Detail Berita

Konstribusi KKN-PPM Bagi Pembangunan Nagari

Sabtu, 26 Mei 2012

Universitas Bung Hatta sebagai perguruan tinggi berkomitmen untuk memenuhi tuntutan dan dinamika kebutuhan masyarakat yakni bahwa ilmu, sikap dan keterampilan sivitas akademikanya harus dapat diamalkan secara nyata di masyarakat. Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) merupakan wujud komitmen tersebut sebagai program akademik terpadu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kegiatannya dilaksanakan di tengah masyarakat secara nyata.

Menurut Prof.Dr. Ir. Fachri Ahmad,M.Sc dalam pemaparan materinya saat pembekalan bagi 1.676 calon peserta KKN-PPM UBH di Aula Balairung Caraka Kampus I UBH, Sabtu (26/5). Konstribusi yang diharapkan adalah berupa gagasan/pemikiran, kegiatan jasa, advokasi, rancang bangun,pelatihan, pembangunan fisik, seni budaya dan berbagai kegiatan lain yang erat hubungannya dengan kegiatan kehidupan masyarakat.

Ia menambahkan, untuk dapat berkonstribusi dengan baik, peserta KKN-PPM harus mengenali daerah sasaran dengan baik, menghimpun data statistik daerah, kenali goografi daerah,kependudukan,ekonomi,kesehatan,kependidikan,kelembagaan-kelembagaan yang ada, keaadan sarana/prasarana daerah, adat isitiadat, sumberdaya alam atau pun hal-hal yang unik di daerah tersebut.
“Pra-survey awal dalam mengenal daerah tersebut perlu dilakukan, untuk mempersiapkan rancangan kegiatan, baik kelompok atau pun perorangan”, tambah Fachri.

Fachri menyebutkan, sebaiknya rancangan pelaksanaan program KKN-PPM mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang spesifik bagi derah, sesuai dengan potensi lainnya yang belum tergarap dengan baik.

“Perlu dimaklumi, bahwa sebagai akademisi ada keinginan untuk membuat perubahan-perubahan, terutama dalam menggerakkan partisipasi masyarakat, pengayaan gagasan, perubahan pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak dari masyarakat” imbuhnya

Menurutnya lagi, rekan jejak kegiatan KKN-PPM, harus terdokumentasi dengan baik, dalam bentuk “monografi daerah” yang membuat gambaran potensi, gagasan, ragam kegiatan dan hasil dari gerak gerik dari kegiatan tersebut.

“Dalam monografi daerah, juga dapat diungkapkan masalah-masalah penting yang harus dicarikan pemecahannya, hal itu akan memberikan konstribusi yang sangat berharga bagi pembangunan daerah, dan itu akan lebih berharga lagi bila disajikan secarai sistimatik, lengkap dengan penggambaran statistik daerah sasaran”, tambah Fachri mengakhiri.(**Indrawadi-Humas UBH).