Kamis, 02 Februari 2023
SANTUN “BUNG HATTA” BERSUMBER DARI AKHLAK NABI MUHAMMAD SAW
Dr. Drs. M. Sayuti Dt. Rajo Pangulu, M.PdKetua Pujian ABSSBK HAM/ Dosen Univ. Bung Hatta
Santun Bung Hatta bersumber dari nilai-nilai ajaran akhlak Nabi Muhammad Saw. Kesantunan Nabi Muhammad Saw tidak diragukan oleh umatnya. Bahkan hampir seluruh umat manusia di permukaan bumi ini mengakui kesantunan Nabi Muhammad Saw. Pengakuan Nabi Muahammad sendiri dinyatakan dalam hadistnya, yang artinya, “aku diutus ke permukaan bumi ini adalah untuk menyempurnalan akhlak umat manusia”.
Kehadiran Nabi Muhammad untuk memperbaiki akhlak umat manusia. Sebab sebelum kelahirannya ke bumi ini, akhlak umat manusia itu sudah tidak sesuai lagi dengan ajaran agama apapun. Bung Hatta sebagai umat Nabi Muhammad sejak kecil diajarkan oleh ayahnya bernama Muhammad Djamil juga pendiri Yayasan Al-Manar yang mendidik santriwan santriwati di sekolah agama yang didirikannya. Jika akhlak itu identik dengan santun, maka kesantunan Bung Hatta mulai ditanamkan oleh ayahnya semenjak kecil. Berdasrkan observasi sekaligus diskusi kami di lapangan bahwa kesantunan Bung Hatta sejak kecil sudah terlihat. Kesantunan Bung Hatta diakui oleh kawan-kawan sebayanya. Bung Hatta yang dilahirkan pada 12 Agustus 1902 dari seorang ibu bernama Siti Saleha di Bukittinggi, di mana ayahnya adalah orang Nagari Batuhampar. Ayahnya seorang tokoh Pendidikan agama Islam. Berdasarkan wawancara kami dengan salah seorang tokoh adat atau sebagai informan di Nagari Batuhampar yaitu Dt. Patiah umur 85 tahun (2022) yang mengatakan bahwa Bung Hatta itu semasa kecil memang sudah kelihatan akhlaknya yang ditanamkan oleh ayahnya. Lebih lanjut dikatakannya, “bahwa akhlak yang ditanamkan kepada Bung Hatta tetap berlandaskan pada filosofi Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah (ABSSB). Kesantunan Bung Hatta juga ditempa sejak lahir oleh ibunya. Sistem asuh ibunya sangat berpengaruh pada etika, sopan santun, tutur kata, sikap, tindakan, dan tanggung jawab terhadap Bung Hatta. Selanjutnya, informan juga menyampaikan bahwa akhlak Nabi Muhammad itu ditanamkan di sekolah ayahnya Bung Hatta. Prinsip – prinsip akhlak itu sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Saw. Prinsip-prinsip itu antara lain diajarkan: Pertama, berpegang teguh kepada kejujuran. Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang sangat jujur sehingga mendapatkan gelar Al Amin yang artinya dapat dipercaya. Allah SWT pun sangat menyukai hamba-Nya yang berperilaku jujur; Kedua, Senantiasa berprasangka baik (husnuzan) kepada umat muslimin. Rasulullah SAW bersabda: "Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (H.R. Bukhari); Ketiga, menjaga pandangan dari yang haram. Menjaga pandangan mata dari memandang hal-hal yang diharamkan oleh Allah merupakan akhlak yang mulia, bahkan Rasulullah SAW menjamin masuk surga bagi orang-orang yang salah satu dari sifat-sifat mereka dalam menjaga pandangan; Jika salah seorang kalian berkata maka janganlah berdusta, dan jika diberi amanah janganlah berkhianat, dan jika dia berjanji janganlah menyelisihinya, dan tundukkanlah pandangan kalian, cegahlah tangan-tangan kalian (dari menyakiti orang lain), dan jagalah kemaluan kalian.”; Keempat, jangan ikut campur urusan orang lain. Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58); Kelima, menjawab salam. Mengucapkan salam hukumnnya adalah sunnah dan menjawab salam hukumnya wajib. Sebab salam merupakan salah satu tanda cinta; Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling mencintai. Salah satu bentuk kecintaan adalah menebar salam antar sesama muslim.” (HR Muslim no. 54); Keenam, mengerjakan amal ma’ruf nahi munkar. Amar makruf nahi mungkar adalah perintah menegakkan yang benar dan melarang yang salah. Dari Abu Sa’îd al-Khudri Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya); jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya (menasihatinya); dan jika ia tidak mampu juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.’ Itulah di antara akhlak mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Untuk itu umat muslim dianjurkan untuk menjalankannya agar kehidupannya di dunia mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Kalau dipelajari kesantunan Bung Hatta mulai dari sejak kecil sampai menjadi wakil presiden pertama Republik Indonesia hampir semua akhlak Rasulullah yang enam itu terpakai pada dirinya. Enam Aklah Rasul itu diajarkan pula di pesantren Al-Manar Batu Hampar. Enam akhlak ini ditanamkan sejak dini oleh Ayahnya di surau waktu mengaji dan sopan santun diajarkan pula oleh ibunya di rumah. Sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekolompok manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntutan pergaulan sehari-hari masyarakat. Begitu juga sopan santun ditanamkan oleh ibunya sejak dini. Sopan santun yang ditanamkan antara lain: Pertama, Sopan santun saat berbicara. Harus bisa menyesuaikan kondisi di mana serta dengan siapa sedang berbicara. Apabila berbicara di tempat formal, maka harus memakai bahasa yang formal, sopan, santun serta tidak banyak bercanda. Apabila berbicara di tempat nonformal, maka tetap memakai bahasa yang sopan. Contoh sopan santun saat bicara adalah ketika mahasiswa berbicara tentang skripsi pada orang awam sehingga tidak dimengerti. Sebaiknya komunikasi masyarakat dengan mahasiswa seharusnya membahas tentang hal yang diketahui masyarakat; Kedua, sopan santun ketika makan. Contoh sopan santun saat makan adalah mencuci tangan lebih dulu sebelum makan, makan dengan tangan kanan, tidak bersendawa sembarangan. Sebelum makan jangan lupa membaca Bismillahirahmanrrahim. Selain itu, jika makan bersama, sebaiknya dahulukan orang yang lebih tua untuk mengambil makan lebih dulu, ambil makanan tidak berlebihan, tidak makan sambil berbicara kalau makan dengan sendok tidak berbunyi; Ketiga, sopan santun saat bertamu. Ketika sedang bertamu, sebaiknya tetap memiliki sopan santun serta menghormati tuan rumah. Contohnya seperti mengucapkan salam lebih dulu sebelum masuk, mengetuk pintu, duduk sesudah dipersilahkan duduk, makan dan minum suguhan yang sudah disediakan; Keempat, sopan santun dalam berpenampilan. Sopan santun dalam berpenampilan adalah seseorang harus dapat menyesuaikan pakaian dengan situasi dan kondisi, tidak transparan atau terbuka karena bisa mengundang kejahatan. Kelima, sopan santun saat bergaul. Yang dimaksud dengan sopan santun saat bergaul adalah menghormati dan menghargai orang yang ada di sekeliling. Bergaul sebenarnya bisa dilakukan dengan siapa saja, namun sebaiknya dipilih yang mana yang bisa ditiru dan mana yang tidak. Contoh dari sopan santun bergaul seperti memiliki tata krama dengan menunjukkan sikap sopan santun dengan semua orang. Seperti tidak memilih saat bergaul antara yang kaya dan yang miskin, antara orang berpangkat dan rakyat; Keenam, sopan santun saat bekerja. Saat bekerja, maka harus memenuhi tata tertib yang sudah berlaku, melakukan apa yang sudah menjadi tugas dan tetap menghargai rekan kerja meski sifatnya tidak disukai. Contoh dari sopan santun saat bekerja adalah bertegur sapa meski sifat dari rekan kerja tidak disukai dan tetap berlaku sopan pada saat sedang bertemu; Ketujuh, sopan santun saat menjadi peserta didik atau disebut juga di kampungnya anak murid. Sebagai peserta didik, tetap harus memiliki sopan santun pada semua orang baik guru, pegawai sekolah, teman di sekolah dan seluruh warga di sekolah. Peserta didik di lingkungan sekolah adalah orang terpelajar yang harus punya sopan santun ketika bersikap. Contohnya seperti saat berbicara dengan guru, tidak mengganggu kesenangan teman, menghormati pegawai yang bekerja di sekolah dan sebagainya; Kedelapan, sopan santun sebagai pendidik. Tidak hanya peserta didik yang harus punya sopan santun, seorang pendidik seperti guru, ustadz atau dosen juga harus punya sopan santun pada semua orang termasuk kepada peserta didik. tidak boleh meremehkan siswanya; Kesembilan, sopan santun pada orang yang lebih tua. Sopan santun ini sangat penting dilakukan khususnya jika tinggal di Indonesia. Yang muda harus bisa lebih menghormati yang tua begitu juga dengan orang yang lebih tua harus pula menyayangi yang lebih muda. Beberapa manfaat sopan santun dalam kehidupan manusia, seperti: Menciptakan kehidupan yang aman, damai serta tenteram; Memperkuat jalinan kerukunan yang telah dibentuk selama ini; Memperkecil timbulnya konflik pada lingkungan masyarakat; Mempermudah pergaulan dalam masyarakat; Memperkuat jalinan kerukunan yang sudah terbentuk selama ini dengan bertingkah laku sopan sehingga kerukunan bisa terjalin dengan erat. Sopan santun itu menurut adat nan berpakai dibungkus denga sebuah ungkapan ”Nan tuo dihormati, nan ketek disayangi, samo gadang lawan baiyo, hati guru dipagadang, ibu bapo talabiah lai” atau ‘Yang tua dihormati, yang muda disayangi, sama besar lawan bergurau, hati guru dimuliakan, ibu dan bapak terlebih pula’. Sopan santun ini diajarkan kepada Bung Hatta semasa kecil atau waktu sekolah baik oleh ayahnya atau oleh ibunya juga oleh gurunnya.