Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Tim Promosi Universitas Bung Hatta Sukses Selenggarakan Sarasehan  Kesiapan Sekolah Selenggarakan Asesmen Kompetensi Minimum
Rabu, 31 Maret 2021 Informasi Kampus

Tim Promosi Universitas Bung Hatta Sukses Selenggarakan Sarasehan Kesiapan Sekolah Selenggarakan Asesmen Kompetensi Minimum

Untuk meningkatkan wawasan dan motivasi guru dan siswa dalam menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Tim Promosi Universitas Bung Hatta menyelenggarakan kegiatan sarasehan yang dilaksanakan secara daring, Selasa (30/3). Kegiatan ini sukses diselenggarakan dengan menghadirkan para narasumber yang berkompeten dari berbagai profesi.

"Acara ini berlangsung sukses yang ditandai dengan antusiasnya pertanyaan yang muncul dari peserta. Tawaran kerja sama dalam rangka menyambut pelaksanaan AKM disambut hangat oleh para kepala sekolah yang hadir. Beberapa kepala sekolah langsung menghubungi panitia untuk menyampaikan keinginan mereka bekerja sama dengan Universitas Bung Hatta.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Tafdil Husni, S.E., M.B.A., mengapresiasi kegiatan ini. "Atas nama pimpinan Universitas Bung Hatta, kami mengucapkan selamat dan sukses kepada para peserta karena telah tergabung dalam kegiatan sarasehan ini. Semoga, para guru, terutama bagi siswa, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat dari para narasumber sehingga dalam pelaksanaan AKM nanti dapat berjalan dengan baik,"sebutnya.

Lebih lanjut, Tafdil Husni menjelaskan bahwa program Merdeka Belajar merupakan kebijakan besar yang digagas Kemdikbud RI dalam rangka mewujudkan transformasi pengelolaan pendidikan di Indonesia. Salah satunya implementasinya dengan menghapus Ujian Nasional (UN) dan diganti menjadi Asesmen Kompetensi. Asesmen nasional sendiri terdiri atas tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Diterapkannya kebijakan ini merupakan penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan dan peningkatan sistem evaluasi pendidikan. Tujuan utamanya mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah kompetensi yang benar-benar minimum. Melalui AKM, pemerintah dapat memetakan sekolah-sekolah di daerah berdasarkan kompetensi minimum. Kompetensi minimun adalah kompetensi dasar yang dibutuhkan murid untuk bisa belajar, apapun materinya dan apapun mata pelajarannya sehingga materi AKM ada dua, yaitu terkait literasi atau baca tulis, serta literasi numerasi.

Literasi yang dimaksud bukan sekadar kemampuan membaca, tapi juga kemampuan menganalisis suatu bacaan serta kemampuan untuk mengerti atau memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sementara itu, numerasi adalah kemampuan menganalisis menggunakan angka serta menekankan literasi dan numerasi bukan tentang mata pelajaran bahasa atau matematika, melainkan kemampuan murid agar dapat menggunakan konsep literasi ini untuk menganalisa sebuah materi.

Dalam pelaksanaannya, AKM dan survei karakter terdiri atas soal-soal yang mengukur kemampuan bernalar menggunakan bahasa, kemampuan bernalar menggunakan numerasi, dan penguatan pendidikan karakter. AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif, yaitu literasi dan numerasi.

Dampak dari AKM diharapkan dapat memperbaiki budaya belajar; tidak ada dikotomi antara mata pelajaran UN dan mapel non-UN, tidak ada mata pelajaran utama dan pelengkap, tidak ada percepatan materi atau bimbingan intensif serta meningkatkan proses pembelajaran.

Untuk membahas hal ini secara lebih rinci, diundang narasumber, M. Hernandar, S. Pd., M. Si (Kepsek SMA Agam Cendikia). Hernandar menyajikan materi dengan topik "Kesiapan dan Problematika di Sekolah dalam Menghadapi Pelaksanaan AKM". Pada kesempatan itu, ia menjelaskan tentang hal-hal yang telah dipersiapkan sekolah dan beberapa kendala yang ditemui, seperti belum tersosialisikannya AKM kepada seluruh stakeholder serta belum lengkapnya sarana dan prasarana, misalnya masih lemahnya jaringan internet.

Kemudian, paparan materi juga di sampaikan oleh Dr. Subanji., M. Si. (Wakil Ketua Panitia Nasional Uji Kompetensi Mahasiswa PPG dan Dosen Universitas Malang). Ia menyajikan materi dengan judul "Penalaran dan Literasi Matematis Sebagai Basis Asesmen Sesuai Tuntutan Perkembangan Global". Subanji memaparkan beberapa contoh soal tentang uji numerasi dan kaitannya dengan pola pembelajaran yang selama ini dilaksanakan guru.

Dari pihak internal Universitas Bung Hatta, sajian materi disampaikan oleh Dr. Hidayat, S.T., M.T., IPM (WR III Universitas Bung Hatta) dengan judul materi "Membangun Sinergi Perguruan Tinggi dan Sekolah". Hal ini pula yang memotivasi pihak sekolah untuk merencanakan kerja sama dengan Universitas Bung Hatta.

Para peserta juga disuguhkan sajian materi seputar "Dukungan Masyarakat dalam Pelaksanaan AKM di Sumatera Barat", yang disampaikan oleh Dr. Syarifuddin, M.Pd (Widyaiswara LPMP Sumbar). Selanjutnya, materi tentang "Asesmen Kompetensi Minimun (AKM) sebagai Pengganti Ujian Nasional (UN)" disampaikan oleh Adib Alfikri, SE., M.Si (Kadis Pendidikan Prov. Sumatera Barat).

Tidak hanya itu, sajian materi dengan judul "AKM Untuk Melahirkan Generasi Emas 2045" disampaikan oleh Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.Gk/. PhD (Rektor Universitas YARSI dan Pembicara MDG-N). Prof. Fasli Djalal, sebagai tokoh pendidikan yang sangat peduli dengan pendidikan di Sumatera Barat memberikan motivasi kepada guru, orang tua, dan semua pihak agar tidak berpikir negatif dalam menyikapi hal ini. Ia juga meyakikan kepada para peserta serasehan bahwa AKM ini sangat besar manfaatnya untuk pengembangan pendidikan untuk masa yang akan datang.

Usai mendengarkan paparan dari para narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh Dr. Syukma Netti, M. Si. Terakhir, kegiatan ditutup dengan kesimpulan yang disampaikan oleh Dr. Hidayat, S.T., M.T., IPM. (*rr)