Detail Berita

Dr. Yukio Hayakawa Peneliti Gifu University Jepang Puji Labor Teknik Kimia Universitas Bung Hatta
Dr. Yukio Hayakawa Peneliti Gifu University Jepang Puji Labor Teknik Kimia Universitas Bung Hatta

Rabu, 09 Agustus 2017

Perlengkapan labor yang dimiliki kampus di Sumbar ternyata tak kalah dari perlengkapan labor yang dibawa peneliti Jepang Dr. Yukio Hayakawa. Hayakawa datang ke Padang karena tertarik meneliti pemanfaatan limbah cair industri kelapa sawit menjadi gas hidrogen sebagai sumber energi terbarukan.

Penelitian dilakukan dengan membandingkan kinerja reaktor hasil rancangan Gifu University dengan Teknik Kimia Universitas Bung Hatta dan Teknik Elektro Universitas Andalas. Desain reaktor dari Gifu University, biasanya digunakan untuk produksi gas hidrogen dari gas ammonia. Jenis reaktor ini dibawa oleh Hayakawa untuk diuji coba untuk pengolahan limbah cair kelapa sawit menjadi gas hidrogen.

Hayakawa sampai geleng-geleng kepala, reaktor yang dia miliki tak kunjung mendatangkan hasil memuaskan seperti yang dia harapkan. Sebaliknya dia sedikit bahagia mendapatkan kenyataan reaktor yang dikembangkan oleh Teknik Kimia Universitas Bung Hatta dan Teknik Elektro Universitas Andalas lebih baik hasilnya. Analisis Hayakawa, hal ini karena desain reaktor beliau hanya cocok untuk fasa gas dan tidak cocok untuk fasa cair.

"Satu saja yang membuat saya senang, hasil menggunakan reaktor di sini lebih bagus. Ini saja yang menghibur, mengurangi kekecewaan saya," ujar Hayakawa jujur menjawab pertanyaan wartawan Harian Singgalang di ruang kerjanya di Laboratorium Teknik Kimia Universitas Bung Hatta.

Hasil bagus pun didapatkannya saat menggunakan peralatan labor Dr Ariadi Hazmi di Universitas Andalas. Sebagai ilmuwan, dia berusaha jujur mengungkapkan hal tersebut.

Sebagai penunjang penelitiannya, Hayakawa didampingi pimpinan dan staf Teknik Kimia Universitas Bung Hatta ke PT BTN di Pasaman. Perusahaan yang masih dalam grup PT Incasi Raya memberi kesempatan seluas-luasnya bagi Hayakawa untuk melakukan survey awal limbah cair kelapa sawit. Rombongan juga didampingi oleh Manager Mill Ir. Muhammad Irvan dan Rafdi ST dari PT. BTN.

Pada 20 dan 21 Juli lalu, berupaya memanfaatkan peluang yang diberikan PT BTN. Segenap bahan yang dibutuhkan dia kumpulkan dan serangkaian survey dia lakukan. Lalu berlanjut ke laboratorium. Hayakawa benar-benar berupaya memanfaatkan kedatangan pertamanya ke Padang ini semaksimal mungkin. Maklum dia hanya punya kesempatan sebulan di sini, tepatnya hingga 10 Agustus 2017.

Suka Sate

Tak hanya, berupaya menyelesaikan penelitian. Hayakawa berusaha menikmati kuliner Minang, dia diajak oleh dosen dan mahasiswa di jurusan tersebut berburu kuliner. Bahkan Hayakawa terlihat begitu menikmati makan dengan tangan. Sesuatu hal yang baru baginya.

"Saya biasa pake sumpit. Awalnya sulit, tapi sekarang sudah bisa," ujarnya bangga.

Dia pun mulai menyenangi makanan pedas dan menggunakan banyak rempah. Bahkan semua makanan hendak dicobanya. Namun setelah dia sempat merasa kurang enak dengan pencernaannya, mantan Ketua Jurusan Teknik Kimia yang kini dipercaya sebagai Kepala Biro Perencanaan dan pengembangan kampus proklamator, Dr. Eng Reni Desmiarti, ST,MT mulai membatasi makanan pedas yang bakal dikonsumsi.

Tak jarang, di kantin kampus, Reni selalu menanyakan menu yang tak begitu peda baik sayur dan lauk pauknya. Begitu pula Puji, mahasiswa yang baru saja sidang sarjana dan ditugasi menemani Hayakawa selama di Padang.

Pererat Kerja Sama

Hayakawa datang ke Padang setelah mendengar celotehan mahasiswa doktoral asal Universitas Bung Hatta Farrah Fadillah Hanum, ST, M. Eng. Sang mahasiswa itu bercerita banyak tentang kampusnya Teknik Kimia Universitas Bung Hatta yang terus berkembang hingga saat ini.

Ada bumbu, etos kerja laboratorium di Gifu University ada di Teknik Kimia Universitas Bung Hatta dibawa dosen atau mahasiswa yang menjalani student exchange ke Gifu. Dosen dan mahasiswa sudah banyak mengembangkan/menghasilkan peralatan yang menunjang penelitian mereka.

Termasuk peralatan water treatment dan meneliti manfaat bahan makanan yang banyak dihasilkan di Sumbar dan ingin ditingkatkan kemanfataan ekonominya bagi masyarakat daerah ini. Diantaranya umbi dahlia sebagai bahan inulin dan sebagai pengganti tepung dan lainnya.

Tertarik dengan semua itu, Hayakawa pun menembus angkasa, menyeberangi lautan dan sampai di Padang. Hayakawa pun harus rela meninggalkan kekasihnya yang tak bisa ikut bersama. Ini yang paling lama sejak kebersamaan mereka.

Hayakawa datang ke Padang berkat kerja sama yang terbina antara Gifu University dengan Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta. Kerja sama ini terjalin berkat kegigihan Dr. Eng Reni Desmiarti, ST,MT yang pernah kuliah S3 di sana. Peluang yang tercipta itu makin dipererat. Terus dilanjutkan penerus Dr. Eng Reni Desmiarti, ST,MT.

Bahkan kedekatan antara dosen dan mahasiswa pun jauh berbeda. Puji dan Jaya mau menghabiskan hari di laboratorium untuk mendapatkan hasil yang bagus untuk mereka sajikan pada seminar internasional di Aceh, September 2017mendatang.

"Dosen memperhatikan kami hingga ke hal-hal kecil. Makan saja sering diingatkan bahkan disuruh makan di kantin atas tanggungan bapak atau ibu dosen kami. Saya berani tampil di ajang seminar yang diikuti mahasiswa S2 dan S3, sebagai pemakalah pula berkat gemblengan bapak dan ibu dosen kami," ungkap Puji. (Zul Singgalang)