Dosen Pindo FKIP Universitas Bung Hatta PKM ke MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Solok
Rabu, 22 Februari 2023
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Pindo S-1 dan S-2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bung Hatta menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bagi guru-guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Kabupaten Solok. Kegiatan ini diselenggarakan secara langsung di Gedung Perpustakaan dan Kearsipan, Solok (22/2/23).Acara ini diikuti oleh 45 guru dari berbagai sekolah dan lokasi, seperti Surian, Singkarak, Selayo, Koto Baru, dan sebagainya. Kegiatan MGMP ini setiap sekali sepekan.
Dengan mengusung tema "Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Pentingnya Pendidikan Karakter di Era Digital", peserta PKM diberikan pemahaman dan refleksi dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan implementasi pembelajaran di sekolah.
"Dalam rangka meningkatkan motivasi guru dalam pengimplementasian kurikulum merdeka, perlu formulasi strategis agar tercapainya harapan yang ideal. Sebab, guru merupakan the key actor in the learning. Ia berperan sangat vital dan fundamental dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik peserta didik dalam proses pembelajaran,"sebut Dr. Syofiani, M. Pd., Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bung Hatta dalam sambutannya.
Lebih lanjut, sebut Syofiani, guru berperan sangat penting karena sebaik apapun kurikulum dan sistem pendidikan yang ada, tanpa didukung mutu guru yang memenuhi syarat, akan menjadi sia-sia.
Guru yang bermutu, kurikulum dan sistem yang tidak baik sekalipun, akan tertopang. Keberadaan guru bahkan tidak tergantikan oleh siapa pun, termasuk teknologi canggih.
Hal itu pula disampaikan oleh narasumber, Dr. Hasnul Fikri, M. Pd., dalam paparannya. Menurutnya, peran guru dalam membentuk karakter siswa menjadi pribadi terbaik inilah yang tak dapat tergantikan oleh teknologi. Dengan penyelarasan sumber daya manusia dan kemajuan teknologi, akan tercipta luaran yang diharapkan. Siswa tidak hanya terampil di bidang akademik, tetapi juga dapat mengedepankan nilai-nilai karakter.
Pesatnya perkembangan teknologi, bukan berarti akan berdampak menjadi degradasi moral. Kontrol sosial yang tegas, baik dari guru maupun orangtua, menjadi penting. Jika anak atau siswa diawasi dengan tegas tanpa lepas kontrol, kemungkinan-kemungkinan buruk terhadap karakteristik anak akan terhindar. Siswa bisa berkreasi menghasilkan suatu produk dengan alat yang dimiliki siswa, gawai misalnya. Guru memerdekakan siswa agar berkreasi dengan terintegrasi pada capaian pembelajaran. (*rr)