di awal pembelajaran. Pada awal kegiatan pembelajaran keterampilan membaca pemahaman, pendidik perlu menjelaskan maksud dari mengamati teks. Kegiatan mengamati teks dilakukan dengan membaca cepat teks secara keseluruhan sehingga dapat mengetahui isi teks secara garis besar.
2. Kegiatan Membuat Pertanyaan
Kemampuan membuat pertanyaan merupakan suatu kegiatan menuangkan hasil pengama-tannya terhadap teks dalam membaca cepat. Keberanian mahasiswa dalam membuat pertanyan penting untuk ditumbuhkembangkan. Setiap pertanyaan yang dibuat akan mendorong munculnya respon balik berupa tanggapan verbal tentang jawaban yang ditemukan. Kegiatan melatih membuat pertanyaan bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir mahasiswa tentang teks yang dibaca dan membangkitkan rasa ingin tahu mahasiswa secara kreatif. Untuk membangkitkan rasa ingin tahu mahasiswa tentang sesuatu yang dibaca, kegiatan membuat pertanyaan berfungsi untuk melatih kemampuan mahasiswa agar mampu berargumentasi sesuai bacaan yang dibaca.
3. Kegiatan Membaca Pemahaman
Hasil belajar akan bertahan lama dalam pikiran, apabila mereka diberi kesempatan untuk membaca pemahaman sampai mampu memahami teks dengan baik. Dalam keterampilan membaca pemahaman, kegiatan membaca dilakukan mahasiswa dengan fokus dan serius yang tujuannya agar mahasiswa dapat menguasai materi lebih lengkap. Dalam keterampilan membaca pemahaman, mahasiswa juga harus memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan serta dapat mengaitkan bacaan yang dibacanya dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumya, sehingga pemahaman mahasiswa dalam membaca teks semakin berkembang. Sewaktu membaca teks dengan tekun dan pemahaman yang tinggi, jalan pikiran mahasiswa selalu terarah kepada pertanyaan yang dibuat sehingga jawabannya dapat ditemui dalam bacaan yang dibaca.
4. Kegiatan Menjawab Pertanyaan
Menjawab pertanyaan dilakukan dengan menemukakan daya nalar terhadap bacaan. Dalam menjawab pertanyaan mahasiswa tidak boleh melihat teks kembali tetapi dengan daya nalar terhadap bacaan yang sudah dipahami. Esensi menjawab pertanyaan merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan beragam peristiwa kemudian dituangkan kembali dalam bentuk tulisan. Melahirkan daya nalar dalam menjawab pertanyaan meru-pakan proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan dan pemahaman sewaktu membaca pemahaman dilakukan dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik tergantung dari pemahaman dan konsentrasi sewaktu membaca teks dengan serius. Semakin mudah dalam menjawab pertanyaan, berarti semakin baik membaca pemahaman mahasiswa. Apabila mahasiswa sulit untuk menjawab pertanyaan, hal tersebut berarti kemampuan membaca pemahaman mahasiswa belum baik dan tidak fokus. Dalam menjawab pertanyaan penalaran ilmiah dan penalaran nonilmiah kadangkala juga dibutuhkan.
5. Mengecek Kembali Jawaban yang Dibuat
Kegiatan mengecek kembali jawaban yang dibuat bertujuan untuk melihat kelengkapan dari informasi yang dibutuhkan yang sudah ditulis dalam jawaban. Kegiatan mengecek kembali jawaban yang dibuat dilakukan dengan membandingkan informasi yang didapat dengan informasi dalam teks. Apabila informasi yang dibuat tidak lengkap dan tidak sesuai dari teks yang dibaca, maka pada langkah mengecek kembali merupakan hal penting dalam memahami bacaan. Kegiatan mengecek kembali jawaban yang dibuat bertujuan untuk melengkapi pemahaman mahasiswa terhadap bacaan.
6. Kegiatan Melaporkan Hasil Bacaan
Melaporkan hasil bacaan berarti membuat atau menciptakan suatu kreativitas berdasarkan hasil pemahaman terhadap suatu bacaan. Kegiatan melaporkan hasil bacaan dilakukan dengan cara melaporkan segala sesuatu dari bacaan dengan cara membuat simpulan/ikhtisar serta memberi komentar, saran, dan kritikan. Kegiatan melaporkan hasil bacaan berarti menghasilkan suatu tulisan tentang laporan bacaan yang telah dilakukan.
Berdasarkan 6 tahapan model AP4M dalam kegiatan keterampilan membaca di atas, apabila diterapkan dengan baik, maka kemampuan membaca pemahaman seseorang akan meningkat. Proses pengembangan model keterampilan membaca pemahaman AP4M dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman mahasiswa dan dapat meningkatkan motivasi mahasaiswa dalam membaca, serta dapat melahirkan pembaca yang kreatif.