Alat Tangkap Tak Ramah Lingkungan Ancaman Ikan Bilih
Rabu, 23 Juli 2008
Padang, (ANTARA) - Alat tangkap kurang ramah lingkungan yang banyak digunakan nelayan di Danau Singkarak, Kabupaten Solok dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) menjadi salah satu penyebab terancamnya kelestarian ikan bilih (Mystacoleusus padangensis Blkr) di habitat tersebut.Padahal ikan bilih merupakan satu dari 87 spesies ikan langka endemik di Indonesia yang terancam punah, kata pakar perikanan dari Universitas Bung Hatta (UBH), Prof Dr Ir Hafrijal Syandri, MS di Padang, Selasa.
Syandri merupakan guru besar ilmu pengelolaan perikanan perairan umum dan teknologi reproduksi ikan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan UBH dan telah melakukan penelitian perkembangan ikan Bilih Danau Singkarak yang terancam punah sejak beberapa tahun lalu.
Menurut dia, alat tangkap kurang ramah lingkungan di Danau Singkarak itu adalah penggunaan jaring dengan mata jaring berukuran sangat kecil (satu inci ke bawah, red) dan alat tangkap bersifat destruktif yakni memakai aliran listrik dan tuba (racun).
Bahkan pada beberapa lokasi di Danau Singkarak terjadi penangkapan ikan bilih menggunakan bahan peledak (bom ikan, red) yang masih dilakukan sebagian masyarakat nelayan setempat, tambahnya.
Dari penelitiannya di Danau Singkarak, Syandri mengungkapkan alat tangkap ikan bilih yang dominan dipakai nelayan setempat adalah jaring insang dengan mata jaring 3/4 inci, dengan jumlah mencapai 544 unit